Tidak
ada turis yang berkunjung ke Kerajaan Kamboja tanpa mengunjungi Angkor Wat.
Candi yang masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1992
ini memang merupakan kebanggaan warga Kamboja. Gambarnya juga tertera di
bendera negara. Bahkan, orang-orang asing mungkin lebih merasa familiar dengan
nama Angkor Wat dibandingkan nama Kamboja (atau Cambodia).
Angkor Wat. |
Angkor
Wat memang istimewa dibandingkan dengan candi-candi lain di negara Kamboja, terutama
di sekitaran Siem Reap. Candi ini tidak pernah benar-benar ditinggalkan oleh
warga, meskipun fungsinya secara bertahap berubah, dari tempat pemujaan untuk
agama Hindu menjadi untuk agama Budha. Ketenaran candi ini sudah terbukti sejak
dahulu kala. Di abad ke-16 seorang misionaris dari Portugis mencatat tentang
kehebatan konstruksi bangunannya, dan di abad ke-17 beberapa peziarah beragama
Budha dari Jepang datang ke Angkor Wat.
Menurut
Wikipedia, Angkor Wat adalah tempat peribadatan terbesar di dunia, dengan luas
areanya sebesar 162,6 hektar. Angkor Wat terdiri dari bangunan utama yang
sangat besar dan beberapa bangunan pendukung kecil, dengan hutan kecil di
sekitarnya, dan dikelilingi oleh danau buatan. Susunan bangunan utama menyerupai
gunung, dimana bagian tengahnya semakin lama semakin tinggi. Jadi, berkunjung
ke Angkor Wat berarti juga banyak naik-turun tangga. Dan tangganya bisa
dikatakan curam. Naik
ke galeri di atas menara utama Angkor Wat bisa membuat hampir kehabisan nafas.
Hingga saat ini masih digunakan sebagai tempat ibadah. |
Sebagai
turis yang memang cuma untuk jalan-jalan santai, saya dan keluarga tidak
menyewa tour guide. Jadi kami tidak banyak mendengarkan kisah-kisah lokal yang
mungkin menarik mengenai candi ini. Tapi berhubung banyak turis asing yang berseliweran
dengan tour guide, kadang-kadang kami curi-curi dengar juga. Hehehe ...
Untuk
masuk ke seluruh candi di area Angkor (termasuk antara lain Angkor Wat, Banteay
Srey, dan Bayon) kita harus beli Angkor Pass, yaitu tiket terusan harian. Jadi,
ketika akan masuk ke area candi, kita cukup menunjukkan Angkor Pass itu ke
petugas yang menjaga. Ada tiket yang untuk satu hari, tiga hari, dan tujuh
hari. Karena kami memang berencana untuk mengunjungi cukup banyak candi dalam
beberapa hari, maka kami beli tiket untuk tiga hari, yang harga per orangnya
USD 62. Lumayan juga, karena bisa muter-muter ke banyak candi sepuasnya.
Sebelum
saya jelaskan tentang kunjungan saya ke Angkor Wat, perlu dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan Area Angkor adalah seluruh wilayah yang dulunya merupakan kota
Angkor, ibu kota kerajaan Khmer di abad ke-9 sampai abad ke-14. Seluruh area
Angkor adalah Situs Warisan Dunia UNESCO, yang luasnya sekitar 40.100 hektar.
Angkor Wat adalah nama candi yang paling terkenal. Jadi, yang namanya Angkor
Pass adalah tiket untuk mengunjungi seluruh candi di area Angkor, bukan sekadar
ke Angkor Wat saja. Kalau suatu saat berkunjung ke sini, sayang kalau sudah
beli tiket pass (yang satu hari sekalipun) cuma datang ke Angkor Wat. Ada
banyak banget candi yang bisa dilihat juga.
Angkor Wat di waktu sunrise. |
Nah,
kami sengaja datang ke Angkor Wat pagi-pagi, untuk melihat Angkor Wat di waktu
sunrise. Mataharinya sendiri nggak kelihatan karena langitnya berawan. Tapi
suasana Angkor Wat di waktu pagi memang keren banget. Oh ya, banyak turis yang
sengaja datang pagi untuk menyaksikan Angkor Wat di pagi hari. Jadi jangan
heran kalau area masuknya berdesak-desakan. Kalau mau sepi, datanglah ke Angkor
Wat di siang hari. Lebih berkurang turisnya, soalnya panas banget!
Angkor
Wat terletak di tengah danau buatan. Jadi, untuk mencapainya, kita harus
menyeberangi jembatan. Saat kami berkunjung, jembatan utamanya sedang
direnovasi, jadi kami melewati jembatan apung sementara.
