Sebagian besar wisatawan yang
berkunjung ke Solo pasti mengenal dua stasiun utama kota ini dengan baik: Stasiun
Solo Balapan dan Stasiun Purwosari. Kedua stasiun ini memang aktif melayani
kereta api jarak jauh, sampai dengan tujuan Jakarta dan Surabaya. Akan tetapi,
sebenarnya di Solo masih ada dua stasiun lagi yang mungkin kurang dikenal oleh
orang banyak. Solo masih memiliki Stasiun Jebres dan Stasiun Solo Kota. Di artikel ini saya ingin membahas tentang Stasiun Solo Kota.
Stasiun Solo Kota bisa dikatakan
anak tiri dibandingkan dengan stasiun-stasiun lainnya. Sementara ketiga stasiun
lain melayani beberapa trayek luar kota, Stasiun Solo Kota hanya melayani satu
trayek luar kota, yaitu jalur Solo–Wonogiri. Stasiun mungil ini sempat
terabaikan di awal tahun 2000-an ketika tidak ada lagi kereta yang melayani
jalur Solo–Wonogiri. Untungnya, dengan adanya Kereta Api Bathara Kresna,
stasiun ini kembali dioperasikan. Stasiun ini juga melayani kereta wisata dalam
kota, yaitu Kereta Uap Jaladara.
Stasiun Solo Kota. |
Stasiun Solo Kota juga disebut
sebagai Stasiun Sangkrah, karena letaknya di daerah Sangkrah, Pasar Kliwon,
Surakarta. Bangunan ini sebenarnya masuk dalam kategori bangunan bersejarah. Stasiun
ini dibangun di tahun 1922, dan memang dibangun untuk melayani jalur ke arah
Wonogiri. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan kereta ke arah
Wonogiri berkurang, dan stasiun ini pelan-pelan ditinggalkan.
Waktu saya mencoba naik railbus Bathara Kresna tahun lalu, saya
sengaja turun di stasiun ini. Penasaran saja sih, sebetulnya. Stasiunnya kecil
dan sepi. Hanya ada beberapa orang yang turun di sini. Stasiun kereta ini terletak
di pinggir jalan kecil dan berada di tengah pemukiman padat. Memang mungkin
kurang cocok untuk dikembangkan menjadi stasiun kereta jarak jauh.
Padahal, kalau ditilik dari
lokasinya, tentu dulunya posisi stasiun ini sangat strategis. Tinggal jalan
kaki sepuluh menit dari stasiun, kita akan tiba di gerbang utama Keraton Kasunanan
Surakarta dan Benteng Vastenburg. Mungkin dulu dengan sepuluh menit naik kereta
kuda, Sultan sudah bisa sampai di stasiun ini dari istananya. Tak jauh dari
stasiun ini (juga sepuluh menit jalan kaki) terdapat Pasar Kliwon yang sudah
menjadi salah satu pusat bisnis Surakarta dari jaman Belanda. Hanya saja,
sekarang stasiun ini agak sulit dijangkau. Pasar di
dekatnya membuat jalan kecil di depan stasiun semakin padat serta susah
dilewati kendaraan pribadi.
Salah satu bagian dari Stasiun Solo Kota. |
Lalu, bagaimana kondisi stasiunnya
sendiri? Untungnya, kini stasiun ini sudah berbenah sehingga lebih rapi dan
apik. Waktu saya tiba di stasiun ini, nampak kalau stasiun ini masih baru saja
dicat ulang. Halaman depan juga dirapikan. Di awal tahun 2000-an, saya pernah
iseng lewat di depan stasiun ini, dan di halamannya banyak rumput liar serta
tak terawat. Sekarang semuanya sudah berubah.
Buat yang penasaran dengan Stasiun
Kota di Solo, boleh sekali-sekali mampir ke stasiun ini, sekalian mencoba naik railbus Bathara Kresna ke Wonogiri. Stasiun
Solo Kota cukup dekat dengan sate kambing Hj. Bejo (kalau mau makan), atau Beteng
Trade Center (kalau mau belanja), atau alun-alun utara Keraton Surakarta (kalau
mau berwisata). Semua itu bisa dicapai dengan jalan kaki sekitar 10 menit atau
dengan memesan kendaraan online. Lumayan kan, mengunjungi bangunan bersejarah sekaligus
wisata di kota Solo.
Saya belum pernah ke Solo naik Kereta, jadi belum begitu ngeh gimana bentuk stasiun Solo gitu heeheh. Kalau misal lewat, pernah :D
BalasHapusDi Solo ada empat stasiun kereta, Kak. Nah, yang stasiun Kota Solo ini kecil dan nyempil di perkampungan. Biasanya juga sepi. Kalau yang terkenal ya Stasiun Solo Balapan. Bahkan sampai ada lagunya.
HapusDulu saya mikirnya Stasiun Solo Kota sama Sangkrah itu dua tempat yang berbeda. Oh ternyata sama.
BalasHapusSama mbak, saya juga lihat fisik dari stasiun ini pas nyoba naik Railbus. Tapi sampai Wonogiri sih, nggak turun di Stasiun Solo Kota. Hehe
Kalau turun sini juga susah transportnya, Kak. Kemarin cuma penasaran aja, makanya bela-belain turun di sini.
HapusBelum pernah dengar stasiun ini taunya Stasiun Solo Balapan,itupun karena lagunya hehe
BalasHapusDidi Kempot ya. Itu lagu emang terkenal banget.
Hapuswisata kulinernya yg blm sempat saya cicipi kmrn, cuma beli di pinggir jalan aja soto gegara kelaparan,.
BalasHapusSoto daerah Solo dan daerah Wonogiri juga agak beda, lho. Tapi masih hampir sama.
HapusSaya tahunya juga cuma solo balapan sama Jebres. menurut saya, Solo Balapan itu stasiunnya kecil lho. Berarti Solo Kota lebih kecil lagi ya.
BalasHapusKalau lihat dari gambarnya, sepertinya terawat gedungnya. Eh ada fasilitas kursi roda pula?
Solo Kota memang direncanakan sebagai tempat pemberhentian wisata, makanya meskipun kecil, fasilitasnya sebenarnya lengkap. Nggak nyangka, kan.
HapusSetelah baca tulisan ini saya jadi mikir, kok di Makassar (kota saya) ngga menggunakan kendaraan Kereta Api sebagai tranportasi umum juga ya? Padahal Makassar termasuk kota besar. Cuma penasaran aja sih sebenarnya soalnya seumur hidup belum pernah naik kereta kecuali kereta-kerataan. Haha.
BalasHapusWah, saya kurang tahu kalau kenapa di Makassar nggak pakai kereta. Mungkin kontur tanahnya yang terlalu berbukit-bukit?
Hapuswuah saya baru tau :")
BalasHapusMemang jarang ada orang luar Solo yang tahu, sih.
Hapus