Mungkin jarang terdengar ada orang
Indonesia melakukan perjalanan wisata ke kota Matsuyama, Jepang. Kota Matsuyama
memang bukan kota yang umum didatangi oleh turis Indonesia, padahal kota ini
merupakan kota wisata yang sangat populer bagi orang Jepang. Kota ini merupakan
salah satu tempat wisata pemandian air panas (onsen) yang tertua di Jepang.
Selain itu, kota ini juga merupakan setting
dari sebuah novel yang berjudul “Botchan” karangan Natsume Soseki, yang
merupakan salah satu bacaan wajib bagi pelajar di Jepang.
Deretan becak tarik atau rickshaw (jinrikisha) khas Jepang di depan Dogo Onsen. |
Matsuyama adalah ibukota dari Ehime
Perfecture, di pulau Shikoku. Buat yang belum tahu, pulau Shikoku adalah salah
satu dari empat pulau utama di Jepang. Matsuyama sendiri adalah salah satu hub bisnis utama pulau Shikoku, dan
memiliki pelabuhan yang cukup sibuk. Hanya saja, kota Matsuyama tidak dilewati
oleh kereta api cepat alias shinkansen. Jadi kalau berangkat dari Tokyo ke
Matsuyama naik kereta JR, perlu transfer beberapa kali, dan lama perjalanannya
sekitar 7 jam, dengan catatan berangkatnya harus pagi hari.
Di bulan Desember yang lalu, saya
berkesempatan mengunjungi kota Matsuyama. Walau di sana hanya sehari semalam,
saya menyempatkan diri untuk menikmati beberapa tempat dan atraksi wisata di
kota yang menarik ini. Tanggal 17 Desember 2018, saya tiba di Matsuyama dengan
pesawat Jetstar sekitar jam 6 sore lebih. Setelah beres-beres, saya naik bus
yang mengantar saya langsung ke depan stasiun Dogo Onsen. Kebetulan saya memang
sudah booking kamar di sebuah hostel
di dekat Dogo Onsen.
Salah satu bangunan di areal Matsuyama Castle. |
Tempat paling populer di Matsuyama
adalah Dogo Onsen Honkan, yang
merupakan salah satu tempat pemandian air panas tertua di Jepang. Konon
bangsawan Jepang dari jaman dahulu kala menyempatkan berendam di sini. Bisa
dikatakan, hampir semua turis yang berkunjung ke Matsuyama, pasti ingin mencoba
mandi di Dogo Onsen Honkan. Tempat populer lainnya adalah Matsuyama Castle yang didirikan di tahun 1603 dan daerah pelabuhan
yang terkenal dengan rumah makan seafood.
Karena saya di sini hanya sehari semalam, saya tidak sempat mampir ke daerah
pelabuhan. Soal tempat wisata yang saya kunjungi, akan dituliskan di artikel
terpisah ya.
Ada beberapa hal yang menarik dari
kota Matsuyama, salah satunya adalah jalur trem. Tidak seperti kota-kota modern
di Pulau Honshu (misalnya Tokyo atau Osaka) dimana kereta bawah tanah (Metro)
beroperasi, penduduk kota Matsuyama menggunakan trem untuk transportasi harian.
Menyenangkan juga naik kereta (trem) di tengah jalan, karena jalur trem adanya
di jalan biasa. Jadi, para pengendara mobil harus selalu waspada kalau-kalau
ada trem mendekat.
Trem Iyotetsu di kota Matsuyama. |
Kalau ada yang mau berkunjung kemari
dan keliling kota, mendingan beli tiket harian Iyotetsu ya, ada beberapa
pilihan, tapi sebetulnya tiket terusan yang khusus trem juga cukup. Jadi, kalau
kita mau kemana-mana, dalam sehari sudah tidak usah bayar lagi. Dengan trem,
kita sudah bisa mengunjungi Dogo Onsen dan Matsuyama Castle.
Kuliner
Nah, kalau bicara tentang wisata,
tentunya tidak akan melewatkan wisata kuliner. Kudapan paling terkenal di kota
Matsuyama adalah botchan dango yang
bentuknya seperti sate mochi tiga warna. Selain itu, ada juga kue bolu isi
selai kacang merah khas Matsuyama yang disebut sebagai taruto.
Pulau Shikoku dikenal sebagai
penghasil jeruk, terutama yang disebut dengan jeruk Iyo. Kalau suka jeruk,
wajib mencoba buah jeruk segar di sini. Kebetulan saya tipe orang yang malas
mengupas jeruk, jadi saya membeli produk rasa jeruk khas sini saja.
