Jalan-jalan lagi? |
Mau jalan-jalan
dengan cara terserah aku dan nggak perlu ribet nyocokin jadwal banyak orang, ya
jalan sendiri aja. Enaknya solo
travelling, mau pergi ke mana, mau berhenti lama di mana, ya terserah kita sendiri.
Aku pernah solo travelling, menginap di Osaka empat
hari tiga malam. Menurut rencana awal, hari pertama ke Nara, hari kedua ke
Kyoto, hari ketiga keliling Osaka, dan hari terakhir siap-siap buat berangkat
ke Tokyo karena keretanya jam 2 siang. Tapi, di hari kedua, ketika sedang
muter-muter di kuil Kiyomizudera, aku sempat mendengar seorang turis Indonesia
komplain, karena paket tur dia (yang menginap di Osaka) hanya memberikan satu
hari untuk keliling Kyoto, sementara hari lainnya ke Nara, keliling Osaka, lalu
lanjut Tokyo.
“Padahal kuil yang
bagus-bagus adanya di Kyoto ...” begitu aku dengar dia bilang. Nah, kalau kita
sudah pernah cari tahu di internet perihal kuil-kuil terkenal dan tempat wisata
di Jepang, omongan mbak-mbak itu sangat tepat!
Langsung saja saat
itu juga aku memutuskan untuk menambah waktu jalan-jalan aku di Kyoto menjadi
dua hari, dan malam itu juga aku browsing
semua jalur kereta dan bus di Kyoto untuk atur jadwal perjalanan besok. Jadwal
keliling Osaka langsung digeser ke hari terakhir dan hanya untuk lokasi paling
terkenal saja. Mumpung jalan-jalan sendiri, nggak ikutan tur, mau pergi ke mana
saja, ya terserah aku.
Kalau jalannya ramean,
nggak mungkin aku bisa ganti-ganti itinerary
seenak jidat begitu. Aku nggak bakalan punya waktu tambahan di Kyoto, dan melihat
kuil Kinkakuji (Golden Pavilion Temple) yang seluruh dindingnya disepuh emas
atau jalan keliling Nijo Castle yang dulunya adalah salah satu tempat tinggal
dari Tokugawa Ieyasu, seorang tokoh yang sangat berpengaruh di sejarah Jepang.
Kuil Kinkakuji di pagi hari. Bersyukur banget bisa ambil foto cantik seperti di kalender begini. |
Tentunya, karena
itinerary disusun buru-buru, ada saja kejadian di hari itu. Setelah keluar dari
area Kinkakuji, aku menunggu bus di halte karena mau pergi ke Ginkakuji yang
lokasinya agak jauh. Eh, ada bapak-bapak setempat yang tanya, mau pergi ke
mana. Aku jawab kalau aku mau pergi ke Ginkakuji. Tiba-tiba dia menunjuk sebuah
bus yang lewat di seberang jalan dan bilang, “Itu bisnya!” Langsung aku teriak,
“Arigatou gozaimasu!” sambil lari menyeberang jalan. Untung jalanan sedang sepi
pagi itu. Aku lari-lari ke halte di seberang jalan dan naik bus yang dimaksud.
Sore harinya, nih. Selesai
keliling Nijo Castle, aku mau balik ke Osaka. Artinya aku harus pergi ke JR
Kyoto Station. Berdasarkan hasil browsing, jaraknya nggak jauh. Tapi kalau
jalan kaki takutnya kelamaan. Aku pun menunggu bus di halte. Tapi ... di Jepang,
beda perusahaan pengelola, beda halte busnya. Di sepanjang jalan itu berjajar-jajar
halte milik perusahaan bus yang berbeda-beda dan aku sempat bingung halte mana
miliknya perusahaan bus yang mana. Waktu busnya datang, aku sedang ada di halte
yang salah! Terpaksa browsing ulang
cara pergi ke JR Kyoto Station, dan akhirnya aku ambil sembarang bus yang
menuju ke stasiun JR lain, baru deh dari situ naik kereta ke JR Kyoto Station.
Habis waktu satu setengah jam, padahal kalau jalan kaki 40 menit juga sampai!
Walau penuh suka
duka, kalau ada kesempatan lagi, pengin juga jalan-jalan solo travelling lagi. Tapi maunya ke negara lain. Kalau dapat
rejeki, bolehlah pergi ke Australia, tepatnya ke Sydney. Kayaknya seru banget
kalau bisa foto di depan Sydney Opera House yang iconic banget itu!
