Banyak orang bercerita ke saya bahwa
hobi mereka adalah jalan-jalan. Memang sekarang jalan-jalan nampaknya sudah
menjadi salah satu kebutuhan penting bagi kesehatan mental. Sayangnya, hobi
yang satu ini juga memerlukan biaya. Apalagi kalau jalan-jalannya ke luar
negeri. Kalau kita ikut tour atau paket wisata, kita tinggal bayar dan duduk
manis di bus. Tapi buat sebagian orang, cara ini dianggap terlalu mengekang.
Dan juga, umumnya biaya bepergian bisa ditekan kalau kita mengelola sendiri
perjalanan kita. Paling tidak, biayanya si Tour Guide tidak perlu ada lagi.
Saya sendiri lebih suka jalan-jalan
sendiri tanpa perlu ikut tour. Tapi tentunya berarti saya harus punya usaha
ekstra untuk mempersiapkan perjalanannya. Beberapa kali orang bertanya pada
saya mengenai itinerary atau rencana perjalanan dan juga biayanya, namun
biasanya jawaban saya umum-umum saja. Kenapa? Ya jelas, selera orang
berbeda-beda. Baik untuk saya belum tentu baik untuk Anda. Nah, supaya hati
senang dan kantong tenang, kalau kita memilih untuk jalan-jalan sendiri, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat kita akan bepergian.
Ini harus diputuskan terlebih
dahulu, terutama kalau bepergian dalam rombongan. Ada beberapa alasan yang umum
saya temui: untuk bersantai di tempat penginapan atau satu-dua tempat wisata
yang menyenangkan, untuk mengumpulkan foto-foto supaya bisa upload di sosmed, untuk
sekadar pernah menjejakkan kaki di tempat tertentu, dan untuk melakukan suatu
aktivitas khusus.
Kenapa menentukan alasan jalan-jalan
ini penting? Supaya kita lebih mudah menentukan alur perjalanan nantinya. Untuk
yang sekedar bersantai, atau untuk melakukan suatu aktivitas khusus, biasanya
tidak akan banyak berkeliling. Cukup beberapa kota atau area yang dituju dan
mereka akan mengeksplor daerah tersebut. Kalau tujuannya untuk mengumpulkan
foto atau sekedar pernah menjejakkan kaki, biasanya tempat tujuannya banyak
tapi hanya sebentar-sebentar. Yang ini biasanya lebih banyak menghabiskan waktu
di jalan dibandingkan di tempat tertentu.
Kalau perginya berombongan, alasan
jalan-jalan harus dinyatakan dengan jelas di awal. Tujuannya adalah untuk
mencegah anggota kelompok yang pundung atau sebal karena keinginnannya tidak
terpenuhi. Jelas-jelas tujuannya adalah foto-foto doang, ya jadinya cuma sehari
di Paris: lewat di depan menara Eiffel, foto-foto 15 menit terus langsung
berangkat ke La Place de La Concorde. Besoknya sudah ke Strasbourg. Jangan
terus ada yang bete karena sebetulnya ingin ikutan antre lift untuk naik ke
atas menara Eiffel. Antrenya sendiri bisa dua jam, tuh.
Ini juga tidak kalah pentingnya.
Menurut saya, setiap kali kita membuat itinerary, kita wajib buka peta.
Ini penting. Tujuannya adalah untuk mengira-ngira itinerarynya masuk akal atau
tidak. Contohnya, kalau kita cuma punya waktu 5 hari di Jepang tapi ingin pergi
ke Fukuoka, Osaka, Tokyo, Sapporo, bisa dipastikan kita cuma numpang tidur dan
jalan-jalan di sekitar stasiun kereta di masing-masing kota.