Tai meshi. Cara makannya, daging ikan mentah ditaruh di atas nasi, lalu disiram adukan kuning telur mentah dan kecap asin. |
Makanan lokal yang juga saya coba
cicipi adalah tai meshi, yaitu nasi
yang diatasnya diberi daging ikan (sejenis bawal) lalu disiram adukan kuning telur
mentah dan bumbunya. Ada juga iyo
satsumameshi yang sebetulnya adalah nasi disiram campuran kaldu ikan dan
miso. Kayaknya sih, ini makanan orang jaman dulu, soalnya konon sekarang sudah
jarang orang memasak makanan ini. Yang jelas rasanya enak.
Walau kota Matsuyama tidak bisa
dibilang besar, namun kota ini memiliki daya tarik tersendiri. Ada yang berminat berkunjung?
wah keren juga ya kota matsuyama ini, jadi pengen juga kesana, he he
BalasHapusSip, Kak. Terima kasih sudah berkunjung.
HapusSenengnya bisa lihat densha di sini....
BalasHapusKalo lagi dingin gitu, enak nyantap nasi hangat plus miso ya mbak...? Kalau ikannya saya enggak sih, katsuobushi sih OK...;)
Saya sih suka sushi, Kak. Iya, kalau dingin, miso soup atau ramen pasti enak banget.
HapusMendengar nama matsuyama, saya jadi terdistrak tentang pemain sepakbola dalam film tsubasa. Hehe
BalasHapusAhahaha ...
HapusKotanya apik sekali ya, Kak. Bersih dan terlihat (dari foto) tentram begitu hehehe. Botchan, saya punya dan pernah membacanya. Kisah yang luar biasa :)
BalasHapusBotchan kan berdasarkan kisah nyata penulisnya. Saya di sana baru nyadar, ternyata kisah Botchan itu sangat dikenal oleh masyarakat sana.
Hapusmenarik ya, mbak
BalasHapusseperti menjelajahi masa lalu
Iya, Kak. Betul banget.
HapusSaat mengunjungi Kota Matsuyama menggunakan travel agent (tour) atau secara pribadi ?
BalasHapusJalan-jalan sendiri, Kak. Makanya sampai pakai acara nyasar juga ...
HapusMantap nih berani jalan sendiri
HapusMau banget berkunjung ke Jepang, Mbak. Dulu suami pernah ditugaskan ke sana, tetapi saya nggak bisa ikutan karena di sana hanya bekerja dan nggak lama juga... :(
BalasHapusOoo ... semoga kesampaian ya Kak.
HapusWah mantep gan...
BalasHapusbisa berkunjung ke Jepang dan mencicipi kuliner yang udah langka yaa..
Iya, Kak. Terima kasih sudah berkunjung ya.
HapusSaya selalu penasaran klo orang jepang makan tai meshi, katanya oishii! enak banget gitu, tapi klo pake telur mentah apa enak ya? Atau telur mentah disana enak banget gitu ya hehe
BalasHapusDi Indonesia juga ada yang makan telur mentah kok. Lha telur mentah masuk teh panas juga enak kan. Teh talua dari Padang.
HapusMatsuyama tuh yang aku tau merek pompa air dan mesin potong rumput.
BalasHapusTernyata nama kota yang indah di jepang ^_^
Saya malah gak tahu itu merk pompa air.
HapusSaya malah gak tahu itu merk pompa air.
HapusSeru baca tulisannya karena selain tahu tempat wisatanya, tahu juga sejarahnya secara singkat. Eh begitu diterusin bacanya, membahas kuliner sekitar seperti tai meshi. Makin bertambah deh rasa penasaran tuk mengunjungi Jepang
BalasHapusJalan-jalan memang kurang afdol kalau nggak nyobaik makanan lokalnya, Kak.
Hapusmembaca dan melihat beberapa foto kota Matsuyama jadi pengen juga saat ke Jepang maen ke Matsuyama
BalasHapusIya, Mang. Nuansanya lebih tradisional, soalnya.
HapusSeru sekali kotanya, apalagi bisa keliling sendiri
BalasHapusKeliling sendiri enak sih, ramean juga enak.
Hapuswah ini kota yang jadi setting botchan itu ya. pernah baca bukunya beberapa tahun lalu
BalasHapusDan saya baru tahu, ternyata bukunya diterjemahkan di Indonesia dan banyak juga yang bilang pernah baca. Saya malahan tahunya filmnya.
HapusKapan ya bisa kesana 😀
BalasHapusBerpikir positif, Kak. Siapa tahu tahun depan bisa.
Hapussaya mbak... saya pengen banget kesana apalagi muter-muter Jepang. wkwkwk
BalasHapusSaya juga masih mau ke sana lagi kalau ada rejekinya.
HapusJepang memang selalu menggoda kita untuk jalan jalan kesana, tapi saya pribadi lebih suka jalan jalan ke kota dijepang yang masih bernuansa tradisional. Lebih greget bagi saya
BalasHapusIya. Kalau kota metropolitan, sama saja di mana-mana.
Hapus