Petra adalah salah satu warisan
dunia menurut UNESCO, yang dipercaya merupakan peninggalan bangsa Nabatea sejak
sebelum masehi. Petra terletak di kerajaan Yordania. Negara Yordania adalah salah
satu negara yang berada di semenanjung Arab. Kebetulan saya sempat ikut tour ke
negara ini dan mengunjungi warisan budayanya yang terkenal sedunia, yaitu
Petra.
Bangunan paling terkenal di Petra, Al-Khazneh. |
Perjalanan dari hotel di tepi Laut
Mati menuju Petra melewati padang pasir dan bukit-bukit yang tandus. Hanya
kadang-kadang kami melewati tanah pertanian dan perkotaan yang relatif sepi.
Hiburan kami sepanjang lima setengah jam perjalanan adalah sebuah toko
oleh-oleh yang menjual teh lokal dan istirahat di rumah makan yang terletak di
kaki perbukitan yang dekat dengan Petra.
Toko oleh-oleh yang kami lewati,
Midway Castle, menjual berbagai kerajinan Yordania, termasuk berbagai produk mozaik
batu, lampu stained glass
warna-warni, karpet, dan berbagai produk standar oleh-oleh seperti dompet kain,
kaos, hiasan magnet, dan gantungan kunci. Yang istimewa dari seluruh
barang-barang yang dipajang di situ adalah hasil mozaik batu. Bukit-bukit batu
di Yordania berwarna warni, dari kemerahan hingga kuning, sehingga bisa dipotong-potong
dan dijadikan mozaik yang cantik. Hal lain yang menyenangkan adalah toko
tersebut menyediakan kafe yang menjual teh lokal.
Rumah makan yang kami datangi, Petra
Magic Restaurant, cukup dekat dengan sebuah sumber mata air yang dipercaya
merupakan tempat Nabi Musa memukulkan tongkatnya untuk mengeluarkan air bagi
pengikutnya yang kehausan waktu itu. Benar tidaknya, saya tidak bisa menilai. Tapi
yang jelas, mata air di tengah perbukitan tandus memang suatu berkat bagi
orang-orang yang berada di dekat situ. Penduduk setempat memanfaatkan air dari
sumber itu untuk kegiatan sehari-hari.
Dalam perjalanan menuju Petra. |
Foto sebuah kota, diambil dari balkon rumah makan. |
Petra yang dikenal orang saat ini adalah
sisa-sisa kota bangsa Nabatea yang dipahat di perbukitan batu karang di daerah
Jabal Al-Madbah di daerah selatan negara Yordania. Bangsa Nabatea adalah bangsa
Arab yang bermigrasi ke daerah Yordania dan Siria di sekitar abad ke-6 hingga
abad ke-4 sebelum masehi. Mereka mendirikan jaringan dagang yang solid dan
disertai dengan pertanian intensif di sekitar oasis yang mereka kuasai. Ibu
kota kerajaan Nabatea adalah Raqmu, yang saat ini lebih dikenal oleh kita
sebagai Petra.
Petra dikagumi turis karena di sini
terdapat bangunan-bangunan yang dipahat pada bukit-bukit karang. Tidak seperti
bangunan modern yang dibangun dari batu-batu atau semen yang ditumpuk, bangsa
Nabatean membangun kuil dan bangunan penting di Petra dengan cara melubangi dan
mengukir bukit karang. Tinggal di gua-gua di perbukitan karang, merenovasi gua
dan menjadikannya lebih layak untuk tinggal, serta mengukir bukit untuk
dijadikan tempat tinggal atau tempat ibadah adalah hal yang umum dilakukan oleh
orang-orang jaman dahulu di daerah utara jazirah Arab dan sekitarnya. (Hal yang
sama saya lihat juga di kota-kota kuno di sekitar Yerusalem, Kanaan, dan
Qumran).
Petra adalah reruntuhan ibu kota. Jadi,
Petra bukan hanya satu bangunan saja, ya. Kompleks reruntuhan ini luasnya 264
kilometer persegi, meliputi perbukitan batu karang yang dihiasi dengan
sisa-sisa bangunan secara sporadis. Untuk bisa mengunjungi seluruh bangunan
yang ada, katanya dibutuhkan sekitar tiga hari. Petra adalah dataran tinggi di
atas perbukitan, jadi jalan di sini bisa mendaki. Di musim hujan, banyak jalan
setapak yang menjadi licin bagi penjelajah.
Jalan kaki menuju Al-Khazneh, Petra. |
Bangunan lain yang dilewati di pinggir jalan. |
Pengelola tempat wisata memberikan
informasi mengenai trayek pejalan kaki yang dapat dilalui oleh umum di papan
pengumuman. Ada 8 trayek atau trail yang dapat dilalui, namun hanya satu trail
yang dapat dilewati tanpa guide resmi, yaitu trail utama yang melewati Al-Khazneh
atau Treasury. Trail perjalanan yang lain lebih sulit dan medannya mendaki,
selain itu area yang jauh relatif sepi, sehingga orang-orang yang tidak
berpengalaman bisa tersesat.
Berhubung tour kami pesertanya
bervariasi, maka kami hanya berjalan kaki sampai ke Al-Khazneh saja. Al-Khazheh
adalah bangunan yang paling populer dari seluruh Petra. Kalau kita melihat
iklan pariwisata Yordania atau melihat artikel mengenai Petra, maka gambar yang
pasti ditampilkan adalah gambar Al-Khazneh ini.Dalam bahasa Inggris tempat ini disebut
sebagai Treasury, karena dulunya orang menganggap perampok menyembunyikan harta
di dalam sini. Akan tetapi, para arkeolog menganggap bahwa bangunan ini
sebenarnya adalah mausoleum atau kuburan. Ukiran yang ada di tembok menunjukkan
gambaran dunia setelah kematian menurut kepercayaan Nabatea.
