Di
sekitar abad ke-12, di daerah yang sekarang dikenal sebagai negara Kamboja, Raja Jayavarman VII membangun kuil sekaligus pusat
kebudayaan dan pendidikan yang didedikasikan kepada ayahnya. Saat ini candi
tersebut disebut dengan nama Preah Khan. Candi ini tidak bertingkat namun
areanya cukup luas. Menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi tersebut,
candi ini dulunya berfungsi sebagai tempat persembahan, salah satu pusat
kegiatan pemerintahan, dan juga tempat belajar agama Budha.
Salah satu bagian dari candi Preah Khan. |
Berdasarkan
informasi dari Wikipedia, dituliskan bahwa di bangunan ini dulunya terdapat
97.840 orang pelayan, 1000 penari, dan 1000 guru. Untuk yang merasa aneh kenapa
ada penari di sini, perlu diketahui bahwa di jaman dahulu penari memegang
peranan penting dalam kegiatan keagamaan, prosesi kerajaan, dan penyebaran
budaya.
Candi
Preah Khan dikelilingi parit dan benteng. Gerbang masuknya cukup mengagumkan,
dimana di kiri-kanan jalan masuk utama terdapat patung naga yang ditarik oleh sosok
manusia. Sayangnya, kepala naga dan kepala sosok yang menarik naganya sudah
tidak ada lagi. Gambaran naga yang ditarik ini merupakan bagian dari legenda
India kuno, dimana para dewa menggunakan naga untuk mengaduk laut guna
mendapatkan air keabadian.
Candi
Preah Khan adalah salah satu dari beberapa candi yang tidak banyak direstorasi.
Candi ini sudah cukup rapuh sehingga sulit untuk diperbaiki lagi. Selain itu,
nampaknya memang candi ini terlalu rumit, karena terlalu banyak ruangan. Masuk
ke dalam candi ini sama seperti masuk ke dalam labirin. Di setiap langkah, ada
pilihan untuk terus, belok kiri, atau belok kanan. Dan jika kita salah memilih
jalan, bisa-bisa kita bertemu dengan reruntuhan tembok atau tumpukan batu.
Naga yang ditarik dewa, menjaga jalan masuk ke candi. |
Ukiran Garuda. |
Candi
Preah Khan ini unik. Karena di dalam bangunan intinya terdapat beberapa
bangunan candi mini yang mirip dengan tempat pertapaan. Ada juga ruang-ruang
yang tertutup dan gelap. Di hampir setiap pertemuan lorong utama, terdapat
patung yoni yang sudah rusak. Di tengah bangunan terdapat sebuah stupa.
Kadang-kadang ukuran yoni yang di perempatan lorong cukup besar sampai
menyulitkan kami untuk berjalan. Ibu saya sampai menggumam, “Apa setiap lewat
perempatan harus cuci tangan dan cuci kaki, ya?”
Keunikan
lain dari candi Preah Khan adalah, pintu-pintu utama lorong di empat arah mata
angin, ketika kita masuk ke dalam, semakin lama semakin membesar. Jadi, kalau
kita masuk, tadinya kita merasa pintunya pas di atas kepala, dan semakin masuk
ke dalam rasanya kusen pintunya semakin tinggi.
Di
bagian yang masih cukup baik dan aman untuk dilalui, atap bangunan juga terbuat
dari batu yang ditumpuk. Jadinya daerah yang beratap ini cukup sejuk. Wajar
raja-raja jaman dulu lebih suka bangunan dengan tembok dan atap batu karena di
siang hari udaranya tetap sejuk dan lembab.
Ini bukan tipuan mata. Pintunya memang semakin lama semakin kecil. |
Memandangi hutan kecil di halaman candi. |
Oh ya,
di sini ada penjaga yang akan menawarkan untuk melihat patung dewi yang masih
dipuja. Kalau kita mengikuti dia, biasanya dia akan berharap agar kita
memberikan tips. Ya sudah, lah. Anggap saja amal. Walaupun sebenarnya, kalau
kita mondar-mandir sendiri, tentunya juga akan menemukan patung-patung yang
masih disembah itu. Hanya saja, memang kita harus berani melewati tembok-tembok
sempit dan ruangan-ruangan gelap yang ada di ujung-ujung candi.
