Kalau
pembaca lewat di Jl. Slamet Riyadi, jalan utama kota Solo, di jam 6 pagi, maka
pembaca dapat melihat sebuah kereta pendek berwarna merah putih melewati
pinggiran jalan. Tidak hanya menjadi tontonan warga, kereta ini juga menjadi
salah satu daya tarik wisata kota Solo. Kereta Batara Kresna jurusan Solo–Wonogiri adalah kereta yang sedang dibicarakan ini.
Kereta Batara Kresna. |
Kereta
Batara Kresna adalah kereta perintis yang hanya terdiri dari tiga gerbong.
Karena kecil, dan diangap sebagai kendaraan ulang alik, kereta ini juga sering
disebut sebagai bus rel (railbus).
Kereta ini menjadi andalan warga yang berminat berpergian antara Wonogiri dan
Solo, pengganti kereta biasa jurusan Solo – Wonogiri yang sempat ada sebelumnya.
Waktu saya masih kecil, sempat ada kereta jurusan Solo – Wonogiri yang hanya
lewat di pagi hari dan sore hari. Tapi di tahun 2011 kereta tersebut tidak
beroperasi lagi karena dianggap merugi.
Jalur
rel di tepi Jl. Slamet Riyadi adalah jalur rel yang sudah beroperasi dari tahun
1922. Tadinya, jalur kereta ini tidak hanya sampai Wonogiri, namun terus ke
selatan sampai ke daerah Baturetno. Saya kurang tahu apakah ada peran ekonomi
yang signifikan dari daerah Baturetno; akan tetapi, diperkirakan pembangunan
rel kereta sampai ke daerah sini karena daerah Baturetno termasuk ujung selatan
daerah kekuasaan keraton Mangkunegaran. Sekarang sudah tidak ada lagi jalur
kereta ke Baturetno karena jalurnya sudah terendam Waduk Gajah Mungkur.
Nah, di
bulan Agustus 2018 yang lalu, saya dan ibu saya memutuskan untuk mencoba naik
bus rel Batara Kresna. Jam lima pagi kami sudah tiba di Stasiun Purwosari untuk
membeli tiket kereta. Kenapa pagi-pagi? Karena kami berencana ambil keretanya
yang berangkat jam 6 pagi. Biar bisa santai menjelajahi sekitaran Wonogiri.
Jam
enam pagi kereta berangkat. Kami naik kereta di hari minggu. Jadi sebetulnya bersamaan
dengan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jl. Slamet Riyadi. Kereta bergerak
lambat dan berulang kali membunyikai klakson, supaya mengurangi kemungkinan
kecelakaan. Kebetulan perjalanan kami mulus. Kata ibu saya, pernah suatu kali
petugas PT KAI dan kepolisian dikerahkan untuk memindahkan sebuah mobil yang
parkir di atas rel kereta api dan pemiliknya sedang jogging CFD entah di mana.
Bagian dalam kereta. |
Kereta
mulai menaikkan kecepatannya setelah meninggalkan kota Solo. Menarik juga naik
kereta ke arah Wonogiri, karena saya melihat pemandangan yang saya belum pernah
lihat sebelumnya. Saya kadang-kadang ada perlu di sekitaran Sukoharjo, pernah
juga ke Wonogiri naik mobil, tapi ini adalah pertama kalinya saya ke arah
Wonogiri dengan kereta.
Jam
7:45 kereta tiba di terminus, Stasiun Wonogiri. Lumayan pagi. Kami berencana
untuk jalan-jalan di sekitaran stasiun. Tapi karena takut kehabisan tiket
pulang, kami memutuskan untuk membeli tiket dulu sebelum pergi. Eh, ternyata
tiket kereta yang jam 12 baru dijual jam 9 pagi. Jadinya, saya dan ibu saya
memilih untuk makan pagi dulu di depan stasiun, terus jalan kaki menjelajahi
Pasar Kota Wonogiri yang dekat dengan stasiun. Di dekat pasar terdapat juga Terminal
Angkot.
Pasar
Kota Wonogiri ternyata lumayan besar, lho. Karena kami jalan di sana sekitar
jam 8 pagi, pasar sudah relatif sepi. Pasar tradisional umumnya ramai di pagi
hari sekitar subuh. Soalnya, umumnya orang masak di sekitar jam 6 atau jam 7 pagi
supaya keluarga bisa makan pagi tepat waktu. Jam 8 biasanya orang-orang sudah
beraktivitas lain.
Buat
yang iseng naik kereta Batara Kresna ke Wonogiri dan ingin beli oleh-oleh, bisa
mencarinya di pasar ini. Saya sarankan, beli kacang mede (atau disebut kacang
mete). Kacang mede adalah salah satu hasil bumi kebanggaan Wonogiri. Kalau
tidak suka kacang, bisa beli hasil bumi seperti sayur-sayuran. Wonogiri daerah
selatan terkenal gersang dan sering kekeringan, tapi yang di daerah utara cukup
subur. Jadi ada banyak hasil perkebunan dan pertanian yang bisa dibeli di sini
dengan harga cukup murah.
