Sebelumnya, saya pernah mengisahkan
tentang perjalanan saya ke kota Matsuyama, Ehime, pulau Shikoku, Jepang. Nah,
kini saya ingin mengisahkan tempat-tempat yang saya kunjungi selama saya berada
di kota Matsuyama. Saya menginap di Fujiya, hostel yang menyebut dirinya
sebagai self-serviced hostel. Entah
apa maksudnya. Hostel tempat saya menginap modelnya adalah dormitory dan
harganya sekitar Rp 320.000,- semalam. Saya tiba jam 8 malam dan keesokan
paginya sudah harus check out jam 10 pagi. Benar-benar tempat untuk mampir
tidur sebentar.
Dogo Onsen Honkan. Suasananya tradisional sekali. |
·
Saya pernah ke Onsen tradisional di Pulau Kyushu, lho. Cek artikelnya di sini.
Dogo Onsen adalah salah satu
pemandian air panas tertua di Jepang. Tempat ini sudah disebut-sebut di dalam
kumpulan puisi kuno yang ditulis di abad ke-8. Konon, seorang pejabat Jepang
yang bernama Pangeran Shotoku di abad ke-6 pernah mandi di sini. Tempat ini
juga dikenal sebagai tempat pemandian keluarga kerajaan sejak jaman dahulu.
Penulis ternama Jepang Natsume Soseki dahulu juga sering berendam di sini. Tapi, bangunan yang berdiri sekarang adalah hasil
renovasi di tahun 1894, jadi sebagian dapat dikatakan baru.
Bangunan Dogo Onsen Honkan memang
terlihat tua, walau tetap kokoh. Bentuknya mencerminkan cita rasa tradisional
dan menarik. Bagian dalamnya bersih dan terbuat dari kayu. Kalau ada yang
pernah menonton film anime “Spirited Away” atau “Sen to Chihiro no
Kamikakushi”, dan masih ingat bagaimana penggambaran lorong-lorong dan tangga
kayu dalam gedung onsennya, nah bagian dalam Dogo Onsen Honkan hampir sama
dengan itu. Konon, penggambaran bangunan onsen tempat Chihiro (tokoh utamanya)
bekerja terinspirasi dari Dogo Onsen Honkan yang terdiri dari tiga lantai ini.
Bagian belakang Dogo Onsen Honkan. Yang ada pagarnya itu tempat masuk khusus Kaisar. |
Masuk ke dalam ruang onsen itu harus
telanjang bulat, ya. Tapi tidak perlu khawatir. Seperti umumnya onsen di
Jepang, ruang onsen untuk perempuan dan laki-laki dipisah. Tetap saja kita
harus cuek melihat orang lain (berjenis kelamin sama) telanjang, dan cuek
walaupun mungkin orang lain melihati badan kita. Sebelum nyemplung, kita harus
mandi dulu sampai bersih. Mandinya pakai shower yang berjajar di pinggir kolam.
Tapi jangan sampai air sabun dan shampo masuk ke dalam kolam mandi. Jorok.
Kalau bingung, saran saya sih tengok kiri kanan, lihat orang lain ngapain,
terus kita ikuti. Hehehe ...
Ketentuan umum kalau berendam di
dalam kolam onsen adalah harus dalam keadaan bersih dan tidak boleh berenang.
Jadi, setelah mandi, kita berendam di dalam kolam air panas dengan tenang.
Untung waktu saya berendam, cuma ada satu mbak-mbak lain yang juga berendam
bersama dengan saya. Jadi saya bisa duduk dengan tenang dan tidak khawatir
mengganggu orang lain yang mungkin bersliweran.
Setelah berendam, saya kembali ke
ruang loker untuk memakai baju mandi dan beringsut-ingsut ke ruang ganti privat
untuk ganti baju dan mengeringkan rambut. Berhubung sedang musim dingin,
mengeringkan rambut dengan hair dryer itu penting banget. Bisa flu mendadak
kalau saya jalan-jalan di luar dengan rambut basah. Karena saya ambil paket
yang paling lengkap, saya mendapatkan hidangan berupa secangkir teh hijau dan
makanan ringan khas Matsuyama, botchan dango. Lumayan, mengurangi dehidrasi dan
mengembalikan energi.
Botchan-no-Ma, yang didedikasikan untuk penulis Natsume Soseki. |
Dari Botchan-no-Ma, saya diarahkan
menuju ke sebuah museum kecil yang menunjukkan beberapa barang seni antik,
termasuk keramik dan lukisan. Sayangnya penjelasannya semua dalam bahasa
Jepang, jadi saya tidak tahu sama sekali artinya.
