Daerah pasar lama Tangerang, dekat Kelenteng Boen Tek Bio. Banyak jajanan di sini. |
Beberapa waktu yang lalu saya dan
keluarga memutuskan untuk jalan-jalan di Pasar lama Tangerang. Pasar lama
Tangerang adalah salah satu pusat wisata kuliner yang sangat populer di
Tangerang. Pasar ini letaknya cukup dekat dari stasiun kereta Tangerang. Dari stasiun,
cukup jalan kaki sekitar 10 menit. Gampang, kan?
Nah, karena nggak mungkin kami makan
seluruh makanan yang dijual di pasar ini dalam sehari, jadi kami hanya memilih
makanan yang sudah banyak dikenal ataupun yang kebetulan tersedia. Bukan
apa-apa, banyak warung makanan di pasar ini yang hanya buka pagi hari, atau
hanya buka malam hari. Jadi, waktu kedatangan kita juga menentukan kita bisa makan
apa saja.
Nah, ini dia santapan wisata kuliner
kami di Pasar lama Tangerang.
Es Buntin adalah nama warung penjual
es serut (semacam kakigori) dan jus buah. Walau warungnya biasa saja, namun es
buntin adalah salah satu jajanan legendaris di kawasan ini. Letaknya yang cukup
dekat dari Kelenteng Boen Tek Bio, membuat lokasinya cukup strategis bagi para
pengunjung kelenteng. Dari kelenteng, cukup jalan kaki ke arah barat sekitar 5
menit, maka warung ini akan terlihat.
Di sini, kami memesan es durian dan
es teler durian. Penampakannya sih biasa saja, tapi rasanya luar biasa!
Duriannya terasa sekali, dan susunya banyak. Nggak rugi membayar Rp 25.000,-
per porsi.
Swekiau
Persis di sebelah warung es Buntin,
ada Kedai Khoe. Kedai Khoe menjual makanan khas pecinan yang tidak halal.
Karena kebetulan sebelahan, kami pun memesan swekiau. Buat yang belum tahu,
swekiau adalah semacam pangsit berisi daging babi dan udang yang dipanggang.
Dari sini, kami beranjak ke tempat
lain untuk mencobai salah satu makanan khas Tangerang yang terkenal enak.
Laksa tangerang adalah salah satu
makanan favorit pecinta kuliner yang berkunjung ke Tangerang. Laksa Tangerang
memiliki ciri khas antara lain kuah yang kental dan rasanya gurih. (Agak beda
dengan laksa di beberapa tempat di Malaysia yang lebih asam, ya.)
Kami makan laksa di rumah makan
Laksa Sari. Rumah makan ini beralamat di Jl. Kisamaun no 77A, masih di daerah
Pasar lama Tangerang. Rumah makan ini menyediakan laksa yang bahan dasarnya
bihun. Rumah makan yang sudah berdiri dari tahun 2013 ini juga sering
dikunjungi para penikmat laksa.
Asinan Tangerang
Selain makan laksa, di rumah makan Laksa
Sari, kami juga makan asinan Tangerang. Asinan Tangerang adalah sayur-sayuran (tauge,
kol, sawi asin, wortel) dan tahu serta kerupuk yang disiram bumbu kacang.
Sebetulnya, kami memutuskan untuk membeli asinan Tangerang di sini karena saat
kami jalan-jalan, warung asinan Lan Jin (yang letaknya di dalam Pasar Lama Tangerang
dan tersohor sejak tahun 80-an) sudah tutup. Warung tradisional ini memang
biasanya sudah tutup sekitar jam 1 siang.
Warung rumahan yang dikenal dengan
nama Dapoer Ci Bule terkenal di kalangan pecinta kuliner babi Tangerang, karena
warung rumahan ini menyediakan berbagai masakan khas Tangerang, termasuk yang
berbahan dasar daging babi. Karena ini warung rumahan, sebetulnya mereka tidak
menyediakan tempat untuk makan. Umumnya orang membeli untuk dibawa pulang. Tapi
karena waktu kami datang warung sudah sepi, jadinya kami makan di meja panjang
yang biasanya dipakai untuk menyiapkan masakan.
Dapoer Ci Bule ini sebenarnya tersohor
karena makanan khas Tangerang yang kini sudah mulai langka, yaitu ikan ceng
cuang. Ikan ceng cuang adalah masakan seperti pindang ikan, dengan bumbu-bumbu
yang lebih oriental, seperti tauco. Makanan lain yang populer di warung rumahan
ini adalah bakut sayur asin. Ini juga mengandung babi, ya.
Sate babi
Kebetulan sekali, setelah kami
pulang dari Museum Benteng Heritage, kami berpapasan dengan penjual sate babi
keliling. Beliau menjajakan jualannya dengan menggunakan sepeda.
Tentunya kami langsung menghertikan
bapak penjual tersebut dan membeli beberapa tusuk sate. Bumbu sate babi yang
kami makan ini khas, lebih banyak kecapnya dan kacangnya tidak terlalu berasa.