Pertama
kali saya melihat dari dekat candi ini, jujur saja saya sangat kagum dengan
ukiran dan patung-patungnya. Rumit dan banyak detilnya. Tidak heran candi ini
menarik minat banyak ahli sejarah dan seni. Selain ada banyak patung, ukir-ukirannya
juga bervariasi. Nah, aslinya candi ini adalah candi Hindu. Ketika rakyat
setempat beralih ke agama Budha, beberapa ukiran di tembok di-“revisi” dan
disesuaikan dengan ajaran Budha. Tapi karena area Angkor Wat ini luas dan
ukirannya banyak banget, maka memang baru sebagian yang berhasil “direvisi”.
Patung di tembok. |
Ukiran seperti ini, gedenya nggak sampai sekepalan tangan, ada di mana-mana. |
Bakan, galeri tertinggi di Angkor Wat, dan salah satu menaranya. |
Tidak
cuma patung dan ukiran, bangunannya sendiri juga mengagumkan. Jendela-jendela
dihiasi dengan teralis dari batu yang diukir. Atap candi juga sebenarnya adalah
batu-batu yang disusun-susun sedemikian rupa sehingga saling menahan berat satu
sama lain. Berjalan di bawah atap batu ini membuat saya khawatir kalau ada yang
teriak-teriak maka batunya akan lepas dan jatuh.
Tapi
yang paling memukau adalah bentuk bangunannya secara menyeluruh. Candi ini luas
banget dan mungkin butuh dua hari untuk keliling dan mengamati seluruh
detilnya. Kami yang cuma foto-foto dan membahas detil-detil tertentu saja butuh
waktu setengah hari hanya di sini. Bentuk bangunannya juga menarik, agak
berbeda dengan bentuk candi-candi di Indonesia.
Seperti
yang sudah saya jelaskan di atas, kalau mau melihat seluruh bagian dari Angkor
Wat, maka kita harus banyak naik tangga. Nah, bagian utama dari Angkor Wat
adalah Bakan, yaitu galeri tertinggi di situ. Tangganya tinggi
banget. Tapi kalau berkesempatan ke Angkor Wat, jangan melewatkan untuk naik ke
atas ya, soalnya keren banget. Di atas menara ini ada tempat pemujaan dan ada
biksu yang bisa dimintai doa (dengan membayar sumbangan, tentunya) dan ada
patung Budha besar yang masih sering dipakai berdoa. Ada juga patung Budha
tidur, tapi sayangnya tidak boleh difoto.
Pemandangan dari Bakan. |
Pemandangan
dari atas menara tertinggi Angkor Wat sungguh luar biasa. Benar-benar terlihat
bahwa area Angkor Wat ini luas sekali. Oh ya, seluas-luasnya Angkor Wat ini,
sebenarnya ini hanya bagian kecil dari area Angkor.
Di
samping kompleks Angkor Wat ada area warung-warung makan dan WC. Kalau mau ke
WC, bayar KHR 1000. Di setiap warung, harga makanan ditulis di menu. Makanan
semuanya harganya USD 5. Mau nasi goreng, mie instan rebus, sup, omelet, semua
harganya sama. Semua minuman harganya juga USD 5. Mau sekaleng bir, kelapa
segar, jus buah, air mineral, semua sama. Untungnya, karena adik saya mengenali
penjual yang ketemu di depan Angkor Wat pas baru masuk, si penjual girang
banget dan kami semua boleh bayar USD 5 untuk satu makanan dan satu minuman. Lumayan
diskon 50%. Kalau mau hemat, disarankan bawa minuman sendiri dan makan di luar
kompleks.
Buat
yang jalan-jalan backpacking, supaya bisa menjelajahi candi-candi populer,
disarankan untuk sewa tuk-tuk seharian (biasanya nggak sampai matahari
terbenam). Biasanya sopir tuk-tuk akan menawarkan tur Small Circuit seperti di
penjelasan saya di artikel sebelumnya. Harganya bisa USD 20 kalau tembak
langsung di pinggir jalan. Kalau pesan dari hotel, kadang-kadang dapat diskon.
Saya dapat tur dengan harga USD 15 karena pesan dari hotel, dengan catatan
mereka akan minta kita makan siang di rumah makan rekanan yang umumnya nyaman
dan bersih. Harga makanan di rumah makan rekanan rata-rata USD 6 dan minuman
USD 3, jadi hampir sama dengan harga makanan di warungan yang berisik di dekat
Angkor Wat.
Salah satu kolam (dulunya) di Bakan. |
Oh ya,
catatan tambahan untuk yang mau ke Angkor Wat. Ini tempat ibadah. Jadi harus
berbaju sopan. Baju harus menutupi paling tidak sepertiga lengan, tidak boleh
pakai rok mini atau celana pendek, tidak boleh merokok, dan tidak boleh
memegang patung dan ukiran apapun. Sama seperti kalau kita ke Borobudur, lah.
Nah, selain
Angkor Wat, ada juga beberapa candi lain yang kami kunjungi. Candi yang lain
tak kalah menarik, lho. Ditunggu saja artikelnya, ya!
Megah dan kuno banget.. Kekokohan bangunannya gmna itu mba..
