Di dekat Yogyakarta
International Airport, ada satu pantai yang cukup terkenal di kalangan
wisatawan lokal, yaitu pantai Glagah. Pantai Glagah terletak di sebelah timur
bandara internasional Yogyakarta, dan jaraknya cukup dekat. Sudah biasa pesawat
terbang rendah lewat di atas pantai ini, dan hal ini menjadi salah satu atraksi
tersendiri bagi para pengunjung.
Kami sekeluarga
datang kemari karena jaraknya memang cukup dekat dari bandara. Jadi, sekalian
jalan-jalan di sini setelah tiba di bandara. Oh ya, kami datang kemari dengan
menyewa mobil sekaligus sopirnya. Jadi jangan tanya jalurnya lewat mana saja
ya. Hanya saja, kemarin sopirnya pakai GoogleMaps dan cukup akurat juga. Kami
melewati gerbang masuk, dan bayar tiket per pengunjung Rp 6.000,-
Tempat parkir untuk
pantai ini lumayan luas juga. Dari tempat parkir kami berjalan menuju pantai.
Di sebelah timur pantai terdapat sungai yang cukup besar, yaitu Kali Serang. Jadi,
daerah ini sebenarnya adalah muara sungai. Di antara sungai dan area wisata,
terdapat tanggul yang membatasi sampai ke arah pantai. Di samping tanggul inilah,
berjajar warung-warung dan kios penjual makanan serta oleh-oleh. Tempat inilah
daerah wisata yang disebut sebagai pantai Glagah.
Foto-foto di tetrapod di dekat tembok pemecah ombak. |
Dari tempat parkir,
kami cukup berjalan menyusuri tanggul. Kami lalu mengikuti jalan dan tiba di
deretan kios-kios penjual camilan gorengan. Gorengan di sini bukan pisang
goreng atau tempe goreng (walau ada sih, juga yang jual), melainkan wader
goreng, udang goreng, undur-undur goreng, dan cumi goreng. Semuanya digoreng
tepung. Ada juga yang menjual ikan goreng biasa. Penjual hasil laut goreng
berjajar-jajar di sepanjang jalan. Yang sepertinya populer adalah undur-undur
goreng yang dijual dengan nama crispy undur-undur. Katanya, inilah makanan khas
penduduk di sepanjang pantai selatan Jawa. Waktu mencium bau ikan goreng dan
hasil laut lainnya, tergoda sekali saya untuk membeli. Tapi waktu melihat produknya,
dan menyadari betapa banyaknya minyak yang bersarang di “crispy”-nya itu, mundur
teraturlah saya.
Selain penjual
hasil laut, ada juga penjual pakaian, oleh-oleh lain, dan minuman. Ada juga
yang menyediakan kolam buatan kecil untuk anak-anak yang ingin berenang. Kenapa
perlu ada kolam buatan? Tentu saja karena pantai laut selatan ombaknya tinggi.
Pantai Glagah termasuk pantai yang terkenal berombak besar. Makanya berenang di
sini cukup berbahaya. Untuk anak-anak yang pengin main basah-basahan, ya kolam
buatan ini jadi obatnya.
Setelah melewati
deretan penjual, barulah kami tiba di pantainya. Di sebelah kiri kami adalah
tembok pemecah ombak yang menjorok ke laut. Tembok pemecah ombak inilah tempat foto-foto
yang sangat populer. Ombaknya cukup besar sehingga seringkali bagian ujungnya
basah terkena cipratan ombak. Banyak yang suka foto-foto di sini waktu ombaknya
cukup tinggi. Tapi kalau mau foto di sini, jangan lupa jaga jarak aman, ya. Obyek
foto lain yang juga disukai di sini adalah tetrapod yang berada di sekitar
tembok. Ternyata tetrapod itu besar banget! Saya baru tahu di sini.
Hal lain yang saya
lihat di sini juga, adalah orang-orang yang duduk di atas tetrapod dan
memancing. Ternyata, pantai Glagah juga merupakan tempat wisata memancing yang
populer. Ada yang bela-belain datang kemari untuk mencoba sensasi memancing di
atas tetrapod di sepanjang tembok pemecah ombak. Buat yang lebih suka zona
aman, bisa memilih memancing di tepi kali yang terletak di sebelah timur
pantai.
Pantai berpasir. |
Nah, kalau keluar
dari deretan kios penjual, di sebelah kanan akan terlihat pantai datar yang
luas dengan pasir berwarna abu-abu seperti pasir bangunan. Di sini ada deretan payung
pantai dengan tikar di bawahnya, tempat orang bisa duduk-duduk sambil menikmati
makanan dan minuman. Mungkin kalau sore hari, asyik juga duduk-duduk sambil
menikmati pemandangan pantai dengan ombak yang tinggi. Karena waktu kami datang
adalah siang hari, panas banget, nggak ada yang mau duduk-duduk di pantai.
Di pantai ini ada
persewaan ATV buat muter-muter di pantai yang lumayan panjang ini. Ada juga sih
yang berseliweran pakai motor, tapi pengendaranya saya lihat berseragam semua. J Tapi kalau mau jalan kaki juga boleh. Kalau menurut
GoogleMaps, sekali perjalanan dari ujung ke ujung bisa sekitar 15-20 menit.
Oh ya, di sampingnya
deretan penjual gorengan laut, ada laguna tempat orang bisa berperahu atau naik
sepeda air berbentuk bebek. Laguna ini airnya tenang. Dari gaya-gayanya,
sepertinya ini penampung air kalau banjir. Daerah sini emang gampang banjir. Pasang
laut bisa tinggi dan masuk sampai jauh. Tak heran di dekat tempat parkir juga
ada tumpukan tetrapod mini yang kayaknya juga berfungsi untuk mengalihkan
banjir dari perumahan penduduk.
Pantai Glagah
terletak di Kabupaten Kulon Progo, dan termasuk wilayah yang dikembangkan dalam
rangka pengembangan area pendukung Bandara Internasional Yogyakarta. Tak heran,
ada banyak sajian kuliner, spot foto, dan aktivitas seru yang bisa didapatkan
di sini. Sepertinya kedepannya akan ada banyak pengembangan wisata lain di sekitar
sini. Mungkin kalau saya ke pantai Glagah lagi tahun depan, bakalan ada banyak
perubahan di sini.
Kalau pantai di gunung kidul lumayan sering saya kunjungi dulu mbak, kebetulan dulu kuliah di jogja. Tetapi pantai di kulonprogo malah belum pernah.. Jadi kepengin ke jogja lagi..
BalasHapushehe
Sekarang jadi punya alasan untuk pergi ke Jogja lagi kan... Hahaha.
Hapus