Salah satu sudut kota Paris. Foto ini diambil di depan kantor pusat UNESCO, lho. |
Hari ini adalah hari terakhir kami di Perancis
sebelum berangkat pulang. Yah, besok sore pesawat kami sudah akan berangkat dan
mengantar kami kembali ke tanah air. Hari ini (rencananya) akan kami manfaatkan
untuk mengunjungi tempat-tempat wisata dan landmark kota Paris. Untuk
mempermudah kami, kami membeli tiket hop on – hop off bus yang berlaku untuk 24
jam sejak pertama kali kami naik bus. Hop on – hop off bus adalah bus tingkat
yang mana kita bisa sepuasnya naik bus tersebut sepanjang rutenya.
Ada beberapa operator hop on – hop off bus, namun
yang kami gunakan adalah Foxity. Harga tiketnya EUR 20 per orang, berlaku untuk
24 jam. Alasannya? Penjual tiketnya dekat hotel. Beda operator, kadang rutenya
sedikit berbeda dan tempat pemberhentiannya juga berbeda. Jadi, bus manapun
juga yang dipilih, kita sebagai pengguna wajib mempelajari rutenya, jadwalnya,
dan juga tempat pemberhentiannya. Kebetulan kami beli tiketnya di pos informasi
turis, jadi kami bisa mengambil brosur bus yang juga berisikan rutenya.
Salah satu hop on - hop off bus. Iklannya dong: Pesona Indonesia. |
Kadang-kadang ada beberapa titik dimana ada
beberapa bus dari operator yang berbeda-beda berhenti di tempat yang hampir
berdekatan. Yang satu sebelum perempatan, yang satunya dekat jembatan, yang
satunya setelah perempatan. Nah ... ini yang kadang membuat turis seperti kami
bingung. Kadang kita kurang yakin, berhentinya di sisi jalan sebelah mana, atau
di halte yang mana. Jangan khawatir, tanya saja pada orang-orang sekitar. Kalau
tidak ada yang tahu (ini dari pengalaman saya), siap-siap mendadak lari
menyeberang jalan karena ... busnya tiba-tiba muncul berhenti di seberang
jalan!
Karena naik hop on – hop off bus, ada beberapa
tempat dimana kami hanya melewati saja karena dirasa tidak perlu menghabiskan
waktu di situ. Contohnya adalah La Place de la Concorde. Namun, ada juga tempat
di mana kami nongkrong dan menghabiskan waktu cukup lama. Di mana lagi kalau
bukan di sekitaran menara Eiffel.
Pemandangan khas Paris: Stasiun Metro. |
Nah, ini kisah perjalanan kami selama sehari di
Paris:
Jadi, pagi-pagi kami berangkat jalan kaki dari
hotel menuju ke gereja Notre Dame de Paris yang terletak di l’ÃŽle de la Cité.
Gereja yang terkenal sebagai latar belakang kisah The Hunchback of Notre Dame
ini mulai didirikan pada tahun 1163. Gereja ini merupakan Katedral dan memegang
peranan penting dalam sejarah Perancis. Notre Dame de Paris merupakan salah
satu gereja terbesar di Perancis, dimana luas areanya sekitar 5.500 meter
persegi.
Kenapa kami datang pagi-pagi? Karena untuk masuk
ke dalam Notre Dame kami harus antre. Dan yang antre banyak, lho. Turis dari
berbagai penjuru dunia ingin masuk ke dalam Notre Dame untuk melihat keindahan
interiornya. Itulah sebabnya, bagian tengah yang biasa digunakan untuk berdoa
ditutup agar tidak dikuasai oleh turis yang hanya mau foto-foto dan bisa
mengganggu orang-orang yang benar-benar berdoa. Oh ya, buat yang mau beli
oleh-oleh di Notre Dame, siapkan anggaran agak berlebih karena harga oleh-oleh
yang ukurannya kecil bisa mencapai EUR 10!
Antrean masuk Notre Dame de Paris. |
Salah satu sudut gereja Notre Dame de Paris. |
Dari Notre Dame de Paris, kami jalan kaki ke Pont
Neuf, yang merupakan ujung dari l’ÃŽle de la Cité. Dari situ kami mengambil bus
Foxity untuk menuju ke Avenue des Champs-Élysées yang terkenal dengan toko-toko
mewahnya. Bus kami melewati gedung Assemblée Nationale dan La Place de la
Concorde sebelum menurunkan kami di Champs-Élysées. Di situ saya menyempatkan
diri untuk berfoto di depan Le Lido, yang merupakan tempat pertunjukan kabaret
termasyhur di Perancis. Maklum, nggak punya uang untuk masuk ke dalam. Hehehe
...
