Jalur Tanah Abang – Rangkasbitung saat
ini merupakan jalur kereta terpanjang untuk Commuter Line atau KRL (Kereta Rel Listrik)
yang beroperasi di Jakarta. Total jarak yang ditempuh sekali jalan adalah
123,62 km. Jalur ini mulai beroperasi sejak tahun 2017, menggantikan kereta
biasa jurusan Stasiun Angke – Rangkasbitung. Dengan adanya jalur Commuter Line dari/ke
Rangkasbitung, maka orang-orang dari Rangkasbitung dan sekitarnya akan lebih
mudah menjangkau berbagai tempat tujuan di Jakarta, karena kini jalur kereta
mereka terintegrasi dengan jalur Commuter Line lain yang melayani penumpang
sampai ke arah Bogor dan Bekasi.
Stasiun kereta api Rangkasbitung. |
Bulan November yang lalu, saya dan
ibu saya sengaja mencoba naik kereta tujuan Rangkasbitung ini. Kami naik kereta
dari Tanah Abang pagi-pagi, sekitar jam 8 pagi. Kebetulan, kami berdua
sama-sama belum pernah pergi ke Rangkasbitung. Untuk jalur tujuan ujung barat
ini, stasiun paling jauh yang pernah saya capai sebelumnya hanya Stasiun Maja,
itupun karena penasaran saja.
Oh ya, sebetulnya, saya sudah tahu
ada jalur jurusan Rangkasbitung ini sejak pertama kali dibuka, lho. Waktu itu
saya sudah sempat berkunjung ke Stasiun Angke yang baru saja dibuka untuk
Commuter Line, bersamaan dengan dioperasikannya kereta arah Rangkasbitung ini.
Akan tetapi, memang baru tahun kemarin saya berkesempatan mencoba kereta tujuan
Rangkasbitung ini.
Jangan pernah berharap mendapati
kereta jalur Rangkasbitung sepi ya. Jalur ini termasuk jalur padat, yang
gerbongnya selalu penuh atau hampir penuh setiap kali akan berangkat dari Stasiun
Tanah Abang. Dan, kereta ini akan terus penuh sampai dengan Serpong. Setelah
Serpong, jumlah penumpangnya berkurang cukup banyak. Kemungkinan, dengan
bertambahnya perumahan baru di sekitar Parung Panjang, mungkin jalur ini akan
menjadi jalur yang semakin padat di masa yang akan datang.
Karena jalur perjalanan ini cukup
jauh, maka pemandangan yang tersaji dari awal hingga akhir perjalanan cukup
beragam. Dari Tanah Abang sampai sekitar Sudimara pemandangannya perumahan dan
kampung perkotaan. Habis itu, mulai ada tanah kosong, pepohonan, dan sawah.
Begitu melewati daerah Serpong, kita akan melihat hamparan sawah luas dan
pemandangan alam yang hijau. Lama perjalanan hampir dua jam, ya. Dan ada
kemungkinan berdiri selama itu, lho. Jadi melihat pemandangan di luar itu
menjadi distraksi yang bagus supaya tidak merasakan pegalnya kaki.
Sekitar jam sepuluh kurang, kami
tiba di stasiun Rangkasbitung. Stasiun ini sebetulnya kecil, tapi padat banget.
Penumpang hilir mudik, bahkan kadang berebutan tempat di kereta. Walau kecil,
fasilitasnya lengkap, lho. Jelas ada mushola dan juga kamar kecil. Kalau haus
atau lapar, ada restoran cepat saji CFC dan minimarket. Lumayan, kan.
Stasiun Rangkasbitung letaknya
persis di belakang pasar. Jadi, keluar dari stasiun, suasananya nggak kalah
sumpek dengan di dalam stasiun. Ada angkot yang lewat di depan stasiun, tapi
saya kurang tahu jalurnya. Secara umum, kalau berminat untuk jalan-jalan di
sekitar Rangkasbitung, mendingan jalan kaki dulu ke arah jalan raya sebelum
memilih angkot. Jalan raya tempatnya nggak jauh, tapi mungkin tidak terlihat
dari stasiun karena jalan yang membawa kita ke sana padat banget sehingga jarak
pandangnya minimal.
