18 April 2020

Sebagai orang yang hobinya travelling, wabah COVID-19 benar-benar mengubah gaya hidup saya. Karena sekarang trendnya #dirumahaja, makanya saya nggak bisa pergi ke mana-mana. Gimana bisa travel blogger nggak travelling? Ya bisa aja. Jalan-jalan dari kamar tidur ke kamar mandi, terus balik lagi ke kamar tidur, terus ke dapur, terus ke kamar tidur lagi ... itu sudah jalan-jalan juga kan. Ahahaha ...
Barang-barang yang menghiasi rumah.
Skenario wabah yang mendunia sudah ada sejak lama. Dari film seperti Contagion (2011) dan Outbreak (1995) dan online game seperti Plague Inc., orang-orang sudah membayangkan adanya kemungkinan berkembangnya wabah yang sifatnya mendunia. Siapa sangka, ternyata sekarang kejadian ada pandemi global beneran.
Sebagai orang yang aslinya kerja kantoran, biasa pulang malam (emang ada kerjaan di kantor, ya, bukan kelayapan), libur cuma di hari Sabtu dan Minggu, jatah cuti terbatas, dan suka jalan-jalan, wabah COVID-19, dan aturan Pemerintah yang muncul, antara lain implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), memaksa saya untuk mengubah pola hidup saya. Nah, daripada membahas perubahan gaya hidup orang lain, mendingan saya cerita perubahan apa saja yang sekarang terjadi pada diri saya.

Semakin rajin bersih-bersih dan cuci-cuci

Ini yang paling jelas. Kalau saya hitung-hitung, di rumah saja bisa cuci tangan tiap jam. Kalau pas giliran piket kantor, bisa bolak-balik ke toilet untuk cuci tangan. Setiap pulang ke rumah, dari kantor ataupun dari belanja, pasti mandi dan cuci rambut. Baju langsung direndam dan dicuci. Semua keran dan pengangan pintu di kamar mandi akan ikutan disabun juga.
Selesai mandi, langsung ambil kain pel. Lantai rumah dipel. Tas yang tadi dibawa? Disemprot pakai desinfektan atau alkohol 70%. Kalau ada belanjaan, semuanya akan kena giliran dicuci atau dilap dengan kain bersabun. Komputer dan handphone juga ikutan dilap dengan kain bersabun. Makanya sekarang laptop kantor, yang dibawa pulang kalau pas work from home (WFH), jadi bersih dan bebas debu.
Karena ritual sepulang ke rumah banyak banget, terus terang saya lebih suka waktu dapat giliran WFH dibandingkan waktu harus masuk kantor. Bisa satu jam sendiri buat bersih-bersih setibanya di rumah. Oh ya, belum lagi harus mencuci masker kain yang habis dipakai setiap pulang dari luar rumah.
Karena di rumah terus (kecuali pas harus ke kantor) dan keluarga masak sendiri, sekarang semakin sering cuci piring juga. Dulunya kan makan pagi-siang-malam di sekitaran kantor, jadi piring cukup ditinggal di atas meja untuk dibersihkan penjaga warung atau restoran.

Semakin menjaga asupan gizi

Dulunya saya paling males makan jeruk. Repot untuk mengupasnya karena butuh kuku yang cukup panjang (kan harus merobek kulitnya yang tebal itu). Sekarang, karena vitamin C cukup jarang di pasaran dan mahal, saya jadi sering makan jeruk. Beli jeruk di supermarket, terus dimakan di rumah. Lama-kelamaan jadi terbiasa mengupas jeruk dan memakannya. Enak juga. Kalau tidak ada jeruk, ya saya akan membeli buah-buah lain yang vitamin C-nya cukup tinggi. Yang jelas, setiap hari ada buah.
Selain jeruk, saya juga semakin rajin minum susu, baik susu sapi maupun susu kedelai. Gantian, lah, antara susu nabati dan susu hewani. Biar asupan gizinya beragam. Apakah mengkonsumsi suplemen? Wah, saya memilih minum madu saja. Kayaknya, vitamin dosis tinggi dan suplemen makanan lebih dibutuhkan untuk orang-orang yang sakit dan petugas kesehatan.
Soal makanan? Yah, kami sekeluarga masak sendiri. Nasi dan satu macam lauk yang terdiri dari campuran sayur dan daging atau telur sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan protein dan mineral sehari-hari. Yang jelas, setiap hari lauknya selalu terbuat dari sayur segar, walaupun itu adalah terong atau wortel (bukan daun hijau). Padahal dulunya, makan malam pas pulang kantor di KFC. Hahaha! Beda banget, ya.