Penutup dari wisata kuliner kali ini
adalah ngopi-ngopi di warung kopi Kong Djie yang letaknya di Jl. Kisamaun no.
46. Persis di pinggir jalan raya dekat Pasar lama Tangerang. Lumayan, menutup
seluruh perjalanan ini dengan yang nikmat. Saya sendiri tidak meminum kopi
seperti anggota keluarga yang lain, melainkan saya memilih minum minuman botol
cap Badak.
Yah, itulah kisah wisata kuliner di
Pasar lama Tangerang. Kalau ada kesempatan lagi, saya ingin mencoba jajanan
yang lain. Soalnya, makanan yang dijual di sini banyak banget. Kayaknya nggak
cukup kalau ke sini cuma sekali dua kali untuk mencobai semuanya. Harus
bolak-balik biar puas.
Penampakan es teler duriannya uniiiikkk kayak menhir begitu deh, Kak hahaha. Ini beberapa menunya (kecuali sate babi, tentu :p) cocok buat menu buka buasa inih.
BalasHapusAhaha... es teler yang sudah pasti bisa diterima semua orang. Enak dan seger.
HapusBetuuuuullll heheheh.
Hapuswah sepertinya perlu dicoba nih ngopi ngopi sama teman di pasar lama tangerang ini, kebetulan teman saya ada yang di situ kak, kerja disana dan tinggal disana, bisa kopdaran ya janjian buat ketemuan di pasar lama sambil menikmati kopi khas pasar lama ;)
BalasHapusWah... ngopi rame-rame memang nikmat banget.
HapusEsnya dibentuk runcing gitu ya, berarti nyendoknya dari atas dulu, dipuncak runcingnya...;) Diakhiri oleh durian...endezz
BalasHapusAhaha.... itu cokelat dan susunya juga berlimpah lho.
Hapusswekeu, daging babi dan udang, aduh saya jadi penasaran banget dengan rasanya.
BalasHapusNyam, nyam.
HapusEs telernya unik. Harus segera dimakan biar nggak meleleh nih gunung esnya.
BalasHapusCair juga nikmat, kok. Ada duriannya di bawah. Hehehe...
HapusPenampilan es telernya mirip dengan roti tisu di medan, sekali2 main ke medan ya mba hehe
BalasHapusPengin ke Medan terus makan pancake durian. Wah... kapan, ya?
HapusWah aku kadang berkunjung ke Tangerang, tapi belum sempet main ke Pasar Lama Tangerang. Kapan2 mampir ah, keliatannya seru... :D
BalasHapusDuh, aku malah penasaran sama makanan2 yg non-halal. Berhubung aku muslim & nggak boleh makan yg non-halal, jadi apa daya cuma bisa penasaran aja... Rasanya kaya gimana yaaaa... Karena dilarang jadi penasaran wkwkwkkwkw
Eh? Jangan penasaran, pilihan orang kan beda-beda. Makanya di awal artikel saya bikin disclaimer dulu.
HapusWaktu baca paragraf awal, saya langsung antusias, karena ada bacaan non halalnya. Ahahahaha
BalasHapusSate babi bumbu kecap memang favorit sih. Hangat atau tidak, tetap enak untuk disantap :)
Betul banget!
HapusNah, kalo pasar Tangerang belum pernah kuubek blusukan kesana, cuma lewat saja.
BalasHapusTernyata disana banyak pilihan kuliner enak.
Wuaah .. es buntinnya segera dilahap tuuch ..
Kalo kelamaan bisa .. rubuh 😅
Weits... es bunting bisa hilang dalam hitungan menit! Tak perlu khawatir mencair. Apalagi ada duriannya. Hehehe...
HapusOhh wouw ..
HapusTernyata kuat tangguh juga si es buntin .., sanggup berdiri tegak sekian menit, tanpa meleleh ...
Perkasa yaaach ..
Xixixi
Sehari makan berapa macam plus es duriannya mbak? Baca ulasannya aja udh asyik begini plus lapar hahaha apalagi kesana langsung ya
BalasHapusAhaha... pokoknya sehari banyak icip-icipnya. Makanya jalannya ramean. Jadi semua pesan makanan yang beda-beda, terus saling mencicipi makanannya.
HapusGw pernah tuh ngopi di warkop Kong Djie. Itu juga tau gara-gara diajakin temen kantor. Temen kantor gw banyak yang cina benteng. Jadi suka diajakin nyobain makanan-makanan di Pasar Lama Tangerang.
BalasHapusWah... kalau orang cina benteng, pastinya makan makanan lain macam siomay khas benteng dong. Seru tuh, nyobain makanan di sekitaran Tangerang.
Hapuses buntin nya bikin ngiler... lebaran besok kebetulan mau ke Tangerang, mampir ah
BalasHapusSip, Mbak!
Hapus