Minggu ketiga bulan Desember yang
lalu, saya solo travelling ke Jepang. Musim dingin? Iya sih, tapi belum turun
salju. Jadi suasananya lebih mirip seperti akhir musim gugur. Nah, jalur
perjalanannya sebenarnya adalah 8 hari untuk Jakarta – Narita – Matsuyama –
Nara – Kyoto – Osaka – Tokyo – Jakarta. Tapi khusus untuk kali ini, saya akan
menceritakan sebagian perjalanannya saja, yaitu kisah jalan-jalan di Nara,
Kyoto, dan Osaka selama 4 hari 3 malam.
Ini cuma artikel tentang alur
perjalanan saja ya. Jadi lebih tepat disebut sebagai deskripsi itinerary saya. Untuk detil tempat wisatanya, akan diperjelas di artikel-artikel
yang lain. Untuk memudahkan, tempat wisata yang saya kunjungi ataupun yang
hanya saya lewati, akan diketik bold.
Jalur perjalanan
Saya menginap di Osaka. Alasannya,
Osaka adalah kota bisnis, sehingga pilihan harga hotelnya lebih banyak
dibandingkan Kyoto, apalagi Nara. Yang penting, tempat penginapannya dekat
dengan stasiun JR Shin-Osaka supaya nggak terlalu repot waktu bawa koper kalau
mau pindah kota naik shinkansen. (Ini penting karena dari sini saya masih akan
ke Tokyo.)
Setelah bongkar pasang itinerary,
dan dengan perubahan di hari H-nya, maka jalur perjalanan saya selama menginap
di Osaka adalah: Nara (hari pertama), Kyoto (hari kedua dan ketiga), Osaka
(hari keempat). Kyoto sengaja mengisi jadwal dua hari karena tempat wisatanya
banyak banget.
Saya datang ke Osaka dari Matsuyama (Pulau
Shikoku) naik bus malam. Pagi-pagi jam 6:30, bus tiba di Osaka, tepatnya di Umeda Sky Building, yang merupakan
salah satu landmark kota Osaka. Di
sini saya terus titip koper dan langsung ambil kereta dari Stasiun JR Osaka menuju
Nara. Kenapa kereta JR? Karena saya membeli JR Pass yang berlaku untuk semua
kereta JR (Japan Railways), kecuali beberapa jenis shinkansen.
Oh ya, untuk perjalanan kali ini,
beli JR Pass berguna banget. Soalnya, bolak balik ke Nara – Kyoto – Osaka dan
lalu lanjut ke Tokyo, total harga tiket lepasannya hampir sama dengan harga JR
Pass yang dibeli dari Indonesia. Daripada pusing beli tiket tiap kali mau naik
kereta, mendingan beli JR Pass, kan.
Stasiun JR Nara. Karena punya JR Pass, kemana-mana saya menggunakan kereta JR. |
Hari 1
Nara
Hari pertama, yang pertama dilakukan
adalah makan pagi di stasiun JR Osaka. Beli onigiri di Lawson, terus makan di
tempat duduk di dalam stasiun. Dari Osaka ke Nara, saya naik kereta JR biasa.
Karena ketinggalan kereta yang langsung ke Nara, saya jadinya ke Kyoto dulu,
terus nyambung kereta ke Nara. Ya sudah, lah. Yang penting sampai. Untung
petugas yang ada baik hati membantu menunjukkan: ada di platform mana kereta
yang harus saya ambil.
Turun di Stasiun JR Nara, saya
kelaparan. Jadi saya mampir dulu ke MOS Burger untuk makan, sekalian nge-charge
handphone. Biar bisa foto-foto. Jam 10 pagi, saya lanjut naik bus ke kuil Todaiji. Kuil Todaiji terkenal karena
menyimpan patung Budha dari perunggu yang terbesar di Jepang. Kuil ini adalah
tempat yang wajib dikunjungi oleh setiap wisatawan yang datang ke Nara. Di
kompleks kuil ini ada museum, kuil utama, dan beberapa bangunan pendukung. Dari
sini wisatawan biasanya jalan kaki menembus Nara Park dengan rusa-rusanya menuju ke kuil Kasuga Taisha. Jaraknya nggak terlalu jauh: setengah jam jalan
kaki, itu sudah sambil lihat-lihat souvenir yang dijual dan duduk-duduk
sebentar.