Kayaknya nggak
perlu lama-lama di Sydney. Empat hari tiga malam cukup kali ya. Hari pertama
kan baru datang dari Indonesia tuh. Pagi sampai bandara, proses imigrasi, terus
ke Sydney naik kereta. Masih siang kan, pasti belum boleh check in. Jadi, mampir
ke hotel buat taruh koper di resepsionis aja. Makan siang di dekat hotel, terus
lanjut foto-foto ke sekitaran Sydney Opera House (biar bisa langsung posting di
Instagram). Dari situ, jalan-jalan santai di Royal Botanic Garden. Itu kan
dekat banget. Pokoknya hari pertama perginya ke tempat gratisan aja. Habis itu,
balik hotel buat check in. Jalan-jalan di sekitar hotel buat makan malam, terus
istirahat. Hari pertama harus istirahat bener karena tiga hari selanjutnya akan
jalan kaki dan naik kendaraan umum ke mana-mana.
Jalan kaki dan naik
transportasi umum? Iya, Kak. Soalnya sewa mobil mahal. Apalagi taksi. Kan ini
jalan sendiri, nggak bisa sharing
biaya. Makanya pas sampai bandara mesti beli Opal Card dulu dan pakai paket
harian supaya nggak repot ke mana-mana. Dan tentunya, semua lokasi kunjungan
dalam sehari harus diatur supaya masih bisa dijangkau dengan jalan kaki atau
bus kota dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hari kedua bakalan
jalan kaki seharian. Pagi-pagi jalan menembus Hyde Park, terus jalan kaki ke
arah Sydney Harbour Bridge. Sambil jalan, bisa mampir ke Sidney Tower Eye atau
Museum of Sidney, dan makan siang di sekitaran The Rocks. Kalau waktunya cocok,
ikutan The Rocks walking tours. (Yang penting nggak mau ikutan ghost tour di
daerah sini!) Sore baru jalan kaki melintasi Sydney Harbour Bridge. Nah, sampai
di seberang, wajib foto-foto juga dengan latar belakang Sydney Opera House di
seberang sana. Balik ke arah hotel sambil cari makan malam.
Hari ketiga naik
kereta, terus nyambung bus ke Bondi Beach. Bondi Beach terkenal banget buat
turis, dan konon pantainya cantik. Jadi rasanya wajib nih, ke sini. Selain itu,
dari Bondi Beach bisa juga lanjut ke pantai-pantai lain yang nggak kalah
menarik di dekatnya.
Alamat boros deh,
di hari ini! Jalan kaki di sepanjang pantai, pasti bakalan pengin melipir ke
tempat jualan minuman di dekat pantai. Terus, bisa tergoda beli barang di
kios-kios seni di dekat situ. Eh, tapi mungkin bisa dapat oleh-oleh yang lucu
kali ya? Makan siang di sekitaran pantai, pastinya juga harganya lumayan. Tapi
kapan lagi kan ya? Sore balik ke kota Sidney, turun di Central Station. Jalan
kaki lewat Goods Line Walk ke Chinatown. Cari makan malam murah di situ aja.
Terus jalan ke Darling Harbour dan lihat-lihat suasana. Kalau sudah puas, balik
ke hotel.
Hari keempat, nggak
usah aneh-aneh. Cukup pagi-pagi muter-muter di sekitar hotel aja. Nyobain
minuman kaleng atau snack lucu di lapak terdekat. Terus siap-siap berangkat ke
bandara. Pesawatnya siang hari, jadi nggak boleh telat ke bandara. Yang penting
sampai bandara, lewat imigrasi, duduk manis dan tunggu pesawatnya.
Kenapa pengin ke
Sydney? Yang jelas, aku belum pernah ke Australia, jadi pengin dong ke sana.
Terus, penginnya foto-foto di depan Sydney Opera House, karena hampir semua iklan
wisata dan artikel tentang Australia pasti mencantumkan fotonya. (Sebetulnya fotonya
Uluru atau Ayers Rock juga sih, tapi karena lokasinya terpencil dan paket
turnya pasti mahal, aku skip saja.) Aku
juga penasaran dengan area The Rocks karena tempat ini adalah daerah bersejarah
bagi kota Sydney. Saat orang-orang Inggris pertama kali tiba di Australia,
mereka menetap di sini.
