Sebetulnya saya ke warung ini dua
tahun yang lalu. Waktu bongkar-bongkar file di komputer, ketemu foto-foto saya
dan teman-teman sedang minum jamu di sana. Saya jadi ingin menulis pengalaman
mengunjungi Warung Jamu Bukti Mentjos ini.
Saya suka minum jamu, tapi tidak
rutin meminumnya. Yah, kadang-kadang saja. Tapi waktu dengar kabar tentang
warung jamu ini, saya dan teman-teman saya sepakat untuk mencoba minum jamu di
sini.
Warung Jamu Bukti Mentjos terletak
di daerah Salemba, dengan alamat di Jl. Salemba Tengah no. 48, Jakarta Pusat.
Letaknya tepat di sebuah pertigaan, yang mana di tengah jalannya terdapat taman
kecil yang disebut dengan Taman Mentjos. Di Taman Mentjos ini terdapat beberapa
penjual makanan kaki lima. Katanya di daerah sini dulu ada pasar yang ramai
sekali, yaitu Pasar Mentjos. Tapi sekarang sih sudah tidak ada lagi.
Nongkrong sambil minum jamu. |
Di antara semua barang yang dipajang
di sini, yang paling menarik perhatian saya adalah etalase produk dan bahan
ramuan. Bahan-bahan ramuan dan produk jadi ditata di dalam stoples dan kotak
yang disusun secara rapi. Kalau kita minum di meja bar, kita akan menikmati
jamu sambil melihat mbak-mbak staf di situ bekerja melayani pembeli.
Daftar menunya ada di dalam brosur
yang ditata di atas meja. Membaca daftar menunya saja menarik, lho. Di situ
dituliskan berbagai macam jenis jamu plus gunanya. Jadi, orang datang memesan
jamu bisa dengan permintaan bahan tertentu atau tujuan penggunaan tertentu. Bisa
saja kita datang dan minta jamu kunyit asam, atau minta jamu untuk mengurangi
rasa pegal akibat menstruasi. Selain menyediakan jamu seduhan (yang bisa
diminum), di sini juga dijual ramuan tradisional untuk dipakai di badan,
misalnya bedak dingin.
Etalase jamu Bukti Mentjos. |
Kalau lihat di brosurnya sih, memang
ada banyak banget jenis jamunya. Kami semua terheran-heran membaca brosurnya.
Nama jamunya cukup menggelitik, apalagi jenis khasiat yang ditawarkan. Ada jamu
Batuk Pilek, untuk mengobati batuk pilek; ada jamu Batuk Angin, untuk mengobati
masuk angin dengan batuk; ada juga jamu Seninjong, untuk memperbaiki jalannya
darah dan membantu wanita yang ingin segera punya anak; dan macam-macam lainnya.
Ada juga paket jamu, misalnya paket jamu untuk wanita yang baru saja
melahirkan, paket jamu calon pengantin, dan lain-lain.
Waktu itu, kami cuma mau mencoba
minum jamu yang biasa saja. Staf yang ada lalu menawarkan jamu yang umum untuk
menjaga kesehatan, seperti beras kencur, kunyit asam, dan temulawak. Ketiga
jamu yang umum dijual oleh mbok jamu gedongan ini memang rasanya sudah kami
kenal. Tentunya penawaran jamu populer ini tidak kami tolak. Kebetulan kami
semua sedang tidak ada keluhan kesehatan, jadi jamu populer menjadi pilihan
yang dirasa tepat.
Selain jamu-jamuan, warung ini juga
menyediakan berbagai jenis hidangan bubur dan minuman lainnya. Ada bubur kacang
hijau, bubur ketan hitam, biji salak, wedang ronde, sekoteng, STMJ, dan
lain-lain. Tak urung kami pun mencoba bubur kacang hijau dan biji salak. Yah,
bolehlah untuk mengganjal perut sebelum jalan kaki ke tempat lain.
Mbok jamu mejeng dulu. |
- Yang mau naik Commuter Line, bisa turun di Stasiun Kramat dan jalan kaki sekitar 5 menit ke arah Jl Salemba Raya.
- Yang naik bus Transjakarta, turun di halte busway Salemba UI (depan Fakultas Kedokteran UI) dan jalan kaki sekitar 10 menit ke arah Jl. Salemba Tengah. Kalau males jalan kaki, bisa ambil angkot warna biru APB JP 04 Salemba – Rawasari di depan Alfamidi. Bisa turun tidak jauh dari Warung Jamu Bukti Mentjos.
Ada yang mau minum jamu?
warung jamunya bagus abnget , apa kalau minum di sana jamunya jd gak pahit ya, heeee
BalasHapusWakakakak! Jamu sih rasanya di mana saja sama. Tapi seru juga lho, nongkrong sambil minum jamu.
HapusBenar tujuan minum jamu untuk kesehatan. Tapi yang paling populer adalah jamu tolak angin..
BalasHapusWaduh, ini kalimat yang susah disanggah. Benar banget!
HapusTuh kan lu sampai tau rute tranjak, lu pantes mbak nglamar jadi sopir tranjakarta, hahaha
BalasHapusWkwkwkwk ... wani piro?
HapusSaya sejujurnya kurang doyan jamu, tapi pengen juga sesekali nongkrong minum jamu di tempat ginian, kali aja selera saya dalam jamu-jamuan jadi meningkat hahaha.
BalasHapusSoalnya dulu pernah minum jamu, pahit, jadinya semacam trauma :D
Masalahnya, nggak ada jamu yang manis, Mbak. Pasti ada, paling tidak, sedikit rasa pahit atau masam.
