Update 5 Agustus 2020 : Saat ini sudah ada mesin penjual otomatis yang baru yang bisa mengisi kartu JakLingko BNI, Mandiri, dan BRI. Mesinnya warnanya biru dan sudah dipasang di beberapa halte BRT.
Update 30 Agustus 2020 : Penjelasan tentang mesin yang baru ada di sini.
Sebetulnya bahan untuk artikel ini
sudah ada sejak bulan Februari. Tapi kok kayaknya nggak cocok ya, menulis
tentang kartu JakLingko sementara orang sudah khawatir kalau mau jalan-jalan ke
luar rumah. Jadinya, sempat tertunda deh tulisan ini. Tapi daripada sia-sia,
saya mau cerita pengalaman saya membeli kartu JakLingko di vending machine alias mesin penjual otomatis.
Beli kartu JakLingko di mesin penjual otomatis. |
Apa bedanya dengan kartu berbayar
lainnya seperti Flazz, Jakcard, atau TapCash? Kartu JakLingko bisa dipakai di
angkot mikroTrans sementara kartu-kartu yang lain tidak bisa. Kalau rumahya
tidak dilewati angkot mikroTrans, ya nggak perlu-perlu amat beli kartu ini.
Nah, kartu JakLingko sekarang sudah
bisa dibeli di mesin otomatis, jadi sekarang pembelian kartu bayar ini sudah
bisa dilakukan kapan saja tanpa mengikuti jadwal piketnya petugas. Karena
penasaran, saya jadinya mencoba untuk membeli kartu di mesin otomatis. Nah, ini
caranya membeli kartu JakLingko di mesin penjual otomatis
Menemukan mesin penjual otomatis
kartu JakLingko
Biasanya mesin ini ada di halte
busway yang besar. Saya sendiri membeli kartu JakLingko di halte busway Dukuh
Atas 1. Ini belinya malam-malam, habis pulang kantor. Jadi jangan heran kalau
fotonya gelap. Karena mesin otomatis bekerja 24 jam tanpa perlu dibayar lembur,
mesin ini bisa digunakan kapan saja. (Di waktu normal, sebelum pandemi, halte
busway Dukuh Atas 1 memang beroperasi 24 jam.)
Mesin otomatis ini menggunakan touchscreen
atau layar sentuh seperti mesin-mesin otomatis lain yang ada di stasiun kereta
api, stasiun MRT, ataupun stasiun LRT. Jadi, semua proses cukup dilakukan
dengan satu jari saja. Gampang, kan.
Sentuh tombol “Beli Kartu”
Karena tujuannya kali ini adalah
membeli kartu, maka yang pertama saya lakukan adalah menyentuh tombol “Beli
Kartu”.
Pilih jenis kartu yang dimaui
Karena mesin otomatis ini miliknya
BNI, maka pilihannya hanya JakLingko yang merupakan penjelmaan dari TapCash
BNI. Kebetulan nggak ada pilihan lain, jadi ya harus tekan tombol kartu
JakLingko dengan harga Rp 30.000,- dengan isi saldo Rp 10.000,-.
Muncul perintah pembayaran tunai
Iya, hanya bisa dibayar pakai uang
tunai. Kalau melihat di petunjuk di bawah layar, kita bisa memilih mau membayar pakai
kartu debit atau tunai. Tapi, saat saya benar-benar menjalankan mesin ini,
tidak muncul pilihan. Pembeli langsung diarahkan untuk membayar secara tunai.
Padahal sekarang beli minuman di
vending machine di mall pakai pulsa handphone aja sudah bisa, ya. Saya menunggu
jaman dimana vending machine bisa dibayar pakai kartu debit atau kartu kredit. Tapi sampai sekarang kayaknya cuma mesin penjual tiket kereta bandara yang bisa begitu. (Yang di stasiun BNI City dan di Bandara Soetta ya, yang saya tahu.) Atau ada yang tahu mesin lain yang bisa pakai kartu debit dan kredit di Indonesia?
Memasukkan uang tunai pada penerima
uang
Bill acceptor adalah lubang tempat
kita memasukkan uang. Letaknya di kanan bagian bawah. Lubang penerima uang
menerima lembaran Rp 10.000,-, Rp 20.000,-, Rp 50.000,-, dan Rp 100.000,-.
Karena saya membeli kartu yang harganya Rp 30.000,- maka saya memasukkan tiga
lembar uang sepuluh ribuan. Oh ya, memasukkan uangnya harus satu-satu, ya.
Nggak bisa sekaligus seperti kalau menabung lewat mesin ATM. Oh ya, siapkan
uang pas ya. Mesin ini tidak bisa memberikan kembalian seperti vending machine di Jepang.
