Candi Mendut terlihat dari luar pagar. |
Candi Mendut
terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Letaknya sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Candi ini merupakan dari
kompleks cagar budaya Borobudur, yang terdiri dari tiga candi, yaitu Candi
Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur.
Sama seperti Candi
Borobudur, saat ini Candi Mendut juga tidak dapat dinaiki karena sedang dalam
masa perawatan. Jadi pengunjung hanya bisa menikmati candi ini dengan cara
mengitari candi dan mengagumi ukiran-ukiran yang ada di tembok luar candi. Akan
tetapi, karena area halamannya cukup luas dan ada pohon yang memberikan
keteduhan, selain itu juga karena pengunjungnya sedikit, berjalan-jalan dan
istirahat di sekitaran candi ini lebih menyenangkan hati dibandingkan di Candi
Borobudur yang ramai banget dan cenderung berisik.
Untuk masuk ke
areal candi, pengunjung cukup membayar Rp 10.000,- per kepala. Tapi sebetulnya,
kalau cuma mau lihat candinya dari luar pagar juga bisa sih, bahkan candi ini terlihat
juga dari jalan. Tapi kalau bukan kita pengunjung, siapa lagi yang turut
menjadi donatur yang membayar biaya perawatan candi (termasuk para petugas yang
menjaga dan membersihkan areal tamannya)? Jadi tidak ada salahnya juga untuk
masuk ke dalam areal candi. Toh, dengan demikian kita bisa melihat lebih dekat
relief di tembol luar candi.
Kaki candi dengan relief yang juga cantik. |
Salah satu relief yang dapat dilihat dari dekat. |
Karena tidak bisa
melihat bagian dalam candi, maka waktu datang kemari, saya hanya berjalan
mengitari candinya saja. Di bagian kakinya juga ada relief-relief yang indah
yang bisa dinikmati dari dekat. Konon panel-panel tersebut menggambarkan cerita
atau ajaran tertentu. Tapi saya tidak tahu ceritanya apa. Jadi saya cuma menebak-nebak
saja masing-masing panel menggambarkan apa.
Dulu banget, saya
pernah berkunjung ke Candi Mendut dan masuk ke ruangan bagian dalam serta
melihat patung Buddha berukuran sangat besar di dalamnya. Seingat saya ketika
saya datang di tahun itu, di dalam ruangan ini masih ada sesajen dari penduduk
setempat. Tidak tahu apakah sekarang masih ada yang memberikan sesajen
mengingat pengunjung sudah tidak boleh masuk ke dalam candi lagi.
Di tembok bagian
atas candi terdapat panel raksasa yang menampilkan ukiran indah, yang mungkin
menggambarkan sang Buddha dalam suatu kisah rakyat tertentu. Karena panel ini
besar, keindahannya justru lebih bisa dinikmati ketika berjalan agak menjauh
dari candi. Kalau kita di atasnya, mungkin sulit melihat gambaran utuhnya.
Duduk-duduk di taman candi Mendut. |
Di bawah pohon,
saya melihat beberapa keluarga duduk-duduk di atas rumput sementara anak-anak
mereka berlarian kesana-kemari. Memang, karena tempat ini lebih sepi,
suasananya lebih menyenangkan. Ada kursi di pinggiran taman, dimana saya
duduk-duduk sambil melihat ke arah candi dengan santai. Waktu serasa berhenti
di sini.
Di bagian belakang
taman, terdapat tumpukan batu-batu bekas reruntuhan candi yang ditumpuk-tumpuk
begitu saja. Mungkin karena terlalu berantakan, tidak ketahuan lagi susunannya
bagaimana. Beberapa batu di sini terlihat sudah lapuk dimakan jaman. Tapi tetap
saja melihat sisa-sisa reruntuhan ini, kita bisa membayangkan betapa
terampilnya para pengerajin batu di jaman dahulu itu.
Di dekat candi,
terdapat sebuat wihara. Walaupun wihara sebenarnya adalah area privat, tapi
tempat ini terbuka untuk umum. Katanya ada program meditasi untuk umum di sini di
pagi hari, tapi saya tidak tahu jadwalnya. Yang jelas, jalan-jalan di sini
sudah cukup menenangkan jiwa, nggak perlu pakai meditasi segala.
Salah satu sudut di taman Wihara Mendut. |
Di taman wihara
ini, kemanapun kita memandang, kita bisa melihat patung Buddha. Bahkan di
beberapa bangunan, pintunya dibuka sehingga kita bisa melihat patung-patung
Buddha yang disiram cahaya warna-warna tertentu. Di sini tidak ada tempat duduk
karena memang bukan taman tempat duduk-duduk, tapi kita bisa jalan-jalan dan
melihati berbagai patung yang indah. Di sini ada patung Buddha berbaring yang
corak pahatannya seperti corak Thailand. Terus ada juga beberapa patung lain
yang idnah, seperti manusia bersayap dan berkaki burung, atau manusia bersayap
seperti malaikat. Cocok banget jalan kaki di sini pagi-pagi.
Candi Mendut memang
kecil, tapi bukan berarti bisa diabaikan oleh wisatawan. Bahkan, menurut saya,
dibandingkan mengunjungi Candi Borobudur yang ramai dan berisik, berkunjung ke
Candi Mendut lebih membuat hati tenang dan terasa liburan beneran. Apalagi
kalau sekalian mampir ke wihara Mendut, lumayan bisa melihat tanaman hijau yang
terawat dan menyegarkan.
Kalau suatu saat
jalan-jalan ke area Magelang dan berencana ke Candi Borobudur, jangan lupa
mampir ke Candi Mendut. Walau kecil, candi ini juga dapat memberikan pengalaman
tambahan yang menyenangkan di liburan kita.
Reruntuhan di area taman Candi Mendut. |
0 Komentar:
Posting Komentar