Dari museum kecil, saya lalu
diarahkan ke Yushinden, yaitu ruang mandi khusus untuk Kaisar Jepang. Ruang
mandi Kaisar memiliki gerbang masuk privat, jadi tidak lewat pintu rakyat
jelata yang di depan. Terus, ada ruang singgasana kecil yang mana pembatas
ruangannya dilapis emas, dimana di situ disimpan beberapa pusaka. Terakhir,
tentu saja ada kolam tempat mandinya yang dilapisi kayu yang berkualitas prima.
Saat ini, tempat ini praktis hanya jadi museum karena keluarga kerajaan
sekarang biasanya menggunakan onsen privat di hotel mewah.
Setelah selesai tur
keliling bangunan, saya pun buru-buru kembali ke hostel untuk check out dan titip koper di petugasnya.
Itu sudah jam 10 pagi, soalnya. Habis itu, baru saya balik lagi ke Dogo Onsen Honkan
dan foto-foto bagian luarnya. Saya juga foto-foto bangunan onsen lain yang ada
di lokasi tersebut. Lumayan juga lho area
tersebut; di sekitaran Dogo
Onsen juga ada hal-hal menarik lainnya seperti:
Botchan karakuri clock di kiri, dan Ashi-yu tempat orang merendam kaki di kanan. |
- Ashi-yu di dekat stasiun. Ashi-yu adalah kolam air panas kecil dimana orang bisa merendam kaki di situ gratis. Sore-sore, saya lihat banyak anak-anak sekolah yang merendam kaki di situ sambil mengobrol.
- Botchan Karakuri Clock. Jam di pinggir jalan ini, satu jam sekali, selalu bernyanyi dan menampilkan boneka-boneka kecil yang bergerak-gerak. Dapat dipastikan, jam ini termasuk salah satu atraksi yang ditunggu-tunggu oleh turis.
- Dogo Shopping Arcade adalah jalan menuju ke Dogo Onsen Honkan dimana di kiri-kanannya berjajar toko-toko dan tempat makan. Kalau mau mencari oleh-oleh khas Matsuyama, sebaiknya cari di sini.
- Stasiun kereta Dogo Onsen. Stasiun kereta ini bentuknya unik, seperti mainan anak-anak. Oh ya, ada Starbuck-nya, jadi bisa buat kongkow-kongkow kalau bosan jalan-jalan. Stasiun ini bukan stasiun JR, melainkan stasiun jalur Iyotetsu, jalur kereta api yang paling banyak digunakan di Pulau Shikoku. Stasiun ini melayani trem dan kereta wisata.
- Asuka-no-Yu dan Tsubaki-no-Yu adalah tempat pemandian lain di dekat Dogo Onsen Honkan yang relatif baru. Kedua tempat ini bisa menjadi alternatif untuk orang-orang Jepang yang mungkin sudah bosan dengan Dogo Onsen Honkan dan berniat menghindari rombongan turis. Tapi kalau turis, biasanya memilih berendam di Honkan.
(Bersambung.)
Wah... enak ya mbak bisa jalan2 gitu. Saya ha ya bisa ngiler saja. Palingan cuma jalan2 ngider2 kampung doank
BalasHapusItu kan sekarang. Masa depan siapa yang tahu...
HapusUntuk kita budaya timur pasti risih yang mba liat orang telanjang meski sama gender. Saya pernah ngalamin di sauna di satu hotel di Indonesia sih. Bapak2 bule cuek aja gak pake apa2. kita yang mual2 hahahaha
BalasHapusItu bapak² bule orang Jermankah? Atau eropa timur?Soalnya nggak semua orang bule nyaman bugil di pemandian umum lho. Waktu saya menginap di Osaka, ada cewek Amrik yang shock pas salah masuk ke area ganti baju untuk shared bathtub dan melihat orang-orang bugil lagi ganti baju.
HapusWah, perlu keberanian ya kl mau berendam di onsen, soalnya bareng2 dan tanpa selembar benangpun..😅
BalasHapusPengalaman yang unik. Tfs... 😀
Untungnya saya nggak pernah punya pengalaman ke onsen pas lagi ramai. Mungkin lebih seru lagi ya.
HapusNah ini nih bucket list saya kalau pengen ke Jepang waktu winter, harus nyobain berendam di onsen. Terimakasih referensinya, Mbak.
BalasHapusSama-sama Kak.
HapusOmong2 soal onsen, ini kesenangannya Sizukanya Doraemon, seneng banget berendem. Sama Jiraiyanya Naruto juga senang main di onsen.