Kasuga Taisha terkenal karena
merupakan kuil keluarga Fujiwara yang sempat berkuasa di Jepang dahulu kala.
Kuil ini cantik berkat barisan lentera yang disumbangkan ke kuil ini. Setelah
puas berputar-putar di kompleks ini, saya lalu ambil bus untuk turun di kuil Kofukuji.
Kuil Kofukuji terkenal karena
pagodanya dan karena sejarahnya. Kuil ini termasuk salah satu monumen historis
Nara kuno yang tercatat di UNESCO. Di kompleks kuil Kofukuji ini ada banyak
bangunan, termasuk National Treasure Museum yang menyimpan patung-patung kuno.
Untuk masuk ke setiap gedung, bayar lagi sekitar 400 yen sampai 600 yen, ya. Jadi
bijaksanalah dalam memilih gedung. Saya tidak masuk ke National Treasure Museum karena saya tidak punya waktu. Soalnya,
saya masih harus jalan ke stasiun untuk menuju ke tempat wisata selanjutnya.
Jalan-jalan di Nara, bisa foto-foto dengan rusa yang berkeliaran bebas. |
Kuil Horyuji adalah salah satu kuil
tertua di Jepang. Kuil ini memiliki bangunan kayu tertua di Jepang dan
merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Di musim dingin, kuil ini
tutup jam 16:30 dan saya sampai sini sekitar jam 15:30. Persis sebelum counter
tiket ditutup, saya berhasil membeli tiket masuk. Jam 16:30, saya meinggalkan
kompleks dan menunggu bus yang akan membawa ke stasiun JR Horyuji, untuk
selanjutnya membawa saya ke stasiun JR Osaka. Setelah ambil koper, saya lanjut ke
stasiun JR Shin-Osaka untuk menuju hotel dan check in. Semua mochi yang siang
saya beli, saya makan habis untuk makan malam. Laper soalnya.
Hari 2
Kyoto
Sebetulnya, tadinya saya hanya mau
menghabiskan satu hari di Kyoto. Namun berhubung di hari ini saya bertemu
seorang turis Indonesia yang mengomel-ngomel menyesal tidak bisa menjelajahi
Kyoto karena tour yang diikuti menginap di Osaka, saya lalu memutuskan untuk
menyediakan waktu dua hari di Kyoto. Dan ternyata ... sebetulnya masih kurang.
Hahaha!
Deretan torii yang menjadi ciri khas kuil Fushimi Inari Taisha. |
Dari kuil Fushimi Inari Taisha, saya
menuju ke stasiun JR Tofukuji untuk selanjutnya jalan kaki ke kuil Tofukuji. Jalannya dari stasiun JR
lumayan juga, sekitar 15 menit. Kompleks Tofukuji sangat luas, dan terdiri dari
kuil-kuil lain yang masih aktif. Untuk menuju ke kuil utama Tofukuji, kita harus
melewati kuil-kuil itu. Kuil Tofukuji adalah kuil utama Budha dengan aliran Zen
di Jepang. Kuil ini terkenal karena memiliki taman yang cantik, terutama di
musim gugur.
Dari kuil Tofukuji, saya kembali ke
stasiun JR dan melanjutkan perjalanan ke stasiun JR Kyoto. Berhubung hujan
deras, dan sudah jam 12:30, saya memutuskan untuk makan di stasiun. Setelah
selesai makan, dan hujan reda, saya lanjut naik bus ke kuil Kiyomizudera yang termasuk landmark
kota Kyoto. Di sini saya menyempatkan untuk beli cindera mata dan juga mencoba
minum sake di salah satu bar lokal.
Dari Kiyomizudera, saya lanjut naik
bus ke distrik paling terkenal di Kyoto: Gion.
