Tidak hanya menyimpan tempat
bersejarah peninggalan Multatuli, Rangkasbitung ternyata juga memiliki gua
Maria. Buat yang belum tahu, gua Maria adalah salah satu tempat ziarah lokal
untuk umat beragama Katolik. Nah, waktu saya dan ibu saya mencoba kereta Commuter Line jurusan Rangkasbitung, kami sengaja mampir ke Gua Maria Bukit
Kanada, Rangkasbitung.
Gua Maria Bukit Kanada. |
Dari Stasiun Rangkasbitung, kita
harus jalan kaki dulu ke jalan raya sebelum bisa mengambil angkot berwarna
merah yang dapat mengantar kita ke gua maria tersebut. Yang perlu diketahui
adalah, ada beberapa trayek yang angkotnya warnanya merah. Jadi jangan asal
naik. Dan, jangan naik angkot yang lewat persis di depan stasiun kereta, karena
angkot berwarna merah yang ini tidak menuju ke Gua Maria Bukit Kanada.
Paling enak adalah, dari stasiun,
jalan kaki dulu ke arah pasar tradisional, dan kemudian menuju ke terminal
angkot. Di situ tinggal tanya orang, angkot mana yang menuju ke Gua Maria Bukit
Kanada. Semua orang tahu, jadi tinggal ikuti saja petunjuk mereka. (Yang
memusingkan adalah jalan kaki menuju ke terminal angkotnya karena jalannya
ramai banget. Mendingan tanya ke petugas atau orang lewat, terminal ada di
mana. Biar nggak nyasar.)
Angkot yang jurusannya memang ke Gua
Maria Bukit Kanada akan berhenti persis di depan gerbang masuk gua Maria. Tapi
kalau dapat angkot yang jalurnya berbeda, penumpang akan diturunkan di Akper
Yatna Yuana. Jangan khawatir, karena Gua Maria Bukit Kanada letaknya satu
kompleks dengan Akper Yatna Yuana ini. Kalau diturunkan di pinggir jalan,
tinggal masuk jalan kaki saja.
Taman kecil di depan gerbang masuk kompleks Gua Maria. |
Kompleks Gua Maria Bukit Kanada tidak
terlalu besar, namun asri dan bersih. Di gerbang masuk ada taman kecil yang
cantik. Gua Marianya sendiri tidak terlalu besar, namun memiliki aula yang
cukup untuk menampung cukup pengunjung. Untuk yang ingin berdoa lebih dekat,
bisa masuk ke bagian samping dari gua Maria. Di dekat situ juga ada sumber air.
Persis di sebelah Gua Maria, ada kapel
terbuka. Saya sebut terbuka karena lebih berupa pendopo dibandingkan gedung.
Tempat ini biasa dipakai misa untuk rombongan yang berkunjung kemari. Sebetulnya
selain kapel terbuka, di dekat situ, ada satu kapel yang tempatnya lebih kecil
dan tertutup. Gedungnya seperti benteng kecil dan di pintu depan tertulis “Grotto
Kebangkitan”. Sepertinya sih, kapel yang ini lebih diutamakan untuk misa atau ibadat
yang terkait dengan paskah atau jalan salib. Tapi entah juga. Soalnya tidak ada
petunjuknya. (Mungkin pembaca ada yang tahu?)
Kompleks ini punya taman yang hijau.
Lumayan juga untuk istirahat habis perjalanan jauh. Tapi, karena ini tempat
ibadat, tentunya tidak ada tempat jualan makanan di dalam, dan semua pengunjung
wajib menjaga kebersihan lingkungan. Buat yang kelaparan, di area parkiran ada
penjual bakso Wonogiri yang lumayan buat mengganjal perut. Tapi jangan harap
ada makanan lain, ya. Soalnya penjual lain di sekitar situ jualannya sayur dan
lauk-pauk khas Rangkasbitung.
Nah, kalau mau kembali ke Rangkasbitung
bagaimana? Tenang saja. Di depan gerbang area gua Maria, biasanya ada angkot berwarna
merah yang ngetem. Kalau tidak ada, ya terpaksa keluar area Akper Yatna Yuana
terus menyeberang jalan raya, dan stop saja angkot yang lewat. Jangan lupa
pastikan angkotnya menuju ke Stasiun Rangkasbitung.
Jadi, buat yang dari Jakarta ingin
berziarah ke Gua Maria Bukit Kanada Rangkasbitung, namun tidak mau ikut grup
doa, tidak perlu khawatir. Soalnya, gua Maria ini bisa dicapai dengan kendaraan
umum. Dan dengan adanya jalur Commuter Line jurusan Rangkasbitung, semakin
mudah kita mencapai berbagai tempat tujuan di Rangkasbitung.
kenapa namanya harus ada "kanada"nya ya? :D
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Anda bertanya, baru saya turut penasaran. Setelah browsing, KaNaDa adalah singkatan dari Kampung Narimbang Dalam, yang merupakan tempat gua ini berada.
Hapusya ampun, saya kirain cuma pinjam nama doang, seperti pantai Carolina di Padang, walaupun UK singkatan dari Ulak Karang, ternyata Kanada itu acronym..
HapusSaya juga baru tahu. Hahaha...
HapusMenarik ya, Kak, di tamannya itu ada mural (gambar di tembok pagar) begitu (itu pagar kan Kak?). Dan muralnya itu yang bertema keagamaan. Awesome! Di sini banyak juga Gua Maria, ada yang di pinggir jalan Trans-Flores juga, Kak. Bagus-bagus dan banyak yang berhenti untuk berdoa singkat di sana (yang pas melintasi, bukan yang memang khusus berziarah), termasuk kawan saya. Hehehe. Waktu itu kami berhenti sekitar dua puluh menit menunggu dia berdoa dulu.
BalasHapusDua puluh menit itu lama. Kalau gue, pasti cuma doa Salam Maria 5 menit. Hahaha. Iya, itu mural keagamaan. Sekarang lagi ngetrend di gereja-gereja. He-eh, di Flores katanya ada banyak gua Maria. Pengin juga main ke sana.
HapusSaya baru tau mbak tempat ini, kelihatannya asri dan terawat, muralnya juga bagus...
BalasHapusItu patung bunda maria di pintu gua, yang di sebelahya ada kapel...?
Iya, Mbak. Di sebelah gua Maria-nya ada kapel. Terus masih ada satu kapel lain di jalan salibnya. Kompleksnya nggak terlalu luas, tapi dimanfaatkan secara maksimal.
HapusSaya kira guanya beneran gua mba jadi rupanya hanya istilah saja ya, btw lihat muralnya jadi ingat lomba mural di blog kak tuteh mungkin sama seperti istilah grafiti kali ya semacam lukisan di tembok
BalasHapusIya, sekarang lagi ngetrend bikin mural di mana-mana. Ada lho, seniman khusus mural.
HapusKeren ya namanya Kanada hehe berasa lagi di luar negeri hehe.. tapi Mbak Dyah gua maria ini apa terbuka untuk semua orang atau hanya boleh untuk kaum nasrani yang datang? mural di dindingnya juga keren warna-warnanya sukaaaa:)))
BalasHapusUntuk umum kok. Tidak harus Nasrani. Kalau cuma mau jalan-jalan aja ya boleh.
HapusAku kira di Kanada. Ternyata di Kanada jugaš¤£kenapa harus ada nama Kanadanya? Apakah yang bangun orang Kanada?
BalasHapusDan ternyata... ka na da adalah Kampung Narimbang Dalam. Hahaha...
Hapus