Hapusga kuat minum jamu, pahit. tapi kalau untuk awet muda mungkin mau kali ya kwkwkw
BalasHapusKalau mau awet muda, banyak senyum, Kak.
HapusWahh jadi kepengen minum jamu. Rasanya udah lama banget kami gak minum jamu untuk kesehatan.
BalasHapusSalam kenal dari kami Travel Blogger Indonesia Ibadah Mimpi
Iya, udah sehat, rasanya juga enak. Untuk saya ya. Salam kenal juga!
Hapuswarung jamunya tertata apik ya. jadi bikin betah pelanggan yg minum jamu di situ.
BalasHapusaku tadinya ga suka jamu. lama2 seelah sering minum, kok enak juga ya :D
Jadi terbiasa, ya. Tapi sekarang emang lagi ngetrend lho, kafe jamu.
HapusUnik juga di Jakarta ada warung jamu. Banyak peminatnya berarti, ya.
BalasHapusJelas, sih. Jakarta kan orangnya banyak. Pasti ada pasarnya.
Hapusduh udah lama gak minum jamu, nanti mau mampir sama keluarga ah :D
BalasHapusSiip...
HapusSebagai salah satu peminum jamu dari kecik keknya pengen nyobain deh apalagi cuma lima menit dr Stasiun Kramat Jati. Udah kebayang aja segernya Jamu Bukti Menjhos.
BalasHapusPilihan jamunya banyak banget. Harus dicobain, tuh.
HapusJamu sekarang makin kekinian ya. Jadi banyak yang ingin menikmati jamu. Itu tempatnya udah kayak kafe ya. Keren
BalasHapusMenurut saya, kayak rumah makan sih. Luas, tempatnya.
Hapuswih jadi pengen wedang ronde! kalau jamu aku suka kunyit asem. rasanya asem asem manis gitu enak. sebenernya tergantung yg buat sih, klo kunyitnya kebanyakan agak pahit juga, yang bikit takut minum jamu itu kalo aku karna baunya yg herbal bgt.
BalasHapusOh, nggak suka bau herbal gitu ya? Ya apa boleh buat sih, jamu kan memang ramuan herbal.
HapusWah favoritku ini banyak pilihan jamu yang bisa diminum. Sekarang sudah sulit mencari minuman jamu di dekat tempatku :)
BalasHapusRegards,
Dee Rahma
Tapi di area perkantoran di pusat Jakarta, semakin banyak mbak-mbak jualan jamu pakai sepeda, lho. Mungkin sebetulnya peminatnya semakin bertambah.
HapusSaya senang banget minum jamu yang dipikul simbok-simbok di kampung. Favorit saya beras kencur dan kunyit asam. Segerrr apalagi kalau diminum pagi-pagi habis sarapan.
BalasHapusWah, itu rasa jamu yang memang banyak peminatnya. Seger!
HapusWah menarik, mbak. Warung jamu tapi bisa buat nongkrong karena tempatnya nyaman dan luas. Coba ada cemilan kayak kue-kue basah gitu ya hehe. Aku juga suka minum jamu. Kadang kalo pas papasan sama mbak jamu di jalan aku beli.
BalasHapusDi sini cemilannya bubur kacang hijau. Hahaha...
HapusEh, kalau warung jamunya secakep dan sebersih ini sih, saya juga mau. Ini jual jamu aja ya? Padahal kalau ada camilan atau kopi-kopi gitu asyik kali ya
BalasHapusAda bubur kacang hijau juga, kok. Tapi kalau camilan cantik emang nggak ada.
HapusCemilan ada tapi tidak banyak,tersedia somai ayam,bacang ayam telor asin,kroket,pastel,kacang bawang,ting2 kacang,permen jahe,permen asam,kripik,emping jg tersedia
HapusIya... soalnya fokus utamanya kan emang jualan jamu.
HapusJamu aku palingan kunyit asem atau beras kencur sih. Yang lain-lain belum nyoba dan engga tahu namanya. Hehe...Wah, kalau nongkrong di sini, temen nongkrongnya harus yg suka jamu juga nih...
BalasHapusYa iya, lah... kalau temennya sukanya kopi, bingung ntar dia.
HapusWah ada warung jamu dg penampilan modern tp tetap mengedepankan cita rasa tradisional y.. mantab deh
BalasHapus.
Iya... boleh dicoba.
HapusSaya gak suka minum jamu, sih. Tetapi, kalau ada yang ajakin ke sini, ayo aja. Cari-cari suasana baru. Nanti di sana, saya makan bubur aja :D
BalasHapusBuburnya lumayan, kok. Tapi ya nggak istimewa.
HapusAku pencinta jamu tapi baru bisa yang umum kayak kunir asem, kunir putih, sirih hihi belum bisa yang pahit...
BalasHapusIdem, Mbak. Saya juga kurang suka yang pahit.
HapusSejujurnya Saya ga suka minum jamu. Tapi buat pengalaman Ada naiknya dicoba nongkrong seperti ini ya. Cuman bingung mau pesen jamu opo?
BalasHapusYang jelas sih, nggak pesen jamu datang bulan kan...
HapusAku sampai sekrang masih suka minum jamu gendongan depan rumah mbak. Apalagi kalau lg trip panjang, suka bekal jamu juga. Boleh neh dicoba dateng kapan2.
BalasHapusJamu gendongan juga enak. Saya juga suka.
Hapusaku suka minum jamu, malah sering bikin kunyit asam sendiri
BalasHapusWow, keren! Rajin sekali. Kalau bikin sendiri, pastinya bahan²nya higienis dan berkualitas lah ya.
Hapusaku suka konsep gerainya traditional dan modern gitu, sehat dan kekiniian hehe
BalasHapusIya, menjaga budaya dan menjaga kesehatan.
Hapus