BalasHapusSekilas liat foto fotonya kok seperti perlu dipugar ya
Ahaha ... namanya juga bangunan kuno. Sudah pasti semakin lama semakin rapuh. Waktu saya ke sana, sebenarnya sedang ada proses renovasi beberapa tembok. Cuma tidak saya foto saja.
HapusWah kalau berlibur kesana perlu uang jutaan rupiah iya mm.mmm
BalasHapusYa ... yang namanya liburan pastinya butuh biaya ya. Tapi besarnya berapa, ya tergantung minatnya si turis itu sendiri.
HapusCuri-curi dengar penjelasan info dari tour guide, wuih itu kreatif namanya kak 😁 ..
BalasHapusUnik dan artistik sekali bangunan Angkor Wat, ya.
Huehehe ... namanya juga usaha dapat tour guide gratisan.
HapusMantaaap itu namanya, kak ...
HapusMenginspirasiku juga 😅
Akan kutiru yaaa ...
xixixxi 😁
Angkor wat masuk salah satu situs UNESCO, Kamboja memang punya destinasi kayak thailand ya kak.
BalasHapusIya. Tapi memang pariwisatanya Thailand lebih maju daripada Kamboja.
HapusWaktu itu temen baru pulang dari liburan. Dia nunjukin foto pas di angkor wat dan fotonya itu lho, keren banget. Jadi mupeng kalau inget-inget foto itu lagi. Hahaha :(
BalasHapusAhaha... foto² teaser penggoda liburan.
Hapuskalo menurut saya sekilas bangunan menaranya kalo dilihat dari kejauhan mirip sekali dengan candi prambanan ya
BalasHapusPada dasarnya sama-sama turunannya budaya Hindu dari India. Mungkin pola arsitektur yang menyebar dari India ke arah timur mirip-mirip di banyak negara.
HapusJadi pengen ke sana nih hahahaha
BalasHapusYuuk ...
HapusGa nyangka tempatnya luas skali. Tiga hari mengexplore Angkor Wat dan candi sekitarnya butuh energi yg super extra ya mbak?
BalasHapusUkirannya detail skali ya? ada yg lebih kecil dari kepalan tangan.
Tiga hari eksplore sekitaran Angkor Wat? Wah ... itu mainannya fisik. Walau sudah pakai tuk-tuk keliling ke sana-sini, tapi pas naik tangga ke bagian atas candi, tetap saja ngos-ngosan. Waktu saya dan keluarga main ke sana, ada satu candi dimana adik dan ibu saya cuma muter-muter di bawah karena tangga naiknya curam banget. Hampir semua turis naiknya merayap pelan-pelan dan turunnya sambil duduk dan turun pelan-pelan. Untung saya masih pede mencoba naik ke atas, karena pemandangan di atas keren banget. Dan ... candi yang seperti itu nggak cuma satu, ternyata!
HapusPengalaman ngetrip super kece ..., merayap ke atas bagian candi.
HapusMemang diperbolehkan ya memanjat bagian teratas candi, kak ?.
Eh ... bukan ke atap candi. Tapi ke platform teratas candi. Tetap hitungannya ke atas candi kan ya ...
HapusWuih serasa ikut tour Angkor Wat. Berarti harus kenyang dulu sebelum masuk area Angkor Wat ya Mba kalau nggak mau beli makan di area tersebut. Hihi
BalasHapusIya ... dulu waktu jalan-jalan ke Vietnam, ada salah satu orang (penduduk Ho Chi Minh) yang bilang kalau jalan-jalan di Kamboja murah banget. Setelah saya beneran ke Kamboja, sempat kaget juga pas lihat semua makanan dalam dollar. Terus belakangan baru tahu, harga turis beda jauh dengan harga penduduk lokal. Karena Vietnam masih tetangga dengan Kamboja, mungkin saja mereka dikasih harga penduduk lokal juga, makanya dibilang murah.
HapusMba adaaa loh turis yg ga ke angkor wat pas lg di siam rep :p. Aku ini buktinya hahahahah.. Sampe2 resepsionis hotel heran, dan nanya, 'kamu ke siam rep tapi ga ke angkor?? Kenapaaaa??? " wkwkwkwk
BalasHapusTp wkt itu dlm hati aku ngedumel, 'yaelaaah, palingan jg sama aja kyk borobudur' huahahahaha.. Pengen ditoyor memang.
Dan aku jd tau kalo pass 1 hari dan beberapa hari itu, ternyata berlaku utk semua candi di angkor yaaaa. Aku kira cm utk angkor wat thok itu doang :D. Hadeeuuhh, emg beneran hrs kesana ini :)
Ahahaha ... terus gue yang bingung kalau ada orang ke Siem Reap tapi nggak ke Angkor Wat. Apa cuma ke danau Tonle Sap aja? Tapi candi nggak untuk semua orang kok, soalnya ada juga yang males naik-naik tangga. Jalannya lumayan juga.
Hapus