Keluar rumah di masa pandemi untuk jalan-jalan? Pikir-pikir dulu ...
Di masa pandemi gini masih mau jalan-jalan? Saran saya: jangan dulu! Bukan apa-apa, covid-19
bukan penyakit yang bisa disepelekan, terutama karena kita yang nampak
sehat-sehat saja bisa jadi ternyata OTG alias orang tanpa gejala yang turut
membantu penyebaran virus.
Tapi, setelah
sekian bulan #dirumahaja, bosan nggak sih di rumah terus? Untungnya sih, saya
termasuk orang yang secara berkala masih masuk kantor karena bekerja di
perusahaan yang bergerak di bidang tertentu yang masih boleh beroperasi di masa
PSBB. Jadinya saya nggak pernah bener-bener tinggal di rumah lebih dari
seminggu. Jadinya nggak bosan di rumah saja lah, ya.
Tapi kalau emang
selama ini sudah di rumah terus dan sudah bosen di rumah, gimana? Sudah bosen
nonton film online? Sudah nonton ngepoin aktivitas artis di Instagram dan
Twiter? Sudah bosen baca buku di rumah? Sudah nyobain memelihara tanaman di
rumah? Wah ... kalau memang sudah benar-benar bosan di rumah, ada beberapa hal
yang dapat jadi alasan untuk jalan-jalan alias pergi ke luar rumah.
Belanja
Belanja adalah
salah satu pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan di masa PSBB (sebelum memasuki
PSBB Transisi) pun tempat perbelanjaan tetap buka. Nah, belanja bisa menjadi
salah satu cara untuk mengusir kebosanan di rumah. Tapi ada syaratnya untuk
bisa berbelanja dengan nyaman dan tanpa mengurangi kewaspadaan terhadap pandemi
yang masih berlangsung ini.
Yang jelas, kita
wajib memakai masker, cuci tangan sebelum memasuki tempat perbelanjaan, dan
jaga jarak dengan pengunjung lain. Itu sudah jelas, lah ya. Ada hal-hal lain
yang mungkin perlu dipertimbangkan:
Waktu belanja
Belanja pagi-pagi
waktu tempat perbelanjaan buka lebih menyenangkan karena lebih sepi. Selain
pramuniaga bisa memberikan perhatian lebih jika kita membutuhkan bantuannya,
kita juga lebih bisa jaga jarak karena jumlah pengunjungnya masih sedikit.
Kalau kita mau belanja baju, memang biasanya baru buka jam 10 pagi ya. Tapi
kalau rencananya belanja di pasar, ya bangunnya harus pagi banget karena kalau siang
sedikit kita akan bersaing dengan ibu-ibu
yang memang rutin berbelanja di pagi hari.
Menggunakan alat pembayaran non tunai
Sudah dengar kan
kalau uang tunai itu bisa membantu penyebaran kuman? Maknya mendingan membayar
dengan cara non tunai saja. Kartu kredit atau kartu debit bisa dipakai, tapi
kita masih harus menyentuh tombol EDC (electronic data capture) waktu
memasukkan nomer PIN. Kalau punya kartu kredit contactless, lebih baik lagi.
Pilihan lain adalah melakukan pembayaran dengan metode scan kode QR (quick
response) dari handphone. Yang ini lebih aman karena kita tidak perlu menyentuh
apapun dari penjual karena kita cukup menscan kode QR. Gimana kalau belanja di
pasar? Yah, karena penjual di pasar pastinya dibayar pakai tunai, ya harus
jangan rajin-rajin cuci tangan. Jangan pegang-pegang masker sebelum
membersihkan tangan.
Membeli makanan di rumah makan atau food chain populer
Kangen makan ayam
KFC atau burger di MCDonald’s? Setelah rumah makannya buka, ya sudah pasti kita
bisa ke sana. Lagi pula, daripada di rumah terus, boleh dong kita datang ke
rumah makan favorit dan merasakan suasana baru. Tentunya, kita tetap harus
mengikuti protokol kesehatan.
