Bulan April yang lalu
saya sekeluarga berkesempatan untuk jalan-jalan ke Penang, Malaysia. Tujuan
utama kami adalah George Town. Keistimewaan dari kota George Town ini adalah,
pusat kota tuanya merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Pusat kotanya
luasnya sekitar 2,6 km2, lho.
Bisa puas jalan-jalan di sini.
Jalan-jalan ke George Town nggak
akan puas kalau cuma melihat-lihat bangunan dan karya seni, tanpa mencicipi
makanan khas setempat. Kami sekeluargapun juga tidak mau ketinggalan mencobai
beberapa makanan khas Penang. Berikut beberapa tempat wisata kuliner yang kami coba:
Nasi Kandar di kawasan Little India
Nasi kandar sebetulnya adalah nasi gurih
dengan pilihan lauk, sesuai yang tersedia. Hidangan yang populer di Malaysia
ini dibawa oleh pedagang muslim dari India. Oleh sebab itu, lauk yang
disediakan di rumah makan penjual nasi kandar umumnya bumbunya tajam
sebagaimana umumnya masakan India. Buat yang mencari makanan halal, nasi kandar
adalah salah satu pilihan karena dijamin halal.
Kami sekeluarga makan di rumah makan
Ros Mutiara di kawasan Little India. Menurut papan keterangannya, rumah makan
ini sudah ada sejak tahun 1948. Penjualnya mengerti bahasa Melayu jadi tidak
ada masalah dalam berkomunikasi dengan kami yang orang Indonesia ini. Oh ya, di
Little India ada beberapa rumah makan nasi kandar, jadi ada banyak pilihan.
Rumah makan ini menyediakan pilihan
dua jenis nasi: nasi putih biasa atau nasi berbumbu yang butir-butirnya
panjang. Karena kami penasaran, kami semua memilih nasi yang butirnya panjang
semacam nasi briyani itu. Bumbunya sangat berasa. Pilihan lauk dapat dilihat di
etalase. Pembeli bisa memilih sendiri lauk apa yang diinginkan. Saya tidak
terlalu ingat lauk apa saja yang kami pilih, yang jelas ada telur dan ada ayam
juga. Total pengeluaran kami bertiga adalah RM 38,30.
Chulia Street Night Hawker Stalls
Tempat wisata kuliner yang satu ini
sudah terkenal sekali sebagai surga makanan di malam hari di George Town.
Bertempat di Chulia Street, area ini di malam hari dipenuhi oleh pedagang kaki
lima yang berjualan makanan. Para pembeli bisa duduk di meja-meja mungil yang
disediakan di pinggir jalan. Ada juga warung-warung yang menjual minuman yang
menyediakan tempat duduk.
Sesuai namanya, tempat ini baru
ramai pedagang di malam hari. Di siang hari, tempat ini adalah deretan
ruko-ruko tua. Saat kami sekeluarga datang kemari, seluruh tempat duduk sudah
dipenuhi oleh pengunjung dan seluruh penjual dikerubungi oleh calon pembeli.
Untuk bisa dapat tempat duduk, kami harus mondar-mandir dan menunggu dengan
sabar.
Pilihan makanan ada banyak, dari
mie, kuetiaw, laksa, dan lain-lain. Harga bervariasi dari satu penjual ke
penjual yang lain. Oh ya, nggak ada keterangan halal, ya. Nah, bisa dikatakan,
berbagai macam makanan khas Penang ada di sini. Saya makan semacam kuetiaw
dengan bakso kecil-kecil dan adik saya makan fried oyster, yaitu semacam omelet telur dengan kerang.
Di depan area Chew Jetty, di kawasan
Clan Jetty, ada tempat makan yang sudah buka dari pagi. Karena waktu itu kami
memang hendak ke Clan Jetty, kami mampir makan pagi di sini.
Kami memesan kaya toast, lengkap dengan telur setengah matang dan secangkir
kopi. Kaya toast adalah roti bakar
yang diisi kaya, yaitu campuran santan, telur, gula, dan pandan. Kaya toast adalah makanan yang umum
dijumpai di Malaysia. Lumayan, dapat sarapan pagi a la Malaysia.
Selain itu, kami juga memesan chi cong fun (atau disebut juga ci cong fan) Makanan ini bentuknya
seperti kuetiaw yang digulung-gulung dan disiram kecap asin plus kecap wijen.
