Baru kemarin saya diajak
teman-teman saya melihat Pameran Flora Fauna di Lapangan Banteng. Pameran yang diselenggarakan
oleh Dinas Kehutanan dan Pertamanan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini memang
secara rutin diselenggarakan di Lapangan Banteng. Sepertinya terakhir kali saya
mengunjungi Pameran Flora Fauna adalah belasan tahun yang lalu, jadi saya
menganggap kunjungan kali ini adalah penyegaran mengenai pameran ini.
Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. |
Lapangan Banteng adalah
taman yang terletak di Kelurahan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Posisinya sangat
strategis, yaitu bersebelahan dengan Hotel Borobudur, Kantor Pos pusat, dan
Kathedral Jakarta. Lokasinya berdekatan dengan kantor Kementrian Agama, kantor
Kementrian Luar Negeri, dan Masjid Istiqlal. Taman ini dapat dicapai dengan
berjalan kaki sekitar 15 menit dari Stasiun Gambir.
Lapangan Banteng sudah
ada sejak jaman Belanda. Di abad ke-17, taman ini disebut sebagai Paviljoensveld
dan merupakan milik seorang penguasa Belanda bernama Anthony Paviljoen. Beliau
ini memang menguasai daerah yang sekarang dikenal sebagai Gambir. Nampaknya
Anthony Paviljoen ini kemudian mendapatkan tugas ke negara lain, dan untuk
selanjutnya kepemilikan tanah berganti beberapa kali.
Pameran Flora Fauna yang saya kunjungi. |
Setelah Napoleon
dikalahkan di awal abad ke-19, areal Lapangan Banteng diberi nama Waterlooplein
atau Lapangan Waterloo. Di tengahnya dibangun patung singa yang menjadi tugu
peringatan kemenangan pertempuran di Waterloo melawan Napoleon. Penduduk lokal
menyebutnya sebagai Lapangan Singa karena ada patung singanya.
Buat yang belum tahu,
Napoleon yang berusaha menguasai seluruh Eropa itu dikalahkan di Waterloo pada
tanggal 18 Juni 1815 oleh pasukan gabungan Inggris-Belanda-Jerman (saat itu
Prussia). Perang Waterloo berpengaruh besar kepada masyarakat Belanda di daerah
Hindia Belanda (sekarang Indonesia) karena dengan kekalahan Napoleon, tanah
Hindia Belanda kembali menjadi milik kerajaan Belanda. Sebelumnya, tahta Belanda
dikuasai oleh Perancis dan daerah Indonesia dikuasai oleh Inggris, yang mana
pengelolaannya dipegang oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
Relief perjuangan Trikora. |
Saat Indonesia merdeka,
nama Lapangan Singa dianggap masih berbau Belanda. Oleh sebab itu, namanya
diganti menjadi Lapangan Banteng. Ada yang mengatakan bahwa di jaman Belanda,
tempat ini juga sering disebut sebagai Buffelsfeld karena banyak banteng yang
suka berendam lumpur di sini. Nah, bahasa Indonesia dari Buffelsfeld adalah
Lapangan Banteng.
Mungkin ada yang
penasaran, kenapa singa dianggap berbau Belanda? Padahal kan singa bukan hewan
asli Eropa? Tentunya, itu karena salah satu lambang kerajaan Belanda adalah
singa. Dulunya singa adalah lambang keluarga Nassau yang sudah muncul sejak
abad ke-12. Salah satu anggota keluarga ini, yaitu William of Orange-Nassau,
adalah pemimpin yang membawa bangsa Belanda merdeka dari pemerintahan Spanyol
di tahun 1581. Karena William of Orange-Nassau ini adalah yang menurunkan
keluarga kerajaan Belanda hingga sekarang, jadi lambang keluarganya yang
berbentuk singa turut dibawa menjadi lambang negara.
