Artikel ini dibuat sebagai bagian dari BPN 30 Day Blog
Challenge
Hore! Jalan-jalan lagi! Wisata
memang selalu menyenangkan. Walaupun jalan-jalan santai, tetap saja ada yang
harus dipersiapkan sebelum berangkat. Paling tidak, lima hal ini wajib ada di
dalam tas kalau mau jalan-jalan.
Apa yang ada di dalam tas? |
Uang
Nggak usah tertawa. Banyak orang
nggak menghitung perkiraan pengeluaran saat jalan-jalan. Padahal, selain kadang
ada pengeluaran tak terduga, belum tentu di dekat situ ada ATM atau Indomaret
untuk ambil tunai. Repot kan? Jadi, biasakan memperkirakan pengeluaran, dan
menyimpan cukup uang tunai. Lebih baik lagi, ada pecahan besar dan kecil. Oh
ya, saya juga biasanya menyebar uang di dua atau tiga tempat di tas. Untuk
jaga-jaga saja.
Tahun 2014, saya dan seorang teman
pergi ke Desa Sawarna di Banten. Tempatnya seru banget. Penginapannya murah,
pemandangannya indah. Tapi tidak ada ATM. Cuma ada satu Indomaret dimana orang
bisa tarik tunai pakai debet BCA. Dan di situ selalu ramai. Antreannya panjang.
Untungnya, saya sudah menghitung-hitung dulu perkiraan pengeluaran di sana.
Dari bayar angkot, ojek, hotel, makan, dan juga biaya kecil lainya, saya bisa
bayar tunai. Sampai balik ke Jakarta, saya tidak mengalami kesulitan dengan
uang.
Handphone dan chargernya (termasuk travel adapter kalau
ke luar negeri)
Huahaha, ini barang yang wajib
dibawa. Jangan pernah ketinggalan charger, ya. Selain berfungsi sebagai alat
komunikasi utama dengan keluarga di rumah, handphone juga menjadi alat bantu
lokasi (misalnya dengan GoogleMaps), sumber informasi (browsing dulu cari rumah
makan favorit setempat), dan juga merangkap kamera. Handphone juga bisa dipakai
untuk mempermudah transportasi, misalnya pakai Grab di Singapura.
Bagaimana kalau kita berada di
tempat yang pelosok sekali? Waktu saya liburan di atas kapal ke Pulau Komodo
tahun 2014, selama di kapal saya tidak dapat sinyal sama sekali. Maklum,
Indosat. Teman yang pakai Telkomsel sih, masih bisa posting di Facebook. Terus,
sia-sia dong bawa handphone? Enggak juga, karena dengan sinyal yang lemah
sekalipun, kita masih bisa menelepon 112 untuk kasus-kasus darurat. Jangan
sepelekan handphone, ya.
Plester
Baru trekking di dekat Grojogan
Sewu, Karanganyar, Jawa Tengah, eh kepleset terus kakinya lecet. Gimana dong? Tidak
perlu khawatir. Kemanapun saya pergi saya selalu menyediakan beberapa lembar
plester di dalam tas.
Biasanya saya bawa plester yang anti
air, yaitu Aqua Protect keluaran Hansaplast. Plester ini jauh lebih erat
melekat dibandingkan plester yang lain. Selain itu, kalau kita sedang
jalan-jalan di pantai atau harus lewat sungat, kita tidak perlu khawatir luka
kita akan kemasukan air dan kotoran.
Tissue
Ini bawaan emak-emak banget ya.
Tissue gunanya banyak. Dari membersihkan tangan, mengelap mulut, atau membersihkan
darah yang keluar saat luka. Kalau jalan-jalan di tempat dimana tissue bayar,
bawa tissue sendiri itu wajib. Ini penting buat yang mau backpackeran ke
Singapura atau Malaysia. Di tempat makan di sana umumnya tidak disediakan
tissue gratis ya. Jadi wajib bawa sendiri, kecuali mau bayar.
Saya biasa bawa pocket pack tissue, isi 12 sheets,
dari Paseo. Kalau bepergiannya jauh, ya berarti bawa beberapa pack di koper. Ukurannya kecil jadi
tidak boros tempat. Saya sendiri kebetulan juga tidak boros tissue. Ingat ya, satu
kardus pocket pack tissue itu diproduksi dari satu batang pohon. Hemat tissue
berarti cinta lingkungan.
Apapun jenis tasnya, pocketable parka saya selalu bisa masuk. |
Jaket windbreaker
Jaket super ringan ini bukan jas
hujan ya. Jaket ini fungsinya adalah untuk melindungi diri dari angin dan
matahari. Kalau saya harus pakai ojek, saya pasti akan mengenakan jaket ini
dulu sebelum naik motor. Biar nggak masuk angin. Waktu jalan-jalan di bawah
sinar matahari, saya juga memakai jaket ini. Walau sepertinya membuat
berkeringat, tapi tetap lebih efektif menahan sinar UV matahari dibandingkan
dengan sunblock. Jaket ini masih kuat menahan gerimis kecil, tapi tidak bisa
melindungi diri dari hujan biasa.
Kalau masuk ke dalam bangunan, misalnya
museum atau mall, atau naik MRT misalnya, jaket ini bisa dilipat dan masuk lagi
ke dalam tas. Kalau saya jalan-jalan di tengah kota, biasanya jaket ini bisa
dilipat dan sembunyi di dalam tas sampai diperlukan.
Saya biasa bawa windbreaker dari
Uniqlo, yang nama dagangnya adalah pocketable
parka. Jaket ini ringan banget dan tidak boros tempat. Harus yang ada
hood-nya, supaya bisa melindungi kepala juga. Pilihan warnanya banyak, tapi
saya memilih warna biru terang. Eye-catching
banget soalnya.
Dengan membawa
barang-barang yang nampaknya sederhana ini, kita bisa sedikit terbebas dari
kerepotan yang mungkin muncul di saat perjalanan nanti.
Aku juga suka bawa tissue. Penting banget nih buat ngelap. Tapi tetep kudu hemat ya mbak.
BalasHapusIya, Mbak. Tissue juga bisa jadi sampah yang mengganggu, jadi tetap pemakaiannya harus seperlunya saja.
HapusSaya juga selalu punya plester plus alcohol wipes di make up pouch.
BalasHapusThank you for sharing
Plester itu penting ya. Kita nggak pernah tahu kapan ada yang luka.
Hapus