Take away
Paling aman sih
kita beli makanan untuk dibawa pulang. Sampai di rumah, makanan bisa dihangatkan
lagi sebelum dimakan. Sedangkan kotak pembungkusnya ya dibuang. Jadi kita tidak
perlu terlalu lama berada di rumah makan tersebut. Tapi kalau hal ini tidak
memungkinkan, misalnya karena jarak rumah makan ke rumah, atau karena kita
makan di luar di saat jam makan siang kantor?
Bawa alat makan sendiri
Buat yang sudah
biasa bawa alat makan sendiri (terutama sedotan) hal ini mungkin bukan masalah
besar. Buat yang belum terbiasa, mungkin terasa merepotkan. Membawa alat makan
sendiri lebih aman karena yang pegang-pegang pasti hanya kita. Dan tentunya
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sendok dan sedotan plastik.
Olah Raga
Olah raga yang
dilakukan tentunya olah raga yang membuat kita masih bisa menjalankan protokol
kesehatan.
Lokasi yang tidak terlalu ramai
Makanya,
dibandingkan ramai-ramai ke pusat keramaian seperti Gelora Senayan atau taman
kota, mendingan lari-lari di sekitar kompleks rumah saja. Selain lebih sepi,
paling ketemu tetangga, kita juga masih bisa merasakan suasana baru seperti pepohonan
ataupun udara segar di luar rumah.
Mungkin ada juga
yang lebih ingin mendaki gunung atau trekking. Tapi sebenarnya kalau kita
mendaki gunung atau trekking, kemungkinan terlena dan tidak menjalankan
protokol kesehatan lebih besar, lho. (Kebayang nggak sih, mendaki gunung
bareng-bareng tapi jauh-jauhan. Nggak seru. Sedangkan kalau trekking sendirian,
dimana kadang tempatnya suka nggak ada sinyal, kok saya merasa serem ya.)
Pemakaian masker
Waktu lari, banyak
orang yang tidak mengenakan masker. Bener sekali, masker bisa membuat kita
lebih susah bernafas, apalagi ketika ketika berolah raga dan membutuhkan banyak
oksigen. Tentunya karena kita tidak memakai masker, ada hal-hal lain yang perlu
dilakukan, misalnya jaga jarak dengan orang lain dan sebisa mungkin tidak
bergerombol.
Pada
intinya sih, kita semua berharap agar pandemi ini cepat reda. Tapi itu
membutuhkan kerja sama banyak orang, termasuk kita dalam menjalankan protokol
pencegahan penyakit ini. Ada yang punya pendapat lain mengenai jalan-jalan keluar
rumah di masa pandemi?
serba salah, gak belanja gak ada yang ngasih, belanja takut juga soalnya kalau kena covid itu di jauhin dan tetangga2 juga kena dampaknya dari dagangan gak laku karena ketahuan tetangga nya si A, bahkan mau beli makanan suruh di depan toko di situ saja pak biar nanti saya anter makananya karena udah terkenal bahwa si pembeli adalah tetangga si A, kasihan orang lain kan yang sakit siap yang terkena dampak lingkungan sekitarnya. berdoa saja semoga lekas pulih
BalasHapusIya ... sekarang orang yang kena covid-19 kesannya nista banget. Padahal yang menuduh juga nggak pernah tes rapid, belum tentu mereka bukan OTG. Semoga wabah ini segera mereda dan obatnya ditemukan.
HapusBener sih Mba, kalau ga perlu2 banget mending kita jangan keluar2 ya.. Aki juga masih ngantor walau ga full seperti biasa, jd ga bosen juga. Anak2 paling yg bosen. Bahkan ngajak sekedar belanja atau drive thru aja aku jg blm berani ngajak mereka 😅
BalasHapusIya ... mana anak-anak kan memang dari sananya aktif dan nggak bisa diam. Apa boleh buat, harus banyak membuat kegiatan rumah untuk anak. (Dari ibu bekerja dan ibu di rumah, sekarang merangkap guru SD juga. Ahaha ...)
