Hari 3
Kyoto + Jalan-jalan malam di Osaka
Hari ini juga bangun siang. Beli
makan juga di Lawson dekat stasiun. Jam 8 lebih baru berangkat dari stasiun JR
Osaka naik shinkansen kembali ke Kyoto. Hari ini saya sudah lebih cerdas, saya
beli dulu tiket one-day pass untuk bus lokal Kyoto. Jadi saya bisa ganti-ganti
bus tanpa takut kemahalan bayarnya. Worth
it, karena model jalan-jalan gaya saya bisa nyasar atau ganti haluan
mendadak.
Jam 9 lebih saya akhirnya tiba di kuil Kinkakuji, naik bus lokal. Berhubung
buru-buru, makan pagi saya dari Lawson di Osaka baru dimakan di halte bus dekat
kuil Kinkakuji. Nggak apa, paling tidak saya bisa menikmati keindahan kuil
Kinkakuji di pagi hari. Kuil ini terkenal, karena temboknya dilapisi dengan
lembaran emas. Kuil ini berada di taman yang cantik banget, apalagi kalau musim
gugur. Lain kali ingat-ingat ya, ke Kyoto-nya pas musim gugur. Pasti cantik
banget. Dari kuil Kinkakuji, saya naik bus lokal ke kuil Ginkakuji. Satu bus ama tiga cowok turis korea yang tampangnya
kinclong seperti artis K-Pop. (Informasi nggak penting.)
Salah satu sudut taman kuil Ginkakuji. |
Ginkakuji adalah kuil berwarna putih
yang modelnya sama dengan kuil Kinkakuji. Letaknya di ujung lain kota Kyoto,
kalau dibandingkan dengan Kinkakuji. Waktu tempuh bus antara keduanya adalah
sekitar 20 menit. Di dekat kuil Kinkakuji, ada jalan yang di pinggirnya ditanami
pohon sakura. Jalan ini dinamai Philosopher’s
Path, karena salah satu ahli filsafat Jepang bernama Nishida Kitaro
dikatakan berjalan di sini sambil bermeditasi. Oh ya, di musim dingin, pohon
sakura meranggas, hanya tinggal batang berwarna hitam saja. Jadi kurang
menarik.
Dari Ginkakuji, saya naik bus lokal menuju
ke Kyoto Imperial Palace, yang
dulunya merupakan tempat tinggal kaisar sebelum restorasi Meiji. Istana yang
dikelilingi taman yang luas dan indah ini masih terpelihara sampai sekarang. Lumayan
juga keliling istana dan sebagian tamannya sekitar satu jam. Dari sini, saya
jalan kaki ke target wisata selanjutnya.
Jam 13:30, saya sampai di Nijo
Castle. Nijo Castle dibangun untuk
menjadi tempat tinggal Tokugawa Ieyasu di Kyoto. Dia adalah shogun pertama di
jaman Edo. Nijo Castle ini diangap sangat bersejarah bagi orang Jepang karena
tempat ini menjadi salah satu setting
kisah sejarah dimana pada akhirnya shogun mengembalikan kekuasaan sepenuhnya
kepada kaisar.
Tiba-tiba saja jam 3 sore dan saya
belum makan siang. Jadi saya lalu memutuskan untuk nyemil snack tradisional
plus minum teh hijau di kedai teh di dalam kompleks Nijo Castle. Setelah itu, saya
memutuskan untuk segera balik ke Osaka saja. Besok sudah hari terakhir saya di
Osaka dan saya belum ke Dotonburi!
Dotonburi, Osaka. |
Setelah nyasar-nyasar mencari halte
bus, saya akhirnya berhasil menemukan bus lokal yang bisa membawa saya ke
stasiun JR terdekat. Supaya cepat, saya sengaja ambil shinkansen untuk kembali
ke Osaka. Di Osaka, saya lalu ambil
kereta ke Dotonburi. Supaya cepat, karena sudah jam lima dan saya sudah lapar,
saya ambil kereta bukan JR, tapi metro, untuk segera sampai di Dotonburi.
Dotonburi adalah area hiburan
terkenal di Osaka. Di sini dikenal sebagai surganya wisata kuliner Osaka. Dan
saya sudah pasti mencoba makan okonomiyaki di rumah makan Mizuno. Setelah
muter-muter, akhirnya saya menemukan kios yang di depannya ada antrean panjang
banget. Itulah Mizuno. Biasanya
orang antre 45 menit di sini. Tapi karena saya sendiri, ada tempat untuk satu
orang, jadi saya cuma menunggu 10 menit saja. Hehehe ...
Setelah makan malam okonomiyaki, saya
memutuskan untuk jalan-jalan sambil mencari logo Glico di tepi sungai yang
menjadi landmark dari Dotonburi. Di tengah hujan yang lumayan deras, saya
berhasil menemukannya. Untung sekali saya selalu bawa payung. Pas mau balik ke
hotel, saya menemukan jalur jalan kaki yang nyaman dari Dotonburi ke stasiun JR
terdekat, yaitu stasiun JR Namba. Baiklah, jadi ternyata JR Pass juga bisa
mengantar kita ke Dotonburi.
Hari 4
Osaka
Walaupun saya menginap di Osaka,
tapi baru di hari terakhir ini saya akan menjelajahi Osaka. Akibat perubahan
itinerary mendadak dua hari yang lalu, saya jadinya baru muter Osaka sekarang.
Padahal hari ini saya check out hostel dan harus tiba di Tokyo jam 7 malam
karena janjian dengan teman. Di rencana awal, harusnya saya kemarin sudah muter
Osaka, dan tidak perlu dua hari ke Kyoto. Tapi nggak apa-apa. Nggak rugi juga.