Ada alasan tambahan
untuk berkunjung ke Sydney. Di Sydney ada banyak pilihan hostel backpacker
murah. Pilihan makan yang harganya masih masuk akal juga ada. Bisalah, siang-malam
makan kebab atau burger. Oh ya, cari makanan halal di Sydney katanya juga nggak
susah lho. Untuk tambahan, buat transportasi traveling cara aku begini, Sydney
punya Opal Card yang membantu banget kalau kemana-mana pakai kendaraan umum.
Jalan-jalan sendiri
itu seru, tapi tentunya traveling cara aku bukan jalan-jalan seenaknya. Kalau
jalan ramean, kita bisa saling bantu kalau ada masalah. Tapi kalau sendirian,
semuanya harus diurus sendiri. Makanya semuanya harus dipersiapkan dari awal,
dan untung ada Traveloka!
Pakai Traveloka
App, aku bisa pesan tiket pesawat dan hotel di Sydney. Kalau pesawat, pasti
pilih yang penerbangan langsung, jadi harga ya sesuai kondisi. Tapi buat hotel,
berhubung sendirian, budget jadi
pikiran juga. Menginap di hostel backpacker yang modelnya satu kamar ramean dengan
orang lain (dormitory) juga nggak
masalah. Yang penting koper selalu dikunci dan semua barang berharga dibawa di
badan kemanapun termasuk ke kamar mandi. Di Traveloka, ada pilihan hotel
backpacker di sekitaran Sydney CBD, jadi boleh juga nih buat dicoba.
Selain itu, untuk kenyamanan
selama perjalanan, kita juga perlu mempersiapkan paket internet di handphone.
Ketinggalan bus? Harus buka GoogleMaps? Harus pesan tiket atraksi secara online
biar lebih murah? Daripada nebeng WiFi gratisan yang mungkin membuat handphone kita rentan hacker, aku lebih suka pakai paket
roaming atau bawa pocket Wifi kalau jalan-jalan ke luar negeri. Tentunya, aku
nggak perlu khawatir karena dua-duanya bisa didapatkan di Traveloka. Oh ya, aku
nggak pernah beli SIM lokal karena menurutku lebih ribet. Tapi ada yang sukanya
beli SIM Card lokal, dan Traveloka juga bisa menyediakannya.
Wah, jadi pengin cepet-cepet
jalan-jalan lagi nih. Nggak sabar buat traveling bareng Traveloka. Kamu nggak
pengin liburan seru suka-suka kamu juga? Yuk, rencanakan liburan di Traveloka
sekarang! Apalagi kalau solo travelling
dengan budget terbatas seperti aku,
semuanya harus disiapkan dari jauh-jauh hari.
Catatan tambahan,
nih. Kalau mau traveling murah sendirian seperti aku, wajib selalu sedia: botol
air minum, tissue kering dan tissue basah, dan kantong plastik buat menyimpan
sampah. Kan nggak pernah tahu kapan bisa ketemu tempat sampah. Selain itu,
selalu sedia cookies di tas (bisa
beli di dekat hotel) buat jaga-jaga kalau udah lapar tapi belum ketemu tempat
makan yang harganya terjangkau.
Oh ya, ada satu hal
penting. Sebelum berangkat harus cari tahu kualitas air kran di tempat tujuan,
supaya bisa menentukan apakah perlu beli air botolan atau bisa minum air dari
kran langsung. Kalau di Osaka, air kran bisa langsung diminum. Jadi aku suka isi
botol air minum dari kran wastafel, dan nggak pernah ada masalah perut. Katanya
di Sydney air kran juga aman (dan air botolan harganya mahal banget), jadi
minum air kran kayaknya jadi pilihan yang tepat.
Mau liburan
kayaknya ribet banget? Eh, di hidup ini nggak ada yang gampang. Dan kalau mau
gampang, harganya nggak murah. Tapi tenang, ada banyak pilihan di hidup ini dan
kamu bisa pilih apapun yang kamu mau – dengan konsekuensinya masing-masing. Jadi
nggak usah khawatir. Ikutin suara hati dan jalani hidup dengan caramu
#LifeYourWay. Dan untuk menjamin hasil yang terbaik, perencanaan juga penting.
Makanya ada Traveloka buat bantu kamu merencanakan liburan yang paling berkesan.
Yuk, kita jalan!
0 Komentar:
Posting Komentar