Stasiun Wonogiri. Loket tiketnya yang di sebelah gerbang masuk. |
Nah,
waktu kami kembali ke loket stasiun kereta untuk beli tiket, ada seorang sopir
angkot yang juga beli tiket kereta. Terus dia tanya ke kami (dan satu keluarga
lagi) apa mau diantar ke Waduk Gajah Mungkur. Dia bilang, dia pagi-pagi jam 8
mengantar satu rombongan untuk ke waduk, lalu mereka titip uang ke sopir itu
untuk beli tiket kereta pulang, dan nanti jam 11:30 dijemput dari waduk untuk
ambil kereta kembali ke Solo. Wah ... tahu begitu, kami bisa ikut titip juga
ya.
Jadinya
kami dan keluarga yang satunya memutuskan untuk naik angkot si bapak itu ke
waduk, dan kemudian kami minta dijemput jam 10:30 untuk kembali ke stasiun.
Lumayan kan, jadi tidak ribet waktu cari kendaraan kembali ke stasiun. Waktu
ibu saya kembali ke Wonogiri bersama adik saya di bulan berikutnya, mereka langsung
minta diantar ke Waduk Gajah Mungkur dan minta pak sopir antre tiket kereta
baliknya. Jangan bingung mencari pak sopir itu karena dia biasanya ada di sekitaran
loket tiket kereta.
Jadi,
sekitar jam 10:45 kami sudah tiba di stasiun lagi dan mencari makan siang. Kami
makan bakso di dekat pasar. Ada banyak penjual bakso, dan kami tidak tahu mana
yang terkenal, jadi ya kami pilih yang ramai saja. Oh ya, di Wonogiri ada
banyak yang menjual bakso beranak, alias bakso raksasa yang di dalamnya ada
bakso-bakso kecil. Rasanya sih biasa saja, cuma bentuknya memang lain dari yang
lain.
Jam 12
siang, kami sudah di dalam kereta yang berangkat kembali ke Solo. Itu adalah perjalanan
terakhir untuk kereta ini di hari tersebut. Kereta Batara Kresna berangkat dari
Stasiun Purwosari di jam 06:00 dan jam 10:00. Sedangkan keberangkatan dari
Stasiun Wonogiri adalah jam 08:00 dan 12:00. Jadi, kalau berminat untuk mencoba
kereta ini, harus diperhatikan jadwalnya.
Oh ya,
harga tiket Rp 4.000,- per orang sekali jalan. Lama perjalanan adalah 1 jam 45
menit. Berminat jalan-jalan ke Wonogiri naik kereta?
Moda transportasi KA memanf menyenangkan, karena punya jalannya sendiri. Apalagi tiketnya cuma 4000 ya, murah.
BalasHapusIya. Udah gitu, kalau naik kereta, perjalanan dijamin lancar.
HapusMurah meriah dan bebas macet, emang paling enak naik kereta. :D btw kacang mede-nya udah siap makan atau masih dalm bentuk mentah Mba? Salah satu kesukaanku tuh.
BalasHapusKacang medenya mentah, Kak. Saya malah nggak tahu dimana jualan yang matangnya.
HapusBerminat, hampir aja amu naik tapi kehabisan tiket akkhirnya baik bis... moga" selanjutnya gak kehabisan tiketnya...
BalasHapusKeretanya kecil, jadi cepat penuh. Kalau hari libur, memang penuh banget.
HapusUhuyyy keretanya bagus yah.
BalasHapusEmang enak naik kereta sih, gak pake berenti lampu merah. hahah berentinya ya cuma di setiap stasiun aja. Kalo jalan2 ke luar kota, ya aku lebih suka naik kereta sih. Lebih cepat daripada naik mobil sendiri. Lebih murah daripada pesawat. Topcer. Coba bisa antarpulau yak... kan enak murah ga usah naik pesawat ._.
Waduh ... kereta antar pulau itu impian bersama. Tapi infrastrukturnya mahal. Pemerintah pasti memilih memberi subsidi ke perusahaan penerbangan dibandingkan membangun jembatan rel antar pulau. Hahaha!
HapusMenyenangkan ya kak one day trip begini. Manapula kereta kan jarang macet qiqiqi. Dan harganya itu, dari Solo ke Wonogiri cuma 4K! Dudududu ...
BalasHapusIya ... makanya kereta ini lumayan laris.
HapusNaik kereta bagi saya dan keluarga memiliki pengalaman yang berbeda. Biasanya rute yang agak jauh, biar ngirit. Rute ke Wonogiri ini sangat murah ya. Keretanya bagus pula.
BalasHapusBetul, kak. Murah banget.
HapusTiket nya murah meriah, bagus lagi
BalasHapusIya banget!
HapusMba Dyah apa ada no Hp Bapak Angkot yang bisa dihubungi?,Mungkin syatu saat kami bisa mencoba Jalan2 ke Sana?
BalasHapusNggak punya, Kak.
HapusBegitu sampai di stasiun Wonogiri, langsung tunggu saja di depan rumah makan soto di seberangnya. Biasanya angkotnya akan berhenti di situ. Angkotnya kan ganti-ganti, ya yang ada saja yang ditanya. Kalau rombongan besar, ya ke terminal saja, langsung carter satu angkot. Terminal angkot dekat kok, tinggal jalan kaki.
kemaren carter angkotnya bayar berapa kak??
HapusKemarin itu kami jadinya banyakan karena ada barengan rombongan lain. Harganya dihitung per kepala. Tapi persisnya berapa, saya lupa.
Hapus