Kyoto cantik.
Check out hostel jam 9 pagi. Dengan
kereta saya menuju ke stasiun JR Tennoji, untuk menuju ke kuil Shitennoji. Jalannya menuju ke kuil
dari stasiun sekitar 10 menit lebih, dan hujan pula. Terus, waktu sampai ke
sana, kuilnya biasa aja. Hahaha. Tapi kuil ini adalah salah satu kuil Budha
tertua di Jepang, karena pertama kali didirikan di abad ke-6. Sayangnya
bangunannya sudah baru semua. Tapi saya tidak rugi berkunjung kemari karena
kuil ini ternyata memiliki arti sejarah yang besar untuk orang Jepang.
Salah satu sudut dekat kuil Shitennoji. |
Dari kuil Shitennoji, saya naik
kereta lagi ke stasiun JR Osakajokoen. Jalan kaki sekitar 10 menit, saya tiba
di Osaka Castle. Paling tidak, tempat
bersejarah utama di kota Osaka bisa saya kunjungi di menit-menit terakhir
perjalanan saya di Osaka. Osaka Castle adalah salah satu landmark klasik kota Osaka. Di Osaka Castle, kita bisa mempelajar
sejarah perpindahan kekuasaan terakhir dari shogun kepada kaisar. Diorama,
film, dan juga penjelasan tertulis mengenai sejarah sangat lengkap, sehingga
kalau kurang minat dengan sejarah Jepang, bisa bingung karena penjelasannya
memang sangat detil.
Sekitar jam satu siang, saya makan
takoyaki di depan Osaka Castle, dan setelah itu saya kembali ke hostel untuk
mengambil barang dan berangkat ke Tokyo. Sekitar jam tiga kurang, saya sudah
naik shinkansen menuju ke Tokyo. Hampir jam setengah tujuh, saya sampai stasiun
JR Tokyo, dan jam 7 sampai di hostel tempat menginap. (Itu pakai acara salah
belok dan nyasar.) Yeay!
Jadi, itulah perjalanan
saya ke Nara – Kyoto – Osaka selama 4 hari 3 malam. Sebetulnya harusnya
perjalanan itu bisa lebih efisien, sih. Tapi karena ini kan kali pertama saya
ke Nara, Kyoto, dan Osaka. Terus, saya sendiri pula dan hanya berpegangan pada
GoogleMaps. Jadi, ada masa dimana saya salah belok, nyasar, bingung dulu mau
mampir ke kios ini atau tidak, bengong kelamaan menikmati pemandangan, dan
lain-lain. Tetap saja, saya menikmati solo travelling. Ada yang mau ke Jepang
dalam waktu dekat?
(Selesai.)
Ya ampun mbak, kebayang naik-turun kendaraan dan mompar-mampirnya. But, it was worth doing kan ya😉..
BalasHapusSaya pingin ke Jepang. Kalo boleh, pingiiin ketemu sahabat pena saya dulu di Osaka. Itupun kalo dia masih ingat hahaha...
Wah, kalau sampai bisa ketemu lagi dengan sahabat pena jaman dulu, pasti keren banget ya. Semoga tercapai. Kata orang, menjalin hubungan dengan teman-teman lama membawa rejeki.
Hapuswah, saya udah pengen banget ngacir ke Jepang. tapi sayangnya dalam waktu dekat malah belok ke destinasi yang lain. hiks..
BalasHapussementara cerita mbak Dyah kusimpen buat referensi dulu :)
Selamat jalan-jalan ya. Kalau ada kemauan, pasti apapun yang diinginkan akan tercapai.
HapusGak berpose ala Glico man mba hehe, trnyata baru pertama kali ke sana ya mba, udah kerenlah itu solo travel lagi kalo saya nyasar udh nangis dipojokan tuh, btw bagusan mana antara Tokyo sama kyoto mba?
BalasHapusPas itu hujan, Mbak. Mau selfie juga susah. Buat saya sih, bagusan Kyoto daripada Tokyo ya. Lebih tradisional, soalnya.
HapusJalan kaki di Dotonburi waktu malam asik juga ya mbak...btw kulinernya bisa bikin kantong menjerit kali ya mbak...???
BalasHapusLumayan lah ya ... tapi daripada penasaran?
HapusDuh kayaknya Jepang friendly banget ya buat solo traveling. Next pengen nyobain solo traveling ke Jepang.
BalasHapusBener, Mbak. Solo travelling di Jepang aman.
HapusWiiii, asyik banget wisata ke Jepang!
BalasHapusMoga2 thn ini ada rezeki aku berangkat ke sana
Aaamiiiin
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Semoga tercapai ya...
HapusPas baca postingannya jadi pinginlah kesana. Eh, begitu mau komen, banyak juga cerita tentang Jepang. Jadi pingin cepat-cepat deh ke Jepang
BalasHapusAhaha... lagi ngetrend ya.
HapusHai dyah, sy elsa. Salam kenal yah.
BalasHapusPengen nanya2 minta pencerahan soal backpacker ke jepang, bisa? Di email atau via whatsapp bisa? Maaf merepotkan. Terima kasih sebelumnya.
Hai Elsa! Boleh kontak via instagram ya. Bisa klik tombol "view on instagram" di halaman ini, atau cari @sesukadee
HapusSeru sekali 😊 Belum ada rencana ke Jepang, tapi aku suka bacanya 😍
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung.
HapusAsik banget jalan2 ke Jepangnya, ajakin saya dong mbak Dyah. Jangan solo traveller terus...
BalasHapusAhahaha ... kasihan tanaman di rumah kalau ditinggal, lho...
Hapus