Supaya tidak menyesal di kemudian
hari, biasakan browsing untuk mencari tahu tempat-tempat populer di kota
tujuan. Terus, ini juga penting, lihat posisinya di peta. GoogleMaps umumnya
sangat membantu untuk hal ini. Kalau kita berencana ke Bangkok, dan ini baru
kali pertama, sebaiknya cari tahu dulu tempat-tempat populer dan tempat-tempat
menarik (yang mungkin kurang populer). Jadi kita memang memilih tempat yang
akan dikunjungi. Lihat juga tempatnya, jauh atau tidak, ada akses transportasi
yang gampang atau tidak. Jangan sampai waktu pulang terus baru sadar ternyata
di Bangkok ada tempat-tempat beken yang “lupa” dikunjungi, padahal dekat dengan
hotel. Memilih tempat wisata itu susah, tapi sebaiknya diputuskan sebelum
berangkat.
Saya sendiri, biasanya melihat
seluruh pilihan yang ada di satu kota, lalu memilih sekitar 5 sampai 6 tempat
wisata, dimana 3 di antaranya adalah tempat kunjungan wajib, sisanya cadangan.
Nanti di hari H, kalau saya melihat bahwa waktunya cukup, saya bisa langsung menambahkan
tempat wisata cadangan ke dalam itinerary berjalan.
Menentukan tempat wisata di atas adalah
faktor penentu tempat penginapan. Misalnya ya, kalau kita mau pergi ke
Singapura – Melaka – Kuala Lumpur dengan waktu dan anggaran terbatas. Bisa saja
kita tidak menginap di Melaka. Tapi pastinya menginap paling tidak di Singapura
atau di Kuala Lumpur. Terus, kalau tujuannya mau ke Sky Tree Tower dan Ueno
Park di Tokyo, ya sudah pasti menginapnya di dekat-dekat situ.
Karena tempat menginap mempengaruhi budget
secara signifikan, kalau dapat hotel murahnya di tempat yang agak jauh dari
tempat wisata tujuan, pastikan kita tahu cara-cara transportasi yang masuk akal
supaya tidak boros waktu di perjalanan. Daerah yang dekat dengan kereta atau
jalur bus adalah pilihan yang baik.
Kalau menginap di kota kecil atau di daerah pertanian, maka kita harus cari info tentang kemudahan mendapatkan
makanan. Jangan sampai kita kemalaman dan tidak menemukan satupun tempat makan
atau toko yang masih buka, sementara kita tidak membawa cadangan makanan. Kalau
memang berencana tinggal di daerah pinggiran atau jauh dari perkotaan,
persediaan mie instan dan kue kering mutlak diperlukan.
Saya pernah beberapa kali menemukan orang
yang bertanya, kalau ke Jepang sebaiknya beli JR Pass atau tidak? Nah. Itu
sebetulnya pertanyaannya adalah: mau naik kereta ke mana saja? Tujuan wisatanya
mengharuskan bolak-balik naik kereta? Tempat penginapannya dekat dengan jalur
kereta? Kalau kita sudah tahu posisi tujuan wisata kita, tinggal cek di
GoogleMaps saja untuk transportasinya. Jangan lupa untuk memasukkan perkiraan
jam keberangkatan, supaya tidak salah perkiraan moda transportasi yang
dipilih.Kalau sudah tahu perkiraan harga tiketnya di masing-masing perjalanan,
dijumlahkan saja apakah jumlahnya masuk akal kalau kita beli sendiri-sendiri
atau kalau beli JR Pass.
Untuk patokannya, kalau kita
jalan-jalan di Jepang, selama kita setiap hari harus bepergian antar kota di
sekitaran Osaka, Nara, Kobe, Kyoto, Tokyo, biasanya JR Pass lebih murah dan
praktis dibandingkan beli tiket kereta satuan. Kalau kita perginya kebanyakan ke
tempat yang tidak dilewati Shinkansen, atau hanya jalan-jalan di satu kota
saja, biasanya lebih murah membeli tiket satuan.
Hal yang sama kalau kita bepergian
di tempat lain. Kalau tujuannya ke Kepulauan Kei, sudah pasti kita harus sewa
kapal untuk bisa island hopping. Cek
harganya, kalau perlu tanya ke tempat penginapan yang kita mau. Kalau perginya
banyakan, kan harganya bisa ditanggung bersama.