Camilan khas area Kanton di China ini juga umum dijual di Malaysia. Katanya di
Medan makanan ini juga banyak dijual.
Di hari kedua kami di George Town,
kami ingin mencoba asam laksa Penang yang terkenal itu. Browsing sana-sini
mencari penjual asam laksa ternama, saya tidak berhasil menemukan tempat makan
yang mudah dijangkau dan sejalan dengan tempat-tempat yang kami kunjungi. Di
saat itulah tiba-tiba kami menemukan My Own Cafe di Cannon Street. Tempat makan
yang memampang tulisan Penang asam laksa langsung menarik perhatian kami. Jadi,
masuklah kami kemari.
Asam laksa adalah suguhan laksa
(sejenis mie) dengan kuah ikan yang rasanya asam dan pedas. Asam laksa yang
saya makan rasanya benar-benar asam dan pedas. Jujur saja, saya kurang suka
makanan yang masam begitu. Tapi bolehlah, mencoba makanan khas Penang ini.
Oh ya, My Own Cafe ini menyebutkan
bahwa makanan yang disediakan tidak mengandung babi. Jadi, hidangan selain asam
laksa, seperti kuetiaw dan nasi goreng, juga bisa dimakan oleh yang mencari
makanan yang tidak mengandung babi.
Kedai kopi ini adalah salah satu
tempat kuliner yang menyediakan minuman (antara lain kopi) yang bekerja sama
dengan pedagang makanan kaki lima di sekitarnya. Kedai kopi ini terletak di
perempatan antara Penang Road dan Kampong Malabar. Kedai kopi ini menjual
banyak makanan, termasuk kuetiaw, nasi goreng, mie goreng khas Penang, dan juga
asam laksa. Kabarnya, kedai kopi ini sangat terkenal di antara penduduk George
Town.
Orang boleh duduk di kedai kopi ini
untuk makan, dengan syarat: paling tidak harus ada pesanan satu minuman per
meja. Kenapa? Ya jelas, yang punya meja adalah pedagang minuman, termasuk kopi.
Kan kedai kopi. Aturan di tempat ini (dan juga di pusat kuliner lain di George
Town) adalah: makanan dibayar pada saat diantar ke meja. Berhubung saat kami
mencoba kedai ini kami sudah masih kenyang, jadi kami cuma membeli es kopi
saja. Catatan tambahan, tempat ini tutup setiap hari Selasa.
Wai Kei Cafe
Di hari ketiga, kami berjalan-jalan
mencari makan pagi. Saat perut sudah mulai kelaparan, kami menemukan tempat
makan ini. Masuklah kami kemari, dan menemukan meja sudah hampir penuh dengan
orang-orang yang tidak makan, namun hanya minum mengobrol. Babi panggang yang menggantung di di etalase diabaikan para pengunjung. Aneh kan? Ternyata, stok makanan char
siew (charsiu alias babi panggang merah) di kios Wai Kee belum datang. Para
pengunjung yang setia menunggu ini adalah penggemar charsiu yang rupanya
menjadi hidangan favorit di tempat ini.
Wai Kei Cafe terletak di Chulia
Street. Menurut internet, hidangan favorit di cafe ini adalah charsiu. Nasi
campur dengan lauk charsiu plus babi panggang, ngohiang, sate, dan siomay babi
juga ada. Favorit semua orang adalah charsiu. Konon, siang hari stok charsiu di
sini bisa habis terbeli. Oh ya, charsiu-nya memang enak banget. Di mulut
langsung lumer. Pantas tempat ini populer di kalangan penduduk setempat.
Penang Road Famous Teochew Chendul
Penjual es cendol khas Penang yang
sudah mulai berjualan sejak tahun 1936 ini adalah bagian dari sejarah kota
George Town. Berhubung kami kebetulan lewat, kamipun mampir untuk mencicipi es
cendol yang terkenal itu. Dan ... memang es cendol yang dijual di sini rasanya
enak. Selain es cendolnya, yang juga layak dicicipi adalah ice kacang alias es kacang merah. Ada juga rojak Penang, yaitu
potongan-potongan buah yang diberi bumbu petis dan ditaburi kacang yang
diremukkan.
Tempat makan ini terletak di
sekitaran Penang Road, tepatnya di Lebuh Keng Kwee. Rumah makannya rame banget.
Untuk bisa dapat tempat duduk harus antre menunggu orang yang sedang makan.
