“Dari Sabang sampai Merauke,
berjajar pulau-pulau ...”
Dari kecil saya selalu mendambakan
untuk bisa berkeliling Indonesia. Betapa menyenangkannya bisa menjelajahi negara
yang memiliki pemandangan indah dan koleksi flora fauna yang beragam ini. Dan
tentunya, akan menyenangkan sekali jika saya bisa mengunjungi salah satu “ujung”
negara ini, yaitu, Merauke.
Kebetulan saya memiliki seorang keluarga
jauh yang pernah tinggal di Merauke, sehingga saya sering mendengar kisah-kisah
keindahan alam Papua di Merauke. Bahkan di salah satu ceritanya, dia pernah
berkata bahwa di Merauke tidak ada batu! Sayangnya hingga kini saya belum
pernah menjejakkan kaki di Papua dan membuktikan kebenaran cerita itu. Bukan
apa-apa, saya masih harus banyak menabung untuk bisa menyaksikan langsung bumi
Papua yang banyak diceritakan itu.
Kalau saya mendapatkan kesempatan
untuk mengunjungi tanah Papua, maka Merauke akan menjadi destinasi pertama
saya. Mungkin ada yang penasaran, mau berwisata ke mana di Merauke?
Taman Nasional Wasur. Foto diambil dari Wikipedia (Standel / CC BY). |
Umumnya, orang datang ke Merauke
untuk menikmati keindahan alam di Taman Nasional Wasur. Taman nasional ini dapat
dicapai dari kota Merauke dengan mobil dan menempuh waktu sekitar satu jam.
Letaknya memang masih ke arah perbatasan Indonesia dengan negara Papua Nugini.
Taman nasional ini terkenal karena
di sini terdapat rumah rayap yang membentuk gundukan tanah dengan tinggi hingga
dua meter lebih. Buat yang belum tahu, jenis-jenis rayap yang menjadi pengganggu
rumah tangga karena menggerogoti kayu itu aslinya memang tinggal di tanah atau
dekat tanah. Di Taman Nasional Wasur, pengunjung bisa melihat gundukan tanah
yang merupakan rumah rayap dari genus Macrotermes.
Selain rumah rayap, orang juga bisa
mengamati rusa dan kangguru yang merupakan hewan asli daerah setempat. Kalau
beruntung, wisatawan bisa menyaksikan rusa liar, beberapa jenis burung cendrawasih
dan burung kasuari. Untuk yang suka memancing, di sini terdapat danau yang
disebut dengan Rawa Biru yang dikenal sebagai tempat memancing ikan arwana.
Kondisi alam yang masih alami dan
dan flora faunanya yang khas di Taman Nasional Wasur tak urung membantu membuktikan konsep Papua destinasi wisata hijau. Hingga saat ini, tanah Papua memang masih
memiliki banyak hutan dan daerah hijau yang dapat dieksplorasi oleh wisatawan.
Papua tidak hanya kaya akan flora
dan fauna namun juga kaya akan budaya. Di Taman Nasional Wasur sendiri terdapat
masyarakat adat yang merupakan pemilik hak ulayat hutan adat. Ada empat suku asli
yang tinggal di sini, dan masing-masing memiliki budaya yang unik, termasuk
bahasa yang khas.
Sebenarnya tidak hanya Merauke,
seluruh daerah Papua kaya akan keragaman hayati dan keragaman budaya. Papua memang
merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang paling
banyak. Selain hutan yang rimbun dan flora fauna khas, Papua juga memiliki
suku-suku yang bahasanya berbeda-beda. Mungkin hal ini disebabkan oleh
terpisahnya masing-masing suku akibat kontur tanah dan juga kerapatan vegetasi
di hutan yang menyulitkan percampuran budaya sebelum eksplorasi benar-besaran
di abad ke-20.
Adanya eksplorasi sumber daya alam
di Papua kemudian membuka batas-batas antar suku ini. Pendatang menetap dan
wisatawan berkunjung. Tentunya modernisasi juga mengubah wajah pulau ini, misalnya
pembangunan jalan dan perkembangan pertanian. Pertambangan juga mengubah pola
kehidupan masyarakat Papua.