Semakin sering berjemur

Kebetulan, jendela kamar menghadap ke timur. Jadi leyeh-leyeh pagi-pagi di tempat tidur juga bisa sambil berjemur. Gara-gara sekarang lebih sering work from home, pagi-pagi nggak usah lari-lari mengejar bus Transjakarta. Bangun pagi, mandi, cuci baju, terus menjemur baju. Nah ... menjemur baju kan bisa sekalian berjemur juga.
Dari dulu saya termasuk orang yang senang kena sinar matahari. Jam makan siang di kantor, saya lebih suka pergi ke warung di luar kompleks perkantoran untuk makan. Padahal teman-teman yang perempuan lebih suka nitip beli makanan lewat OB kantor, karena nggak mau make up-nya meleleh kena sinar matahari. Kena sinar matahari sebentar membuat tubuh lebih hangat dan lebih bersemangat. (Tapi kalau kelamaan jadi kepanasan dan nggak nyaman.)

Lebih jarang gerak

Nah, ini yang bahaya. Biasanya, berangkat kantor saya jalan kaki 5 menit ke halte busway terdekat dari rumah. Dari halte dekat kantor jalan kaki 10 menit ke kantor. Pulangnya, ambil jalur yang agak jauh, jalan kaki 30 menit ke halte busway yang lain. Tambah 5 menit jalan kaki pas pulang ke rumah. Ditambah jalan kaki ke warung pas makan siang, perkiraan saya jalan kaki santai sebanyak 1 jam di ruang terbuka. Sekarang, nggak bisa pergi ke mana-mana, mau nggak mau badan lebih jarang bergerak. Hmm ... harus mulai mencari olah raga yang nggak memerlukan tempat luas.

Begitulah perubahan hidup yang sekarang saya alami karena pandemi saat ini. Ada yang mau cerita, perubahan gaya hidup apa saja yang terjadi selama masa wabah COVID-19?

21 Komentar:

  1. Selama WFH aku jadi lebih sering masak. Soalnya mau jajan juga khawatir sih. Tapi kalau malas banget ya beli aja deh yg deket2 aja ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya sih, sekeluarga jadi rajin masak karena nggak mau sering² keluar rumah. Pesen delivery juga nggak berani, jadi mendingan masak deh.

      Hapus
  2. Hahahaa ..
    Betul tuuh, kak jalan-jalan mondar mandir ngubek rumah nglemesin kaki buat nggantiin travelling 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha... sama-sama olah raga. Cuma pemandangannya itu-itu aja.

      Hapus
    2. Iya juga, sih 😄

      Tapi mo gimana lagi ..., gegara virus menjengkelkan itu kita-kita jadi ngga bebas bergerak 😣

      Hapus
  3. kalau saya, yang paling pasti adalah jam tidur yang menjadi berantakan sekali ahaha..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... antara kebanyakan tidur atau malah jadi lebih rajin bergadang?

      Hapus
  4. Kok terjadi di saya semua mba... khususnya bagian akhir, jadi jarang gerak.

    Sore biasanya jogging dan seminggu sekali badminton jadi gak bisa dilakukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... saya kalau di rumah memilih untuk tiduran aja. Hahaha.

      Hapus
  5. Ahahaha... Travel blogger tapi travelingnya di dalam rumah ya Mbak. 😁

    Ambil sisi positifnya aja Mbak, biar perubahan yang baik aja yang diambil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas, jadi lebih menjaga kebersihan. Ya, sisi positif lah ya.

      Hapus
  6. Baru tau saya ada orang yg malas makan jeruk Gegara kulit nya tebal.

    wkwkwk

    Btw moga Si covid cepat selesai di Indonesia biar bisa normal lagi kek dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin...
      Btw, kan kulitnya emang tebel. Kalau kukunya pendek, suka susah mengupasnya.

      Hapus
  7. Iya nih biasa kegiatan yang sering dilakukan diluar, sekarang jadi dirumah aja.. Nyuci sendiri, masak sendiri, sendiri sendiri, udah sendiri tambah sendiri. Kapan selesainya yahhh, bisa lupa cara berdiskusi sama orang kalo kelamaan sendiri dirumah :(

    BalasHapus
  8. Banyak yang berubah ya sejak ada virus Corona, tapi apa boleh buat memang harus begitu.

    Aku juga sekarang rajin cuci tangan, minimal sehari 5x, sebelumnya cuma 2x, kalo berjemur juga kadang pagi hari dan rajin cuci masker, siapa tahu maskernya ada virus.��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idem, saya juga selalu cuci masker habis dipakai.

      Hapus
  9. baru baca ini, dan jalan kaki sampai 30 menit lumayan jauh juga loh mba.. kebal dari sakit deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sudah biasa, 30 menit terasa dekat lho. Lagipula, jalan kaki 30 menit juga cukup membantu kesehatan jantung.

      Hapus
  10. openingnya relatable sekali, mbak. haha. ngomong2 film Contagion jadi film yang akhir2 ini jadi trensetter ya. Belum nonton.

    gaya hidup baru yang saya rasakan akhir-akhir ini selama dirumahsaja salah satunya adl banyak membaca dan mengoleksi buku2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, baca buku memang pengisi waktu luang yang bermanfaat.

      Hapus