Ojek online di mana-mana. |
Oh ya, ini bukan artikel berbayar.
Ini memang cerita pengalaman pribadi saja. Oleh sebab itu, saya tidak akan
menuliskan merk dagang di dalam artikel. Kalau saya menulis “abang ojol” atau
“mbak ojol”, itu berarti dia bisa dari perusahaan manapun.
Abang Ojol dan Mbak Ojol
Mayoritas pengemudi ojek online
adalah laki-laki. Tapi kadang-kadang saya bertemu dengan pengemudi ojek online
perempuan. Menurut saya, tidak ada bedanya antara pengemudi laki-laki dan
perempuan. Pengemudi laki-laki yang santun di jalan ada banyak, dan pengemudi
perempuan yang asal belok sampai saya khawatir ditabrak dari belakang juga ada.
Tapi ada satu jenis pengemudi lagi
nih: pengemudi dengan profil perempuan, tapi yang datang laki-laki. Biasanya pengemudi
pengganti akan bilang dia adiknya atau kakaknya atau anaknya dari pengemudi
perempuan yang berhalangan. Tapi saya nggak pernah bermasalah dengan pengemudi
pengganti ini. Toh, sama-sama sampai tujuan. Hanya saja, biasanya saya harus
memastikan bahwa akun di hapenya memang sesuai dengan profil yang muncul
sebagai driver saya. Maksudnya,
jangan sampai saya salah naik motor ...
Salah naik motor
Iya, ini juga pernah. Turun bus
Transjakarta, mau buru-buru ke suatu tempat karena sudah telat. Ada abang ojol
yang memanggil nama saya. Buru-buru saya naik. Di tengah jalan, dia belok ke
tempat yang saya tidak kenal. Saya pun ngotot harus lewat jalan yang saya
kenal. Giliran tiba di tujuan, abang ojol ditelepon pelanggan yang marah-marah
karena menunggu kelamaan. Saya juga ditelepon abang ojol yang harusnya membawa
saya.
Ternyata ... mbak-mbak yang harusnya
naik motor ojol saya namanya Dian. Saya namanya Dyah. Di pinggir jalan raya
yang berisik, kedua nama itu kedengaran sama di telinga. Saya pun bayar cash dua kali lipat karena merasa
bersalah nggak ngecek lagi sambil diomelin si abang ojol. Plus, yang abang ojol
yang sudah saya pesan tetap dibayar karena saya bilang ke dia, klik saja seolah
saya naik motornya. Jadi dia tetap jalan ke tujuan saya dan membawa “saya” di
dalam catatan perjalanannya.
Ojol sampingan
Nah, ini juga beberapa kali terjadi.
Sekali waktu, datang abang ojol dengan baju preman (tanpa atribut ojol), dengan
helm yang tanpa logo juga. Plus, ada tas ransel di depan. Sambil jalan, dia
cerita kalau dia bekerja sebagai satpam dan perusahaannya tidak mengijinkannya
untuk punya kerja sambilan. Tapi karena penghasilan kurang, ya apa boleh buat, dia
tetap jadi pengemudi ojol ketika sudah tidak menjalani shiftnya. Tapi supaya
tidak ketahuan, dia sengaja tidak membawa atribut ojol. Jadinya, sepanjang
perjalanan saya jadi tempat curhat soal penghasilan dan keluarganya.
Nah, suatu kali, saya perlu ke suatu
tempat sepulang kantor, yang mana tempatnya tidak dilewati kendaraan umum. Jadi
saya memesan ojol. Setelah dapat orderan, saya tunggu agak lama, kok si abang
ojol nggak muncul-muncul? Setelah muncul dengan atribut lengkap, si abang ojol
minta maaf dan bilang, “Maaf lama Mbak, saya antre nge-tap absensi dulu di
kantor.” Kenapa coba, belum ngabsen sudah terima orderan?
Ojol raja jalanan
Pernah dapat abang ojol yang ngebut
banget seperti dikejar hansip? Nah, saya juga pernah. Sempet dibilangin supaya
pelan-pelan sedikit, kayaknya orangnya nggak dengar. Kebetulan, waktu itu malam
hari, sudah lewat jam 10 malam, dan jalanan cukup sepi. Mungkin abang ojol ini
jarang-jarang dapat jalanan sepi ya, jadi bawaannya ngebut terus. Waktu saya
omelin setelah selesai perjalanan, dia cuma cengar-cengir saja. Halah! Tapi
untuk saya satu ini, saya berharap tidak mengalami lagi. Bukan apa-apa,
keselamatan di jalan kan tetap nomer satu.