Amphiteater dan kolam di Lapangan Banteng. |
Ada apa di Lapangan
Banteng? Yang jelas di sini sudah tidak ada banteng. Yang ada adalah lahan luas
yang saat saya datang dijadikan tempat kios-kios penjual tanaman dan makanan.
Ada juga taman bunga yang sebetulnya adalah lahan rumput dengan lampu-lampu
kecil. Di sebelah taman ini terdapat lapangan yang dipakai untuk latihan sepak
bola. Oh ya, di sini juga ada tempat bermain anak.
Poin utama tempat ini
adalah Monumen Pembebasan Irian Barat yang berupa patung seorang pria yang
membentangkan tangan dan kakinya sebagai lambang kebebasan. Monumen ini
dibangun pada tahun 1963 untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat
Irian yang memilih menjadi bagian dari NKRI. Kata Irian sendiri adalah
singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland. Mengenai Trikora, saya
tidak akan membahas di sini. Silakan membuka lagi buku pelajaran waktu sekolah,
ya.
Di samping monumen ini
terdapat jajaran bendera merah putih yang di bawahnya terdapat relief yang
menggambarkan perjuangan pembebasan Irian. Sekarang namanya Papua, ya. Nama
Papua sudah ada sejak abad ke-17, yaitu nama yang diberikan Kerajaan Tidore
kepada penduduk Papua karena penduduk di pulau ini tidak memiliki raja. Selain
relief, terdapat juga ukuran kutipan kata-kata perjuangan yang terkait dengan peristiwa
Trikora.
Monumen Pembebasan Irian Barat. |
Di sisi lain dari
monumen terdapat kolam yang di malam hari menampilkan atraksi air mancur menari
di akhir pekan. Di sekitar kolam terdapat tempat duduk yang tersusun seperti
tangga dan melingkar, membentuk sebuah amphiteather.
Pada saat saya berkunjung, terdapat banyak orang yang duduk-duduk di amphiteather. Mungkin karena akhir pekan
dan kebetulan ada pameran, jadi banyak sekali orang yang datang berkunjung.
Katanya, di malam hari saat ada atraksi air mancur menari, pengunjung taman ini
juga banyak.
Buat yang penasaran dan
ingin datang ke Lapangan Banteng, bisa cek cara-cara naik kendaraan umum ke Lapangan Banteng di artikel ini.
Nah, jadi berkunjung ke
Lapangan Banteng?
Salah satu tempat yang terlewat untuk kukunjungi nih
BalasHapusSemoga nanti bisa singgah ke sini.
Amin...
HapusSenang sekali saya membaca sejarah lapangan Banteng. Begitu detailnya. Yang saya tahu, ya hanya patung yang melepaskan rantai saja.
BalasHapusSaya pernah main kesana entah tahun berapa saya sendiri lupa.
Berhubung Lapangan Banteng sudah ada sejak jaman Belanda, sejarahnya lumayan panjang. Sebetulnya masih banyak tuh yang bisa diceritakan. Tapi ntar kepanjangan ...
HapusPonakan sy suka sekali ke lap. Banteng karena ada air mancurnya itu.. kynya bagus yaa..
BalasHapusSebetulnya saya belum pernah lihat air mancurnya. Soalnya males ke sana sore/malam.
HapusWah, tadinya aku sama anak2 dan suami mau main ke pameran flora di Lapangan Banteng nih. Kepengen belanja tanaman yang cantik2 :) Kan terkenal banget sejak lama ya mbak di sini buanyaaak koleksi tanaman dari yang paling murah sampai mahhhal :) Kalo sempat mau ah ke sana pas weekend.
BalasHapusIya ... mumpung masih ada.
Hapus2 bln sebelumnya saya sempat ke sana. sebelum2nya cmn lewat. Cmn waktu itu lagi banyak tentara jaga, entah ada apa
BalasHapusTentara? Apa lagi ada acara? Nggak tahu juga ya ...
Hapus