Turis biasa hanya bisa berfoto-foto
di depan Al-Khazneh karena tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam sini. Hal
ini mungkin diatur untuk mencegah vandalisme dan kerusakan bagian dalam
bangunan. Di sekitar Al-Khazneh terdapat beberapa bangunan yang juga terukir
pada dinding bukit, namun sudah rusak.
Sebetulnya, trail utama ini bisa
membawa kita ke sisa-sisa pusat kota Petra. Namun, karena ketika kami datang
sudah cukup sore, kami hanya boleh berjalan sampai ke Al-Khazneh saja untuk
foto-foto dan kemudian kembali ke bus. Selain itu, ada peserta yang sudah cukup
berumur dan mudah capek. Dari parkiran bus ke Al-Khazneh, disediakan golf cart
dan kuda tunggang bagi mereka yang tidak dapat berjalan kaki. Namun dari
Al-Khazneh ke pusat kota Petra pengunjung harus jalan kaki. Umumnya, rombongan
wisata ke Petra hanya berhenti sampai di Al-Khazneh saja.
Pemandangan saat berjalan kaki di trail utama di Petra. |
Lembah yang diapit tebing tinggi di Petra. |
Jalan kaki dari tempat parkir ke
Al-Khazneh menghabiskan waktu satu jam. Jadi, bolak-balik sekitar 2 jam. Itu jalan
santai namun hampir-hampir tanpa istirahat ya. Kalau pakai acara duduk-duduk di
pinggir jalan atau mampir ke gua-gua dan naik tangga ke atas tebing yang
dilewati, ya bisa setengah jam lebih sekali jalan. Menurut papan petunjuk,
kalau mau berjalan kaki sampai ke pusat kota Petra (tempat Great Temple
berada), sekali perjalanan dengan jalan kaki menghabiskan waktu sekitar 2 jam.
Bolak balik ke tempat parkiran bus jadi 4 jam. Dengan catatan, itu mungkin
dengan kecepatan jalan orang lokal ya.
Sepanjang jalan kaki dari tempat
parkir ke Al-Khazneh, saya dapat melihat banyak bangunan yang terukir di
dinding bukit dan sudah rusak. Sangat mungkin bangunan-bangunan tersebut
dulunya dipakai dan dihormati oleh orang, namun sekarang sudah rusak karena
erosi angin dan air saat banjir. Jalan yang kami lalui juga melewati lembah
yang cantik, karena kiri-kanannya adalah tebing batu karang yang berwarna merah
muda atau kekuningan. Kadang-kadang kami melihat ukiran yang sudah tidak jelas
lagi bentuk aslinya, mungkin sudah aus atau dirusak oleh penyerang di jaman
dahulu kala.
Untuk yang mau berkunjung ke Petra,
jangan lupa pakai sunblock dan topi, ya. Matahari bersinar terang di sini. Jaket
juga perlu, karena berangin. Berhubung saya hanya punya waktu terbatas waktu di
sini, saya tidak banyak menjelajahi bangunan-bangunan dan mempelajari
detil-detil ukiran yang ada. Tapi paling tidak, saya bersukur saya pernah
melihat salah satu peninggalan budaya yang besar di jaman dahulu, dari bangsa
Nabatea.
Keren banget mbak bisa liat Petra secara langsung. 👍
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung.
Hapusmonggo mas rudi sbg backpacker sejarah hehe. semoga bisa segera juga
HapusWow, itu bagaimana caranya orang jaman dahulu sebelum Masehi melubangi batu karang untuk dijadikan tempat tinggal ya, ngga terbayang sulitnya. Makanya bisa bertahan selama dua ribu tahun lebih.
BalasHapusLihat foto pertama, itu sepertinya ada kincir angin pembangkit listrik ya?
Iya... Yordania tidak punya tambang minyak atau batu bara, jadi pembangkit listrik tenaga angin adalah salah satu alternatif yang mereka gunakan.
HapusOh, padahal Yordania itu di timur tengah ya, kirain semua negara timur tengah ada minyaknya.😊
HapusWakakak... enggak, Kak.
Hapuseksotis yah mba, apalagi bukit2 batunya. Cmn saya kayaknya gak kuat tuh kesana. Gak kuat udara panas
BalasHapusWah, Bang Day bisanya tempat-tempat yang bersalju, ya. Saya malahan nggak kuat dingin. Makanya lebih suka tempat-tempat yang hangat.
Hapussangat artistik mba, keren banget itu..
BalasHapusIya, nggak kebayang gimana mereka dulu mengukir batu karang dengan alat sederhana.
Hapusmba dee.. ditunggu apdet nya ya hehe
BalasHapusSip!
HapusHi mbak, keren banget ya petra, btw selain petra apa lagi mbak wisata di yordania? Oya mbak, ada tips traveling nggak di tengah wabah seperti saat ini? Thx
BalasHapusAhaha ... ini jalan-jalan di akhir tahun lalu. Jadi ini adalah kisah sebelum Covid-19 merebak. Kalau sekarang, kayaknya udah susah ke sana deh.
HapusLagi cari-cari tentang Petra malah ketemu ini deh. Kalau di pendidikan Petra itu salah satu sekola swasta terbaik loh.
BalasHapusThanks inspirasinya, jadi menambah wawasan.
Salam.
Adi Fun Learning.
Esaiedukasi.com
Terima kasih sudah berkunjung!
Hapus