Kartu Single Trip MRT Jakarta. |
Ini adalah cerita pengalaman pribadi
menggunakan kartu Single Trip MRT Jakarta. Bolak-balik pakai MRT Jakarta, saya
selalu menggunakan kartu uang elektronik
yang dikeluarkan oleh beberapa bank. Akan tetapi, suatu saat saya kelupaan bawa
kartu. Padahal perlu naik MRT untuk janjian dengan teman. Alhasil, saya malahan
berkesempatan untuk membeli kartu Jelajah Single Trip MRT Jakarta.
Kartu Single Trip MRT Jakarta bisa
dibeli di loket di dekat gate masuk
ke area dalam. Sama seperti kalau beli tiket Single Trip untuk Commuter Line,
kita cukup memilih tujuan kita, dan nanti biayanya akan diperhitungkan dalam
harga kartunya. Kita akan membayar harga perjalanan kita plus harga deposit Rp
15.000,-. Contoh dalam kasus saya, saya akan pergi dari stasiun MRT Setiabudi
ke stasiun MRT Blok M. Biaya sekali jalan Rp 6.000,-. Ditambah deposit Rp
15.000,-, maka harga yang saya bayarkan adalah Rp 21.000,-. Jangan khawatir ya,
deposit nantinya bisa diambil kembali. Tinggal refund saja.
Setelah memegang kartu Jelajah Single
Trip, ya tinggal tap in dan masuk ke
dalam area dalam stasiun. Yang penting, kartu jangan sampai hilang karena nanti
harus berurusan dengan petugas dan tidak bisa segera keluar dari stasiun.
Tap in di gate. Terus langsung masuk. |
Gate di sebelah kiri, loket penjualan di tengah, dan mesin tiket otomatis di kanan. |
Tapi bagaimana kalau kita masih mau
pakai lagi? Masa iya kita bolak-balik antre ke loket untuk beli kartu Single Trip?
Nah, jangan khawatir. Kartu Single Trip bisa di-refund dalam tujuh hari. Di kasus saya, saya beli tanggal 17 Mei
2019 dan paling tidak tanggal 23 Mei harus ditukarkan untuk refund. Dalam masa itu, saya masih bisa
menggunakan kartu Single Trip saya. Kalau lewat dari itu, maka deposit kita
akan hangus dan kartu tidak dapat digunakan.
Selama kita masih bisa menggunakan
kartu tersebut, kita bisa top up atau
isi ulang kartu kita secara mandiri di Mesin Tiket Otomatis atau Ticket Vending Machine. Karena dari Blok
M saya masih akan menggunakan kartu Jelajah Single Trip saya ke arah Bundaran
HI, maka saya menggunakan Mesin Tiket Otomatis untuk isi ulang.
Bisa beli tiket single trip di sini, bisa juga isi ulang kartu. |
Menaruh kartu Single Trip untuk diisi ulang. |
- Letakkan kartu Jelajah Single Trip di tempatnya.
- Pastikan kita mengikuti petunjuk yang ada. Tidak semua mesin dijaga petugas, jadi jangan sampai kita kebingungan karena gagal mengikuti petunjuk.
- Masukkan uang sesuai denominasi (pecahan) yang dianjurkan. Seingat saya, ada pecahan yang tidak diterima oleh mesin. Jadi pastikan dulu uangnya memang diterima.
- Uang kertas harus dalam keadaan rapi dan tidak tertekuk atau terlipat. Kemarin saya menggunakan uang lima ribuan yang sudah banyak bekas tekukannya, dan ditolak oleh mesin. Untung rekan saya punya uang lima ribuan yang masih gres. Kalau uangnya buluk semua, sebaiknya isi ulang di loket saja. Tapi di jam-jam tertentu loket antre. Sedangkan sampai sekarang, Mesin Tiket Otomatis masih lebih sepi. (Mungkin karena masyarakat belum terbiasa dengan mesin ini.)
- Isi ulang sesuai biaya ke tujuan saja. Tidak perlu dilebihkan. Soalnya, di beberapa tempat, seperti di stasiun MRT Bundaran HI, tempat pengembalian kartu (refund) tidak menyediakan kembalian kalau kartunya masih ada isinya. Sayang, kan, kalau kita lebihkan, ternyata untuk mengambil kembali uangnya repot.
- Kalau sudah tidak dipakai lagi, pastikan isinya tinggal deposit saja alias Rp 15.000,-. Kartu Jelajah Single Trip dapat ditukarkan dengan uang deposit kita sebesar Rp 15.000,-.
Nah ... itulah pengalaman saya
menggunakan kartu Jelajah Single Trip untuk MRT Jakarta. Untuk catatan, saya refund kartu alias mengembalikan kartunya
baru keesokan harinya, lho. Nggak masalah, selama tidak lewat dari tujuh hari.
Tapi, catatan buat saya, sebaiknya
di dalam dompet selalu sedia kartu uang elektronik keluaran bank. Selain bisa
dipakai di MRT Jakarta, bisa juga untuk bus Transjakarta, Commuter Line, dan
dapat digunakan di berbagai toko serta merchant.
Nggak pakai ribet, tidak perlu antre beli kartunya, tidak harus top up atau isi ulang kalau mau pakai
lagi, dan tidak perlu dikembalikan untuk mengambil deposit. Saya sendiri,
bolak-balik naik Commuter Line, tidak pernah beli kartu Single Trip. Soalnya
saya punya kartu Multi Trip dan bisa pakai kartu uang elektronik keluaran bank.
Nah, siapa tahu di antara pembaca
ada yang perlu menggunakan kartu Jelajah Single Trip MRT Jakarta. Harap sabar
kalau di weekend ya. Seingat saya, kalau akhir pekan, loket pembelian tiket
selalu ramai dan antre. Kalau mau praktis, pakai Mesin Tiket Otomatis saja. Siap
menggunakan MRT Jakarta? Selamat beraktivitas!
Oh ternyata kartunya seperti kartu vommuter line hanya warnanya beda ya mbak. Saya baru mau nyoba naik mrt.
BalasHapusCara pakainya juga sama, Kak.
HapusSama-sama bisa pakai e-money kan yah?
BalasHapusSayangnya aku di bekasi sih, jadinya blm sempat jajal MRT sampai sekarang :(
-Fajarawlker.com
Iya, Kak. Sama-sama bisa pakai e-money. Bisa juga flazz, tapcash, brizzi, dan jakcard.
HapusDi Palembang baru ada LRT aja nih mba
BalasHapusWah, di Jakarta malah masih menunggu-nunggu, kapan LRT-nya beroperasi.
HapusSudah sangat canggih ya, semoga MRT segera masuk desa... Tapi bahaya juga ya kalau kartu hilang dan ditahan di kereta sendirian... Bisa menangis tuh hehee
BalasHapusIya, lah. Makanya jangan sampai kartunya hilang.
HapusBisa refund juga ternyata ya, kirain fungsinya sama kayak e-money gitu yang harus habis.
BalasHapusAh, e-money nggak harus habis, kok.
HapusKereen sekarang Jakarta udah punya MRT. Rasanya gimana sih? Penasaran masaaa hihi
BalasHapusRasanya... ya seperti naik kereta. (Lha, itu memang kereta.)
HapusKeren ya mba bayarnya pake kartu, lha kemaren saya naik lrt palembang bayarnya masih pake karcis :)
BalasHapusWah, lha saya belum pernah naik LRT lho...
Hapus