5 September 2020

Update 2 Maret 2021 : Mesin untuk transaksi yang baru sudah bisa dipakai untuk kartu Jakcard.

Di bulan Mei saya menulis artikel tentang top up kartu JakLingko di mesin otomatis di halte BRT Transjakarta. Nah, karena sekarang sudah ada mesin yang baru, yaitu mesin kartu uang elektronik, jadi saya mau coba top up kartu JakLingko saya di mesin yang baru.

Saya memang sudah punya kartu JakLingko BNI, beli di mesin otomatis yang lama di awal tahun 2020 ini. Kebetulan jumlah saldonya juga berkurang, jadi tak ada ruginya untuk top up sekalian mencoba mesin baru ini. Kartu JakLingko saya lumayan berguna, lho. Karena sejatinya kartu ini adalah TapCash, jadi bisa dipakai untuk bayar tol juga. Kartu JakLingko bisa dipakai untuk bayar tol (terutama di Jakarta) dan pembayaran lain yang umum menggunakan kartu pembayaran elektronik.

Bagaimana cara top up kartu JakLingko di mesin kartu uang elektronik? Ini dia caranya:

Mengaktifkan layanan

Sentuh layar mesin. Layar mesin akan memunculkan pilihan layanan. Sentuh panel “Topup Saldo”.

jaklingko

Meletakkan kartu pada alat pembaca kartu

Letakkan kartu prabayar di alat pembaca kartu. Pastikan bahwa kartu Anda adalah JakLingko dari BNI, BRI, atau Bank Mandiri. (Update per 2 Maret 2021: mesin yang baru sudah bisa dipakai untuk Jakcard, jadi sudah bisa untuk JakLingko Bank DKI.) Mesin ini tidak membaca kartu lain. Kebetulan, kartu yang saya pakai adalah kartu JakLingko BNI. Setelah kartu diletakkan dengan benar, klik tombol “Lanjut” di bagian kanan bawah layar.


Memilih jumlah pembayaran

Memilih jumlah pembayaran untuk top up. Di layar akan terlihat empat pilihan jumlah pembayaran, yaitu Rp 10.000,-. Rp 20.000,-. Rp 50.000,- dan Rp 100.000,-. Tekan gambar yang sesuai dengan jumlah yang akan Anda bayarkan. Waktu saya top up, saya memilih pembayaran sebesar dua puluh ribu rupiah. Nah, pembayaran sebesar Rp 20.000,- ini terdiri dari bayar biaya administrasi sebesar Rp 1.500,- dan topup saldo sebesar Rp 18.500,-. Jadi, uang yang kita bayarkan tidak semuanya untuk untuk saldo kartu, ya.

Memilih metode pembayaran

Untuk selanjutnya, akan muncul pilihan metode pembayaran. Ada dua pilihan cara bayar, yaitu dengan tunai atau dengan metode QRIS (via handphone). Kebetulan, saya memilih untuk membayar dengan tunai. Setelah memilih, tekan tombol “Lanjut” di bagian kanan bawah layar.


Memasukkan uang ke dalam mesin (untuk pembayaran tunai)

Layar akan menunjukkan data transaksi yang akan dilakukan. Masukkan uang ke dalam slot uang kertas di bagian bawah mesin, sebelah kanan. Mesin ini hanya menerima uang kertas Rp 10.000,-. Rp 20.000,-. Rp 50.000,- dan Rp 100.000,-. Mesin ini tidak bisa menerima uang yang lusuh, tertekuk, terlipat, atau sobek. Mesin ini juga tidak bisa memberikan kembalian. Jadi sebaiknya masukkan uang sesuai dengan jumlah yang dipilih.

Menunggu proses pembayaran

Layar akan meminta agar Anda tidak memindahkan kartu sebelum transaksi selesai. Jadi, di langkah ini kita hanya dapat bersabar menunggu proses selesai. Setelah transaksi berhasil, akan ada tulisan “Transaksi berhasil” di layar.

Mengambil kartu dan struk pembayaran

Setelah transaksi berhasil, kita bisa mengambil kembali kartu kita dan juga mengambil struk bukti transaksi. Struk keluar di slot yang ada di bagian bawah mesin, di tengah. Setelah itu, kita bisa meninggalkan mesin.


topup jaklingko

Gampang, kan, top kartu JakLingko. Oh ya, selain di mesin kartu uang elektronik, kartu JakLingko juga bisa ditop up di mesin ATM bank yang mengeluarkannya. Tentunya artinya kita harus punya kartu ATMnya dulu ya. Kalau nggak punya, ya di mesin saja top upnya.

Tambahan, selain kartu JakLingko, mesin ini juga bisa dipakai untuk topup kartu BNI TapCash, Mandiri eMoney, dan BRIzzi biasa juga lho. Semua juga bisa ditopup di sini. Jadi nggak perlu lari-lari nyari mesin ATM, ya.

Selain itu, kita juga bisa beli pulsa di mesin kartu uang elektronik, lho. Minggu depan saya akan ceritakan pengalaman saya top up pulsa di mesin ini.

15 Komentar:

  1. Di Palembang, beberapa tahun yang lalu kami punya TransMusi menggunakan kartu seperti itu. Mungkin dirasa bkm cocok, jd sekaeang kembali lagi ke metode yg simpel. Tinggal bayar duit nya ke kernet ny hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena yang punya kartunya sedikit ya. Jadi kembali ke metode bayar tunai. Kalau di sini, memang dipaksa. Beberapa tahun yang lalu saya sering lihat orang berantem/memohon-mohon dengan petugas karena mau masuk halte busway tapi nggak punya kartunya. Sekarang sih udah nggak ada lagi.

      Hapus
  2. tetapi tak setiap kartu terdapat fasilitas seperti itu kah disini berbeda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan, mesin topup ini cuma ada di halte Transjakarta saja.

      Hapus
  3. Wah aku baru tau, katro bnaget kayaknya aku hihi

    BalasHapus
  4. Mba, mau PSBB total di JKT ya, gak bisa update soal busway lagi nih.
    Maaf OOT ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha ... lagi muter otak buat nyari bahan isian blog nih. Habis nggak bisa jalan-jalan.

      Hapus
  5. Wah praktis sekalii. Bisa pake uang kertas lagi kayak lagi mau beli minum di Tempat rekreasi hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membantu yang tiba-tiba kehabisan saldo kartu pas mau naik bus Transjakarta.

      Hapus
    2. kalo tunainya g sama seperti tunai yg tertera di mesin top up apakah masih valid untuk bayar? karena sekarang kan banyak uang kayak 10ribu gambarnya atau warnanya berbeda.

      Hapus
  6. kalau ada mesin aotomatik...semua urusan akan jadi mudah

    BalasHapus
  7. Kak berarti ini bisa pake kartu E-money mandiri kan ya?? gak harus yg dari jaklingko kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa, Kak. Saya pernah coba pakai e-money Mandiri dan bisa juga topup juga.

      Hapus