Untuk yang sedang makanpun, juga sebenarnya agak kurang nyaman karena sudah
ditunggui oleh pengunjung yang baru datang. Untuk yang tidak merasa perlu makan
di tempat, ada “cabang”-nya beberapa puluh meter dari rumah makan utama, berupa
gerobak dorong yang menjual es kacang. Jangan ditanya antrenya, panjang banget.
Tempat yang memang populer ini juga
terkenal di kalangan turis. Jadi, yang antre di sini tidak hanya orang lokal
namun juga turis asing. Untuk yang ingin tempat makan cendol khas ini di tempat
yang lebih nyaman, sebenarnya Penang Road Famous Teochew Chendul buka cabang di
tempat lain. Tapi saya hanya tahu rumah makan utama yang di Lebuh Keng Kwee
ini.
Itulah tempat-tempat wisata kuliner
yang dikunjungi oleh kami sekeluarga saat bewisata ke George Town, Penang,
Malaysia. Ada yang mau menambahkan tempat wisata kuliner yang lain?
Penang ini memang surganya makanan yaaa, nggak bisa puas kalau cuma sehari dua hari doang, karena terlalu banyak makanan enaknya, sampai ada international food festival juga hehehehe. Jadi mau ke Penang lagi, icip-icip beberapa rekomendasi yang mba berikan :D
BalasHapusIya... soalnya makanan di sana kan bervariasi akibat pengaruh budaya internasional. Jadi rasanya memang unik.
Hapuswah jadi kangen Pulau Penang, udah lama aku nggak kesini lagi.
BalasHapuskangen sama nasi kandar & pasembor.
kalo aku sih belum pernah nyobain kedai-kedai di atas, soalnya selalu jajan di warung halal melayu atau india mamak.
yang pasti sama-sama enak lah ya kalo makanan di Penang :)
Ah, sama saja enaknya. Kan taste orang sana...
HapusWah, ternyata di Penang ada es cendol juga ��
BalasHapusAda...
HapusNice post mba.
BalasHapusPenang tuh kota populer bagi warga area Sumatera yang yang ingin berobat. Sepertinya kualitas medis di sana lebih baik dari yang ada di sini.
Mungkin juga karena Penang lebih dekat daripada Jakarta?
HapusAtau karena tarifnya lebih murah dibanding di sin ?
HapusAh iya. Itu juga mungkin.
HapusKayak mirip lotek nasi kandar sekilas
BalasHapusBeda... itu dengan lauk. Seperti nasi Padang.
HapusTempat wisata yang menyajikan kuliner dari banyak negara
BalasHapusBetul.
Hapusdyaah.... nice story in Penang. jadi kangen penang terutama kulinernya. btw masih ingat kan masa2 kita menyusuri jalan galuh II he3
BalasHapusEh? Unknown nih...
Hapusdi Penang beragam masakan bisa ditemukan, mulai dari yang khas melayu, india dan china. Memang jadi surganya kuliner dengan opsi sebanyak itu
BalasHapusIya... bukti memang dari dulunya kota internasional.
HapusWah postingannya bikin pingin balik ke Penang, banyak yg belom dicicip soalnya wkwk. Makasih udah ngeracunin yah!
BalasHapusGue aja masih ada yang belum sempat dicicipi... masih pengin balik ke Penang juga nih.
HapusWah bentar lagi aku ke sana nih.
BalasHapusCoba ah jajanan ini.
Kali ada waktu sempat jalan ke sini.
Liat aja udah ngiler.
Yang paling menusuk mata itu tuh esnya..
hahaha
Mau beli es cendolnya? Yang sabar ya, antrenya parah banget!!
Hapusbaru cobain kuliner di kuala lumpur, kayanya kuliner penang wajib dicoba juga. thanks infonya.
BalasHapusSama-sama!
HapusAku pernah makan nasi kandar dan ayam kari plus teh susu di restoran di Singapura. Di sekita Little Indoa deh. Emang enak, Porsinya besar, nasinya unik. AKu belum pernah ke Penang hehehe kudu cobain kulnernya ya enak2 semua kayaknya.
BalasHapusHehehe....iya, Kak. Perlu dicobain semua. Enak-enak.
HapusWah surga makanan ya, bisa jadi catatan nih kalau jalan-jalan ke sana :)
BalasHapusSiip!
Hapusdoain aku bisa ke Penang segera untuk wisata kuliner ya :D
BalasHapusAmin ...
Hapus