Buat
yang berminat mengunjungi candi Preah Khan, jangan lupa ingat ya, candi ini
lumayan luas. Jalan kaki dari pintu utama satu ke pintu lain, walau garis
lurus, bisa menghabiskan waktu 5 menit sendiri. Apalagi kadang-kadang melewati
ruangan gelap dan tembok yang sepertinya mau runtuh. Rasanya seperti jalan kaki
berjam-jam nggak sampai-sampai ke tujuan – padahal pintunya kelihatan di
kejauhan.
Sama
seperti candi-candi lainnya, tembok candi Preah Khan ini juga dipenuhi dengan
ukiran. Hanya saja, banyak patung yang sudah dirusak. Menurut seorang tour
guide yang lewat (sambil menjelaskan kepada para turis asing), banyak patung di sini yang dirusak pada waktu raja setelahnya berganti menganut agama
lain. Hal yang sama juga terjadi di candi-candi lain di Siam Reap, dimana
patung dirusak pengikut agama lain. Penyebabnya bukan karena peperangan antar agama, namun
lebih ke arah pamer supremasi kekuasaan raja yang baru. Jadi ujung-ujungnya tetap kepentingan segelintir orang ya, bukan kepentingan agamanya. Soalnya, jaman dulu,
kalau raja yang baru menganut agama baru, banyak rakyatnya yang juga ikut
agama baru tersebut.
Walau tempatnya sepertinya bisa roboh sewaktu-waktu, tetap saja ada yang memuja di sini. |
Salah satu pintu samping candi, denga patung penjaga dan ukiran di atas pintu. |
Selanjutnya,
saya akan membawa Anda ke candi-candi lain yang letaknya berdekatan dengan
candi Preah Khan.
Keren sekali deretan pintu candi Preah Khan, kak ...
BalasHapusDuh bayangin berfoto di antara deretan pintu candi itu pasti oke banget hasilnya.
Kak Dyah ngga sekalian berfoto di deretan pintu fotogenik itukah ?
Sayangnya adanya foto emak dan adik di situ. Ini fotografernya malah nggak foto-foto di situ. Hahaha.
HapusPengambilan foto candinya keren-keren seperti yang dikatakan mas hima, apalagi ditambah dengan adanya mba dyah dengan pakaian adat setempat ditengah lorong pada gambar pintu tersebut semakin kecil pasti jadi kelihatan tambah oke... mba dyah mirip mas hima suka jalan-jalan tapi ga ngajak-ngajak :D
BalasHapusAhaha ... jauh sih. Gimana ngajaknya.
Hapusmenurut saya mirip sekali ya mba dengan bangunan dan motif ukiran candi yang ada di indonesia
BalasHapusIya. Ada beberapa sejarahwan yang menyimpulkan bahwa raja pertama Kerajaan Khmer pernah tinggal di tengah keluarga Syailendra dan turut mempelajari perihal pembangunan candi.
HapusWah keren ya candi2nya.
BalasHapusCuma kalo pergi sendiri kesitu kayaknya agak serem juga, hahah.
Semoga selalu terawat agak gak usang dimakan waktu :)
Candi ini memang relatif sepi sih. Bahkan waktu kami datang, nggak ada penjaga tiketnya. Agak-agak khawatir juga sih. Tapi begitu masuk, ternyata ada beberapa turis lain.
HapusSayang ya banyak bagian candi yg runtuh.
BalasHapusIya... mungkin juga karena sempat ada perang di negara ini. Sayang juga ya.
Hapusalamak keren bangeeet tempatnya, kebayang bisa dapet foto bagus kalau foto di sini heheehe
BalasHapusSaya ngaku tempat ini keren. Sepi, lagi. Jadi kalau mau foto-foto, bisa sepuas hati. Cuma kalau sendiri, agak serem sih.
Hapuswahhh orangnya bisa sebanyak itu yaa, orang orang pada zaman dahulu emang luar biasa hebatnya
BalasHapusYah ... orang jaman sekarang juga banyak. Misalnya pas ngumpul buat nonton pertandingan bola.
HapusJujur saja, saya malah nggak kebayang ada 1000 penari tinggal di satu tempat. Gimana ngasih makannya, ya?
BalasHapus