Hapuselakkan berada di luar terlalu lama semasa wabak covid-19 ..
BalasHapusbetter prevent dari cure
Tepat sekali. Memang kalau nggak perlu ya nggak usah keluar rumah. Makanya jalan-jalan di sini bukan ke tempat wisata atau pergi ke mall, melainkan yang memang perlu.
HapusKalau aku pribadi sih jalan-jalan di masa pandemi ya .. hora masalaaah 😚.
BalasHapusYang terpenting di manapum tetap mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan.
Juga sprayer cairan diisfektan dalam botol kecil selalu kujadikan buat bekal.
Daerahnya Oom Himawan masih zona hijau ya? Belum zona merah, kan? Ya nggak masalah, lah. Kalau yang tinggal di tempat padat penduduk seperti saya sih, sebenarnya agak serem kalau mau jalan-jalan.
HapusAku tiap pagi jogging gak pake masker, sesek pakai masker. Untungnya jalanan desa sepi, jadi masih bebas menghirup udara pagi di sawah eheh
BalasHapusKalau nggak ketemu orang lain sih, nggak masalah ya.
Hapusaku belanja masih sih mba diah, buat makan sehari hari, tapi kuakalin pake sistem belanja per dwimingguan, jadi sengaja stok sayur dan lauk yang banyak buat 2 minggu, e tapi kalau sayur seminggu an deng, kalau lauk baru lah lebih awet
BalasHapussoalnya sayur kalau kelamaan juga cepat kuning, jadi tetep aja belanja yang masih fresh hehe
Padahal tadinya mau tanya gimana caranya nyimpan sayur 2 minggu. Hahaha... Kalau sekarang, saya belanja dua kali seminggu, biar sayur dan buah selalu segar.
HapusRepot juga ya di Jakarta karena kasus korona masih banyak jadi harus jaga jarak dan sering cuci tangan plus wajib pakai masker. Apalagi kalo belanja di pasar tradisional tuh, selain harus bayar pakai uang tunai juga senggolan sama pembeli lain terutama ibu ibu.😊
BalasHapusBetul sekali, semoga pandemi ini cepat selesai ya mbak.
Waduh, kalau di pasar tradisional, lebih susah jaga jaraknya. Mendingan tunggu pedagang keliling di kompleks aja. Agak khawatir juga kalau di tempat yang ramai.
HapusKalo utk olahraga, aku skr ini rutin workout di rumah aja mba.pake bantuan YouTube. Ga berani kalo hrs olahraga di luar :( .
BalasHapusSementara utk jalan2, aku memang blm yakin sih. Apalagi kalo pake kendaraan umum. Pertengahan Agustus ini aku hrs ke solo dan Jogja. Tp udh sepakat naik mobil pribadi. Jd ga ada gabung2 Ama org lain. Dan sampai di sana pun ga akan lepas dari faceshield dan masker. Biasanya aku seneng wiskul, kali ini liat situasinya dulu. Kalo rame ga deh. Mnding cari yg sepi, ato sebisa mungkin take away.
Bener, Mbak. Nggak usah semobil ama orang lain dulu. Kita kan gak tahu orang lain gimana. Yang penting sampai tujuan, kerjaan beres.
HapusMasih parno berlama2 keluar rumah. Apalagi harus ke Jakarta nih. Naik pesawatnya khawatir, pas di sana juga khawatir
BalasHapusBener, Pak. Mana sekarang semakin tinggi aja angkanya.
HapusSampai saat ini saya belum ada destinasi buat jalan-jalan keluar rumah. Masih pandemi dan kurang efektif aja sih mba.
BalasHapuswaktu awal pandemi terasa membosankan mbak, rutinitas hampir tiap harinya hanya kantor-rumah-kantor. kemudian ketika beberapa tempat belanja udah dibuka, cuci mata juga akhirnya hehehe. tapi tetep pake masker, bawa hand sanitizer, hindari kerumunan
BalasHapus