Yang harus diperhatikan adalah,
lembar uang tidak boleh lecek, terlipat, atau kusut. Sebaiknya lembar uang yang
dimasukkan adalah lembaran uang yang relatif baru. Berhubung saya sudah sering
ditolak oleh Commuter Vending Machine (C-VIM) alias mesin top up kartu multi
trip (KMT) Commuter Line karena uangnya lecek, saya sudah tidak berani
coba-coba memasukkan uang lecek ke dalam mesin otomatis ini. (Eh, tapi C-VIM masih
lumayan bersahabat dengan uang yang pernah tertekuk atau sudah terlihat lama.
Yang parah adalah vending machine minuman di mall atau bandara. Yang satu ini
biasanya benar-benar hanya mau menerima uang baru!)
Menunggu proses
Setelah seluruh lembaran uang diterima
mesin, ya kita tinggal menunggu mesin memproses kartu kita dan mengirimkan
datanya ke server kantor pusat bank terkait.
Ambil kartu
Setelah prosesnya selesai, maka
kartu akan keluar di lubang tempat pengambilan kartu. Tinggal ambil saja
kartunya.
Ambil struk bukti transaksi
Paling terakhir, struk bukti
transaksi akan keluar. Jangan lupa diambil, ya. Biar nggak nyampah di situ.
Nah, sudah dapat deh, kartu
JakLingko. Bisa langsung digunakan. Buat yang merasa bakalan perlu naik angkot
mikroTrans atau jalur angkot OK Trip, mendingan punya kartu JakLingko. Bukan
apa-apa, angkot ini tidak menerima pembayaran tunai dan hanya bisa dibayar
pakai kartu JakLingko. Tapi kalau nggak bakalan pakai angkot di Jakarta, kartu
ini bisa jadi alternatif untuk alat pembayaran bus Transjakarta. Praktis, kan,
membeli kartu JakLingko.
Oh, sampai sekarang ternyata fungsi mesin masih belum maksimal juga ya ...,nah tuh nyatanya gagal transaksi dicobain pakai credit card.
BalasHapusDulu aku juga sempat gagal transaksi pakai mesin bayar ini, kak.
Tepatnya pas awal mulai penggunaan mesin tiket di stasiun.
Namanya unik JakLingko.
Singkatan Jakarta Lingkar Kota kayaknya 😁
Ah itu pasti awal-awal ada mesin otomatis ya. Seingat saya dulu sering error, makanya di stasiun kereta dulunya sering ada petugas yang didedikasikan untuk menjaga mesin. Kalau sekarang sih, pengguna Commuter Line sudah langsung mengoperasikannya dengan gampang.
HapusSyukurlah kalo sekarang penggunaan operasional layar monitor tiketnya udah gampil.
HapusMalu-maluin juga kalo sampai hari gini masih sering error juga 😄🤭
Wuahahaha ... sudah seharusnya. Kan jaman semakin maju.
Hapusangkot mikrotrans? wah saya baru tahu lho.. udah 4 tahun lebih ninggalin jakarta, dan selama di jkt pun jarang pake angkutan umum,, alhasil kudet wkwk..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Angkotnya juga nggak banyak kok. Biasanya yang ke arah pinggiran Jakarta.
Hapuswah mba dee... di pandemi gini masih keliling jakarta juga ya hehe
BalasHapusKerja, Pak ... Tapi nggak tiap hari kok.
Hapuswah bener sih mba, kita ga bisa menutup mata untuk ga kerja gini. ga kerja ga bisa dapet utk makan hehe
HapusCara belinya cukup mudah, tapi jadi bingung, banyak banget kartunya.
BalasHapusCoba ada satu kartu buat semuanya gitu, kan asyik.
Sayangnya, kalau cuma ada satu kartu untuk semua, ntar kena undang-undang anti monopoli. Mau nggak mau, memang kita harus terima adanya variasi dalam hidup ini. (Eh?)
HapusBeli kartu Rp.30000 bayar cash Rp.50000 dri mesin otomatis.kembalian Rp.20000 melewati via whassap'Di tunggu kembaliannya nggk ada notifikasi dri whassap...
BalasHapusZonkkk.....
terus sekarang uangnya apakah sudah kembali yg 20.000 nya ?
BalasHapussama dg saya kasus nya beli kartu 30000 paky uang tunai 50000 kembalian katanya kirim via whassap tp tidak ada sampai sekarang
BalasHapusbayar pakai uang pas karena tidak ada kembalian, gitu aja kok susah
BalasHapusYa kalo orang awam blom tau. Apa boleh buat.. Apalagi pelayan halte nya judes.. Tidak melayani dngan ramah . pengalaman sya
HapusKlo transaksi gagal gimana min? Sdh coba wa ke nomor yg diinfo tp ga ada tanggapan? Petugas jg ga cooperative, ga profesional alasan ramai pdhl ga bgitu ramai petugas yg satu lg makan di jam kerja..., 👎👎👎
BalasHapusSejauh ini, kalau ada gagal transaksi, belum pernah ada yang bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan. Soalnya kita nggak tahu siapa penanggung jawab mesin penjual otomatis ini. Petugas di lapangan kan pegawai Transjakarta, sementara mesin kan punyanya Jaklingko (beda perusahaan). Nggak tahu juga sih.
Hapus