Tentunya saya juga mampir ke kuil di dekat Gion, yaitu kuil Yasaka Jinja. Gion adalah distrik
hiburan yang sudah terkenal dari jaman dahulu kala. Selain ada kuil yang
cantik, ada juga pertokoan, bar dan tempat minum (izakaya), rumah makan elit
(yang mana beberapa di antaranya menyediakan layanan makan malam sambil
menonton pertunjukan seni oleh geisha), dan juga kios pengrajin tradisional.
Salah satu sudut daerah Gion, Kyoto. |
(Bersambung)
"Irasshaimase!"..itu torii cool banget...
BalasHapusMari, mari...
HapusWaw Mantap nih, kapan ngajak Wisata ke Jepang?
BalasHapus4 Tempat Wisata Menarik di Jawa Barat
1. Wisata Kawah Putih Ciwidey
2. Wisata Darajat Pass di Garut
3. Tempat Wisata Galeri Makkah Madinah di Kabupaten Garut
4. Wisata Alam Bukit Taman Langit Desa Wangunjaya di Bungbulang, Garut
Kunci Sukses Bisnis H. Iyus Ruslan, SE Pemilik Rumah Makan Cibiuk
Kenapa Biaya Domain Itu Mahal Bisa Mencapai Miliaran Rupiah?
Ini ada kaitannya sama baju musim dingin di Jepang itu pasti ya Kak wkwkwkw. Wah solo traveling ke Jepang ... awesome!
BalasHapusIya... sekali jalan bisa bikin beberapa artikel .
HapusTempat yang menarik di dunia dengan kultur unik dan kuat
BalasHapusBenar Pak. Kultur yang kuat itu poin yang patut dicatat.
HapusKeren mba bersolo traveling sampe ke Jepang. Bujet sekitar berapaan nih yang musti disiapin mba ?
BalasHapusItu tergantung gaya hidup, Pak. Yang jelas, tiket masuk kuil atau museum per orang antara 400-600 yen. Tiket bus kota untuk sehari (one day pass) 600 yen per orang. One day pass untuk kereta metro Tokyo juga sama. Kalau pindah-pindah kota seperti saya, lebih hemat pakai JR Pass. Onigiri di Lawson atau Seven Eleven yang murah 130 yen. Air botolan di vending machine 130 yen, tapi air keran di dapur juga bisa diminum langsung kok. Paketan McDonald's antara 500-600 yen. Itu gambarannya.
HapusWaaah, enak sekali ke Jepang mbak *mupeng*.
BalasHapusAku pengen jg bisa ke sana, pengen berkunjung ke studio ghibli xD
Saya malah nggak sempat ke Ghibli. Pengin juga sih...
HapusEmang ga enak banget ya mba lagi enak2nya jalan eh kaki malah sakit, padahal banyak tempat2 instagramable di kyoto tuh spt di kuil fushimi inari & distrik Gion krn sering dipake utk syuting drama film jepang
BalasHapusAhaha... ya gimana lagi. Untung pas di Fushimi Inari kakinya masih bener. Kalau enggak, nggak bakal naik gunung tuh.
HapusDuh Jepang 😍
BalasHapusNegara impian saya banget. Kapan ya bisa main kesana?
Btw disana ada binatang apa lagi mba? Kok cuma rusa yang ada fotonya. 😅
Wah, yang berkeliaran bebas di pinggir jalan cuma rusa. Kalau hewan lain, ya di kebun binatang. Hehehe...
HapusNgebet pengen ke Jepang, tapi nunggu tiket super promo belum keluar juga nehh...
BalasHapusSabar, lah. Orang sabar banyak rejekinya.
HapusBlog yang menarik disajikan dengan intim, mengingatkan saya akan Kuil Todaiji di Nara, di tengah kuil Buddhis ini, anda akan menumukan patung Buddha Agung yang terbesar, atau Daibutsu, terbuat dari tembaga.
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/05/nara-di-kuil-todai-ji.html.