Raja jalanan bukan hanya identik
dengan keberanian, namun juga pengetahuan yang luas. Abang ojol yang okeh
banget, versi saya, adalah yang tahu jalan tikus sehingga bisa sampai di tujuan
tanpa terkena macet. Saya tahu ada beberapa teman yang tidak suka diajak lewat
gang-gang sempit, dan takut kalau dilewatkan di jalanan yang tidak dikenal.
Tapi saya pribadi justru lebih senang jika melewati gang-gang sempit dan
jalanan baru. Ada masanya dimana saya menyukai variasi pemandangan di jalan: jalanan
macet, gedung bertingkat, daerah padat penduduk dengan jemuran di depan pintu,
gang sempit dimana gerobak nasi goreng sedang bersiap untuk diberangkatkan, dan
ibu-ibu tua yang duduk di depan rumah dan merokok.
Ojol minta dicarikan
jodoh
Eh, ini juga pernah. Saya pernah dua
kali dapat abang ojol yang curhat kiri-kanan, terus buntut-buntutnya nanya saya
sudah menikah atau belum, dan terus curhat kalau dia datang ke Jakarta karena
di kampungnya nggak dapat kerja dan jodoh. Terus, terakhir dia tanya, apakah
ada adik atau teman atau saudara saya yang juga sedang cari jodoh. Lha?
Ojol dengan kemampuan
khusus
Saya juga pernah dapat abang ojol
yang tuna rungu. Setelah mengambil orderan, dia lalu menuliskan di chat bahwa dia tuna rungu. Saya tulis:
OK. Ya nggak masalah. Menurut saya, abang ojol yang tuna rungu adalah abang
ojol dengan kemampuan khusus. Mereka tidak mendengar suara klakson, atau dapat
mendengar tapi tidak jelas, namun bisa waspada dengan kendaraan lain yang
bersliweran di jalan. Nggak perlu khawatir, berdasarkan pengalaman saya dengan
abang ojol tuna rungu, perjalanannya sama saja seperti abang ojol dan mbak ojol
lainnya.
Yah, itulah segelintir
pengalaman saya naik ojek online. Semua kisah ini nyata, namun sedikit
dimodifikasi dengan harapan tidak menyinggung siapapun. Masa kejadiannya dari
dua tahun yang lalu hingga sekarang, jadi mungkin ada beberapa kejadian yang
sudah tidak mungkin terjadi lagi sekarang karena perkembangan teknologi atau
perubahan peraturan di perusahaan masing-masing. Mungkin ada yang punya
pengalaman lain naik ojol? (Catatan: Komentar yang menyinggung tidak akan dimunculkan.)
Wah seru ya mbak. Asal nggak kebut-kebutan, ngeri deh mbak. Keselamatan tetap yang utama.
BalasHapusIya... bener.
HapusWaaahaahhha saya pernah dapet ojol, yang ternyata diaaaaa manager di suatu perusahaan. Keren amat ya ampon, tapi disuatu sisi, gimanaaaaa yaaaa
BalasHapusAhaha... iseng bener ya.
Hapushahahahahahaha, saya sering salah naik motor, lebih parah lagi, salah naik mobil.
BalasHapusUdah masuk dengan pede duduk manis eh salah :D
Wahaha... sopirnya psti juga bingung.
HapusWkwkw... seru tuh yang sampe salah naik ojol :)
BalasHapusPernah order go car, nama dan foto drivernya cwe cantik. Udah semangat mau naik, eh ternyata yg legi bawa suaminya wkwkwkw
Wkwkwk!
HapusBuat saya ojol itu pahlawan mba selain suami dan keluarga hihihi. Soalnya dia suka nganterin aku yang ga tahu kota jakarta kemana aja dengan selamat. Terima kasih Ojol. ��
BalasHapusAhaha... setuju.
Hapusnaik ojek untuk elak macet..bagus juga tu
BalasHapusIya, praktis dan hemat waktu.
Hapus