BalasHapusBtw, saya mau tanya, air panas di onsen ini bersumber dari mana si, apakah dari sumber mata air panas bumi, seperti pemandian air panas yang umum di Indonesia? Atau menggunakan tungku yang dibakar?
Hmm, mandi bugil gitu di tempat rendaman umum, agak aneh ya, saya saja yang laki-laki agak gimana gitu membayangkannya ...
Sepertinya mikir 2x untuk mencoba hahahaha
Jepang itu luar biasa, trip ke sana termasuk trip berbiaya tinggi juga sepertinya
Airnya dari sumber air panas alami, Kak. Di Jepang memang ada banyak sumber air panas.
HapusSaya mah gak mau mandi di onsen malu haha, eh tapi saya pernah liat mandinya pake handuk gitu di tv mungkin onsennya beda2 peraturannya kali ya
BalasHapusKalau di TV pasti pakai handuk, Kak. Kalau enggak, jadinya film porno. Itu habis shooting, bathtub-nya langsung dibersihkan supaya benang-benang handuk tidak ada yang tertinggal. Tapi di dunia nyata, nggak boleh pakai handuk.
HapusKesan yang selalu terlihat dari Jepang adalah rapi ya... dan penting juga mengunjungi tempat pemandian air panas di negara yang dingin kaya gitu... keren, ditunggu ulasan Dogo Onsen-nya
BalasHapusMasuk onsen begini pengalaman khas Jepang. Makanya saya selalu penasaran dengan onsen.
Hapusditunggu ulasan selanjutnya, maksudnya gitu hehe
BalasHapusIya, Pak...
HapusPas banget di jepang lagi musim dingin ya kak bisa berendam, tapi rada geli gak sih liat orang telanjang walaupun jenis kelaminnya sama :D
BalasHapusKalau saya sih, nggak ngeliatin orang lain sih. Nggak minat juga. Saya cuma ngeliatin jam dan detil ruangan aja...
HapusAku jadi pengen banget berendam nih mba di Dogo Onsen. Kelanjutannya kapan mba? Ditunggu ya. Pengen baca :)
BalasHapusAhaha... seru sih.
HapusBlog yang menarik... Saya ingin berbagi article tentang Paris, di Latin Quarter di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/09/paris-di-latin-quarter.html
BalasHapusYuk...
Hapuskalo saya nggak bakalan nyobain onsen deh, mbak. hihihi
BalasHapuspaling pol foto-foto bangunan luarnya aja.
Bangunan luarnya juga menarik kok. Tapi bagian dalamnya memang lebih keren. Terutama dindingnya.
HapusAiiih mbaa aku mupeng banget ke Jepang loh. Meski belom kesampean, aku paling seneng baca-baca soal Jejepangan gini. Aku bookmark ya mbaa. Salam kenal!
BalasHapusSalam kenal juga...
HapusLorong-lorong bagian dalamnya juga nggak boleh di foto mbak? Pas baca spirited away, jadi mbayangin versi real-nya seperti apa. Hehe...
BalasHapusWeh, tak kira tetep pakai pakaian dalam macam pakaian renang gitu. Ternyata malah telanjang bulat. Saya belum terbiasa xD
Lorong dalamnya juga gak boleh foto. Mungkin takut ada muka kefoto nggak sengaja.
HapusBudaya di Jepang ini banyak sekali berkaitan dengan Onsen ya, gabisa lepas.. Sampai masuk komik paporit saya dulu Shaman King hahaha..
BalasHapusTapi ya beda onsen lah ya mbak sama di komik
*kabur*
Ea... gue kabur kalau ketemu mahkluk-mahkluk anime begitu.
HapusBetulan, aku pengin banget ngerasain berendam di Onsen ...
BalasHapusSelama ini cuma denger ceritanya kalau disana tiap orang yang mandi harus telanjang bulat, itu sih buatku ngga masalah.
Ngapain malu hahaha :D
Tarif paketnya kok lucu ya, kak .. beda selisih jauh harganya cuma dibedakan ruang bilasnya.
Kalo yang murah ruangan bilasnya rame-rame ..., kalo aku sih milih yang rame-rame saja.
Mayan ngirit buat beli shushi setelah dari onsen :)
Ahaha ... sebetulnya pengalamannya itu lho, yang tidak bisa dibayar pakai uang. Cuma di beberapa negara saja ada budaya mandi telanjang rame-rame. Seingat saya, cuma Jepang dan Jerman.
Hapus