Angkor Wat adalah candi peninggalan Kerajaan Khmer yang paling terkenal di Kamboja.
Namun sebenarnya, bukti puncak kejayaan Kerajaan Khmer adalah candi Bayon.
Candi Bayon adalah bagian utama dari sebuah kompleks yang dikenal dengan nama
Angkor Thom. Angkor Thom adalah ibukota Kerajaan Khmer pada saat pemerintahan Raja
Jayavarman VII di sekitar abad ke-12.
Wajah candi Bayon. |
Untuk
mencapai candi Bayon, para turis harus memasuki kompleks Angkor Thom. Ibukota
kerajaan yang bentuknya bujur sangkar sempurna dengan luas 9 kilometer persegi
ini dikelilingi oleh tembok dengan gerbang-gerbang yang dihiasi muka berukuran
besar yang tersenyum. Karena gerbang masuk ini dulunya dibangun untuk dilewati
manusia yang berjalan kaki dan raja yang naik gajah, maka jalannya tidak cukup
lebar untuk dua mobil berpapasan, dan tidak bisa dilewati bus. Untuk rombongan
turis yang berkunjung naik bus, biasanya pihak penyelengara tour akan menyewa
tuk-tuk untuk mengantar para peserta masuk ke dalam Angkor Thom.
Candi Bayon
terletak persis di tengah-tengah Angkor Thom. Candi ini dibangun sebagai tempat
pemujaan kenegaraan dan menjadi titik sentral kegiatan kerajaan Khmer di masa pemerintahan
Raja Jayavarman VII. Empat jalan masuk utama dari gerbang kota akan berakhir di
candi ini. Candi ini dikelilingi oleh tembok yang penuh ukiran dan membentuk semacam
galeri pahatan dengan tiang-tiang penyangga yang menunjukkan dulunya selasar
ini memiliki atap.
Di
galeri luar ini, ukiran-ukiran yang ada menggambarkan peperangan. Ada gambar pasukan
yang sedang berbaris, saling berperang, dan juga ada gambar gajah yang
dikendarai oleh tentara. Seingat saya ada juga gambar kapal, tapi saya tidak
memotretnya (makanya agak lupa bentuk kapalnya seperti apa). Yang paling
menarik minat sih, gambar gajah yang dipakai untuk bertempur. Jadi ingat adegan
kemunculan oliphaunts di saat perang di film ketiga trilogi Lord of the Rings.
Selasar yang mengelilingi candi Bayon. |
Gajah sebagai kendaraan perang. |
Garuda dan naga di selasar candi Bayon. |
Buat
yang suka foto-foto, pasti tidak akan menyia-nyiakan ukiran dan patung yang ada
untuk berfoto. Bukan hanya karena ukiran dan patungnya menarik, namun juga
karena galeri ini relatif tidak banyak peminatnya. Umumnya, turis yang datang
berombongan hanya punya waktu terbatas di satu candi. Jadi mereka pasti akan
langsung menuju ke atraksi utama dari masing-masing candi. Dan, atraksi utama
candi Bayon memang bukan pada ukiran di selasar yang mengitari candi.
Keistimewaan
candi Bayon terdapat pada bagian atasnya, dimana di situ terdapat 216 ukiran
wajah raksasa yang tersenyum. Wajah yang tersenyum ini menjadi sumber
perdebatan para ahli. Beberapa menganggap wajah yang tersenyum ini adalah wajah
dari Raja Jayavarman VII. Ada juga yang menyebutkan bahwa wajah tersebut adalah
wajah Budha. Siapapun yang menjadi model wajah tersebut, yang jelas tentulah
merupakan sosok yang sangat penting di masanya.
Menurut
para pengamat, ratusan wajah yang ada di candi Bayon memiliki bentuk senyum
yang berbeda-beda.Tapi, sepanjang pengelihatan saya, semuanya sama saja.
Mungkin mata saya yang kurang jeli ya ...
Wajah tersenyum di mana-mana. |
Coba, ada berapa wajah di gambar ini? |
Sebagian
besar wajah yang ada di bagian atas candi dipahat pada menara-menara, dimana di
setiap menara ada empat wajah yang menghadap ke empat penjuru. Di antara
menara-menara wajah, terdapat juga menara yang berisi patung yang masih dipuja
hingga sekarang. Tapi umumnya turis tidak terlalu peduli dengan tempat pemujaan
tersebut, karena yang menarik memang wajah-wajah raksasa tersebut.
Waktu
saya datang, candi ini sedang penuh banget dengan rombongan turis yang berisik banget,
jadi minat saya untuk mengamati wajah-wajah ini sebetulnya agak menyusut.
Apalagi, ada yang buang sampah sembarangan. Aduh ... jangan pernah buang sampah
sembarangan di candi ya. Membersihkan bangunan kuno lebih ribet dibandingkan
membersihkan mall.
Kalau dilihat
dari arsitekturnya, candi ini dulunya pasti megah. Memang tidak sebesar Angkor
Wat, namun tentunya bangunan ini pasti mengagumkan. Apalagi ada ratusan muka
yang seolah-olah memberikan restu melalui senyuman. Sayang sekali, setelah
ratusan tahun, beberapa bagiannya rusak dan sulit untuk diperbaiki. Namun tetap
saja, yang bagian yang tersisa memberikan kesan yang istimewa bagi pengunjung.
Ukiran penari di salah satu tiang. Pastinya dipahat oleh seniman terbaik di masanya. |
Wajah yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. |
Oh ya,
karena bangunan ini menjadi titik sentral dari Angkor Thom, maka nama Bayon
juga menjadi nama suatu era arsitektural untuk Siem Reap dan sekitarnya. Jadi,
jangan heran kalau sedang membaca papan informasi di candi-candi di sekitaran Siem
Reap, ada istilah Bayon Period yang
mengacu pada jaman dimana candi Bayon dibangun dan digunakan.
Untuk
yang mau berkunjung ke Candi Bayon, jangan lupa pakai tabir surya ya. Soalnya
candi ini tidak ada atapnya. (Kalau di Angkor Wat, banyak ruangan yang beratap.)
Terus, karena candi ini terkenal, jadi selalu ramai. Pasti ada rombongan turis
yang berisik dan banyak banget. Ya sudah, nikmati saja pemandangan yang ada.
Toh, biasanya rombongan seperti itu hanya berkunjung paling lama juga setengah
jam. Kalau kita memang hanya jalan santai, pasti ada waktu untuk menikmati
semua ukiran dan patung yang ada.
Selain candi
Bayon, masih ada banyak candi lagi yang menarik di sekitaran Siem Reap. Tunggu
saja artikel berikutnya.
Kira-kira Candi Bayon maknanya apa ya Mba? Tulisan ini memantik pertanyaan saya untuk mencari referensi tentang arti dan makna nama-nama candi di Indonesia. Terima kasih Mba?
BalasHapusWah... saya juga nggak nemu arti nama Bayon. Mungkin artinya sudah terlupakan. Sayang ya.
HapusKalau pas dateng sepi dan sendirian,, agak creepy juga ya patung2 wajah tersenyum dengan ukuran besar dan sebanyak itu. :D
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Ahaha... makanya candi sudah gak boleh dikunjungi lewat jam 6 sore. Siapa tahu patungnya siang tersenyum, malam ketawa-ketiwi.
Hapus