Perkembangan jaman menjadi hal yang
pelik di Papua. Bagaimana caranya mempertahankan budaya dan kearifan lokal
namun juga memajukan peradaban, termasuk di bidang ekonomi, pendidikan, dan
kesehatan? Hal ini menjadi salah satu perhatian dari Yayasan EcoNusa.
Yayasan EcoNusa adalah organisasi
nirlaba yang bertujuan untuk mengangkat pengelolaan sumber daya alam yang
berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia dengan memberi penguatan terhadap
inisiatif lokal. Yayasan ini membantu masyarakat, termasuk di Papua, dalam
melindungi sekaligus mengelola lingkungan. Program-programnya antara lain
adalah capacity building bagi
masyarakat dan pengembangan ekowisata untuk membantu perekonomian setempat. Di
Merauke sendiri, mereka memiliki program-program antara lain School of Ecoinvolvement, Climate Village Initiatives, dan Social Forestry Initiatives. Seluruh
program ini pada dasarnya adalah membantu melindungi lingkungan sekaligus
membantu kehidupan warga setempat.
Kembali ke wisata di Merauke, kalau
saya mengunjungi kota itu, saya pasti akan mencoba terlibat dalam usaha
pelestarian lingkungan hidup di Merauke, termasuk di Taman Nasional Wasur. Dengan
cara apa? Yang jelas bukan dengan cara bekerja di program-program organisasi
nirlaba yang membantu masyarakat setempat. (Ah, saya memang maunya jadi travel blogger saja.) Kita bisa membantu
perlindungan alam di Merauke dengan menjadi turis yang bertanggung jawab.
Contohnya, tidak membantu perdagangan hewan dan tanaman langka yang dilindungi,
mengurus ijin dan dokumen jika akan melakukan wisata berburu, tidak merusak
alam, tidak membuang sampah sembarangan, membeli produk masyarakat setempat,
dan menghargai budaya setempat.
Wisata di Indonesia, tidak hanya membuat
kita semakin mengenali negara sendiri namun juga meningkatkan perekonomian
penduduk di berbagai pelosok Indonesia. Selain kita bisa lebih mengenali alam
dan budaya negara kita sendiri, kita juga bisa menjalin silaturahmi dengan
sesama warga Indonesia. Dengan demikian, jarak antara warga Indonesia akan
semakin dekat, dan kita semakin merasa sebagai satu kesatuan Indonesia. Keren, kan.
#BeradatJagaHutan #PapuaBerdaya
#PapuaDestinasiHijau #EcoNusaXBPN #BlogCompetitionSeries
Sayang juga ya mbak Dyah belum pernah ke Papua padahal ada keluarga disana.
BalasHapusAku juga belum pernah kesana sih, bahkan keluar pulau Jawa juga belum pernah mbak, sama, kendalanya apalagi kalo masalah duit.��
Bagus juga ya pemandangan alam di Papua, tapi disana masih ada gerakan yang ingin Papua pisah dari Indonesia ya
Makanya saya ingin ke Papua. Tapi memang nggak murah sih, biaya transportasinya.
HapusAku baca sepotong lirik lagu sambil nyanyi dr sabang sampai merauke. Wkwkk
BalasHapusPapua, ah ya. Q juga pengen ke sana mbak. Semoga keinginan mbak segera terwujud juga yaa. Dan semoga menang lombanya. Aamiin
Amin ... Terima kasih!
HapusSemoga terkabul mb Dyah harapan berkeliling Indonesia.
BalasHapusUt sekarang ditahan dulu, situasi lagi tidak aman untuk kesehatan
Iya ... memang sekarang serem kalau mau pergi ke mana-mana. Apalagi kalau naik pesawat. Kita nggak tahu siapa saja yang ada di dalam pesawat.
HapusSama mbak, saya juga punya impian ngunjungin Sabang dan Merauke, semoga saat kondisi aman, kita bisa ke sana. Aamiin..
BalasHapusAmin ...
HapusPengen banget bisa ke Wasur someday
BalasHapusIya ... pengin lihat sarang rayapnya.
HapusMerauke udah jadi bucket list saya sejak dulu.. keunikan hewan2nya bikin ngiler buat saya yg pecinta dunia satwa ini.. kmrin ke papua tapi di bagian atas pulaunya aja, blm ke merauke :(
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Saya malah belum ke Papua. Penasaran, nih. Tapi mungkin tahun depan baru merancang jalan-jalannya ya ...
Hapus