Nah, yang berminta untuk ke Rangkasbitung
dari Jakarta dengan Commuter Line, jangan lupa untuk jaga diri. Isi perut dulu
sebelum berangkat biar nggak capek kalau harus berdiri selama perjalanan. Waspada
juga, soalnya kita semua tahu daerah Tanah Abang selalu rawan copet. Untuk yang
mau tahu tempat wisata apa yang dikunjungi di tengah kota Rangkasbitung, bisa
lihat postingan berikutnya tentang nampak tilas jejak Multatuli.
Karena saya bukan orang Jakarta dan Sekitar, saya menunggu tulisan berukutnya tentang tempat wisatanya mbak.. Menarik niihh...
BalasHapusRangkasbitung punya museum Multatuli yang merupakan salah satu tempat wisatanya. Masih baru sih. Tunggu artikelnya minggu depan ya. :)
HapusSaya selalu penasaran naik commuter line itu rasanya kaya apa haha
BalasHapusSaya pernah beberapa kali naik kereta jarak dekat sama jarak jauh, tapi apa kecepatannya sama ketepatan waktunya apa sama mbak?
Yang jelas, semakin jauh jaraknya, ya semakin lama waktu tempuhnya ya. Kalau menurut saya sih, kecepatan kereta commuter line ya segitu-gitu aja. Nggak pernah ngukur, sih.
HapusPernah naik komuter line waktu tinggal di jkt tapi ga pernah sendiri musti ada temen, takut kena jambret dan juga ga tau kalo turunnya di peron mana soalnya pernah waktu SMA salah turun dari pintu krl paling belakang malah gak kedapetan peron jadi melompatlah diriku, kaki langsung sakit deh sebel banget
BalasHapusAduh, pasti sakit tuh. Iya, kalau turun di stasiun yang kita nggak kenal, kadang-kadang kena zonk.
HapusSaya pernah naik KRL dari Pasar Senen ke stasiun di daerah Bekasi(tidak tahu namanya)...:)
BalasHapusWah, arah Bekasi ada beberapa stasiun, ya... Itu jalur padat, tuh.
HapusWahhh sudah lama gak naik kereta, dalam seumur hidup baru 2 kali naik kereta api, perjalanan yang kulakukan kebanyakan touring sendiri menjelajah Indonesia ini, mulai dari berkendara motor sampai minta boncengan mobil whahaha
BalasHapusAhaha... saya sih, memang suka naik kereta.
HapusLho mba udah balik dari Jepun yah
BalasHapusSudah, Pak... habis ini cerita Jepangnya tinggal sisa-sisa perjalanan saja.
HapusBeberapa kali ke Jakarta belum pernah nyoba naik KRL karena sering dianter sama keluarga. Mungkin lain kali harus berani blusukan biar terasa jalan-jalannya.
BalasHapusIya, Mbak. Kereta semakin lama semakin bagus, kok.
HapusWah, aku belum pernah muter2in daerah sana, mbak :) Ngeri juga kalau sendirian wkwkwkwkwk.... Paling naik CL sekitar Lenteng Agung ke Tebet dll, ke Bekasi pun baru sekali dan rasanya...jauuuuuuuuuhhh haha. Tq infonya, mb Dyah.
BalasHapusBekasi dan Rangkasbitung memang jauh, sih...
HapusPenasaran sama Museum Multatuli-nya, Kak. Namanya unik ya. Membaca ini jadi ingat masa-masa dulu waktu ke Jakarta hahaha :D
BalasHapusWaktu di Jakarta, sering naik KRL juga ya?
Hapusjalur ini padet banget emang,, dulu pernah naik di jam pulang kantor pula,, ampuuun..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Ahahaha... naik kereta setiap jam pulang kantor, bisa bikin gampang sakit darah tinggi.
HapusWajar kalo rame, soalnya deket sama pasar. Kayak stasiun Cikarang yang deket sama pasar.
BalasHapusBener. Memang jaman dulu stasiun dibangun di dekat pasar. Untuk mempermudah bisnis. (Atau kebalik, ya? pasar muncul di dekat stasiun? Hmm ...)
Hapusrangkasbitung ya. beberapa x berencana krl an kesana gak jadi2.selalu pakai moda transportasi lain padahal mayan sering kesana hehe.next harus dicoba ini.makasih inpohnya ya
BalasHapusIya, Kak. Bolehlah kali-kali cobain.
Hapus