Jangan lupa, selalu ada biaya
tambahan. Apakah perlu asuransi perjalanan? Apakah perlu beli SIM Card di
tempat tujuan? Berapa berat bagasi yang dibutuhkan? Nah, itu semua tergantung
kebutuhan dan selera masing-masing orang. Saya sih biasanya jalan-jalan dengan
bawaan seminimal mungkin. Tapi kalau internet dan asuransi perjalanan, biasanya
sudah saya siapkan dari sebelum berangkat.
Itulah beberapa hal yang
menurut saya perlu diperhatikan kalau kita menyusun rencana perjalanan dan perkiraan
biaya kalau berminat untuk jalan-jalan secara mandiri.
Kalau traveler sejati, selalu mempersiapkan segala sesuatu ya saat mau jalan-jalan.
BalasHapusKalau kami mah, jarang.
Mau ke sana eh tiba-tiba jadi ke sini.
Jalan aja nggak jelas, alhasil malah lebih boros meski kadang juga seru :)
Jalan tanpa planning seru juga sih. Tapi itu biasanya kalau saya jalan bareng keluarga. Alasannya, sudah saling kenal dan tidak masalah kalau harus bayar lebih atau jalan lebih jauh. Kalau jalan sendiri, saya malah sangat well planned, karena kalau nyasar belum tentu bisa minta tolong orang lain...
Hapusmakasi remind-nya nih mba buat hal-hal penting yang perlu diinget :)
BalasHapusbiaya lain-lain ini penting bgt deh buat disiapin dan jgn sampe engga ada, krna pasti butuh dan bisa jadi tiba2 ada hal mendadak yg memerlukan dana. kadang kalo kepepet dan biaya lain2nya abis, mau ga mau deh mesti pake cc bayar apa2 :(
Iya, Kak. Biasanya transportasi tuh yang bisa melebihi perkiraan. Makan bisa hemat, tapi transportasi agak susah dihemat. Apalagi kalau maunya ke banyak tempat dengan waktu terbatas.
HapusMantap tipsnya mbak, terima kasih buat ilmu nya. :)
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung.
Hapussaya malah gak suka jalan2! maklum saya agak introvert! hehehe
BalasHapusAhaha... kita memang bumi dan langit bedanya. Kalau saya, bisa mati bosan kalau lama nggak jalan-jalan.
HapusPerencanaan itu penting sekali. Apalagi yang namanya jalan-jalan, tanpa rencana, digiliran sampai ditempat bingung deh. Baru selfi eh temannya ngajak buru-buru pergi.
BalasHapusBener banget! Mana semakin banyak kepala, semakin banyak maunya.
Hapusyang paling ribet tu kalo sudh wisatanya rombongan, sudah harus berbagi waktu masing-masing kalo sudah di tempat wisata.. ngatur rombongan untuk mengikuti batas waktu agar semua destinasi bisa dikunjungi.. yang ada malah molor
BalasHapusBener banget. Apalagi kalau ada ibu-ibu tukang belanja di rombongan. Mereka pantang pulang sebelum dapat harga murah!
HapusYupp bener...
HapusKalau google maps sudah bisa diandalkan pastinya lebih enak berlibur ke LN tanpa pakai guide ya, etapi klo milih hotel dekat tempat wisata biasanya kan mahal tu
BalasHapusIya sih, Kak. Makanya hitung-hitungan antara biaya transportasi dan biaya hotel. Kadang hotel mahalan sedikit tapi transportasi malah lebih murah. Tergantung, sih.
HapusMbak dyah.. wahhh samaan dong. Saya juga beberapa kali jalan sendirian ke tempat wisata..
BalasHapusToss dong!
Hapusbiaya lain lain itu yang tidak terduga
BalasHapusIya sih, tapi kan masih bisa diperkirakan meskipun selalu ada kasus ekstrem dimana pengeluaran melonjak gila-gilaan.
Hapus