Di ujung Avenue des Champs-Élysées, kami tiba di
l’Arc de Triomphe. Bangunan yang menjadi salah satu landmark kota Paris ini
didirikan di awal abad ke-19 dan merupakan bagian dari parade militer di
Perancis dari masa ke masa. Nah, kita bisa naik ke platform di atas l’Arc de
Triomphe, lho. Dengan tiket seharga EUR 12 per orang, kami bisa menaiki tangga
dengan yang cukup curam dan melingkar. Nggak lama kok, naik tangganya cuma sekitar
7 menit kalau jalan normal dan tidak pakai berhenti. Tapi tangga yang curam ini
bener-bener bikin jantung kerja ekstra.
Foto dulu di depan L'Arc de Triomphe. |
Pemandangan kota Paris dari atas L'Arc de Triomphe. |
Dari atas l’Arc de Triomphe, kami bisa melihat
pemandangan kota Paris dari atas. Karena kami tahu antrean untuk naik ke atas
menara Eiffel pasti parah banget, kami jadinya memuaskan diri untuk melihat
kota Paris dari ketinggian di sini saja. Memang, dibandingkan antrean ke atas
menara Eiffel atau ke atas menara di Notre Dame, antrean untuk naik ke atas
l’Arc de Triomphe sangat sedikit.
Dari l’Arc de Triomphe, kami lanjut naik bus ke
arah menara Eiffel. Kami melewati Grand Palais dan Petit Palais yang cantik
banget. Kedua gedung ini adalah gedung pameran; dan saat kami lewat, sedang ada
pameran lukisan. Selain itu, kami juga melewati Les Invalides, yang merupakan
museum militer dan juga tempat dimakamkannya Napoleon Bonaparte.
Bus kami berhenti di dekat École Militaire, yang
merupakan salah satu tempat pelatihan militer. Takut melanggar peraturan secara
tidak sengaja dan kena hukuman, kami memutuskan untuk segera menyingkir dari
tempat itu. Tujuan kami selanjutnya adalah kantor pusat UNESCO. Ini bukan
tempat wisata, ya. Cuma, karena dari dulu saya selalu penasaran dengan kantor
pusat UNESCO, mumpung di Paris, ya sekalian saja lewat di depannya. Dari kantor
pusat UNESCO, kami lalu berjalan ke arah menara Eiffel.
Berfoto di depan kantor pusat UNESCO. |
Kebanggaan kota Paris. |
Menara Eiffel, kebanggaan warga Paris dan monumen
yang paling terkenal di Perancis, terletak di taman yang luas banget yang
disebut sebagai Champ de Mars. Kami tidak cuma memuaskan diri jalan-jalan di
tengah lapangan hijau ini, namun juga nongkrong dulu di atas rumput sambil
menikmati bekal yang kami bawa. Oh ya, buat yang mau piknik di Champ de Marse,
selalu waspada ya. Soalnya penjual wine dan gantungan kunci juga berkeliaran di
sini dan bisa memaksa kita untuk membeli. Kalau tidak berminat, tidak usah
banyak lirik-lirik, apalagi memilih-milih dagangan.
Nah, daerah di bawah menara Eiffel sekarang
ditutup dan dijaga oleh tentara. Untuk bisa lewat di bawah menara, kita harus
melewati pos penjagaan. Antre untuk lewat pos penjagaannya lumayan lama juga.
Di dalam pos, saya sih cuma disuruh buka tas, lalu dalamnya diperiksa secara
basa-basi (cuma diintip sebentar). Tapi kedua teman saya tidak hanya disuruh
buka tas, melainkan juga tasnya dibongkar petugas dan isi tas ditumpahkan semua
ke meja. Teman saya sampai ngomel-ngomel ke penjaganya. Mas-mas yang jaga sih
sebetulnya ramah dan minta maaf. Cuma, masukin barang-barang ke dalam ransel
kecil kan lumayan ribet juga. Mungkin karena bentuk tasnya teman ransel ya,
jadi dibongkar isinya. Saya cuma bawa tas selempang (walau ukurannya lumayan
besar) dan aman-aman saja.
Dari menara Eiffel, kami lanjut naik bus Foxity
lagi dan turun di dekat gedung Opera. Dari situ, kami jalan kaki melewati Place
Vendôme dimana di situ terdapat monumen yang disebut sebagai Vendôme Column
yang didirikan untuk mengenang kemenangan Napoleon dalam perang Austerlitz. Kami
lalu jalan terus melewati Jardin des Tuileries dan menyeberang sungai Seine
untuk menuju ke Musée d'Orsay.
La Place de la Concorde. Ini ambil gambarnya dari atas bus. |
Sampai di Museum d’Orsay, jam menunjukkan tepat
pukul 6 sore dan merupakan jam tutup museum. Salah satu teman saya menyesal
karena tidak memperhatikan jadwal museum ini. Jadi, karena kami semua juga
penasaran, kami lalu memutuskan untuk pulang cepat, beres-beres, dan besok pagi
berangkat ke Museum d’Orsay supaya punya waktu paling tidak dua jam untuk
melihat-lihat koleksinya.
Seharian ini, kami tidak hanya naik bus keliling Foxity, tetapi juga jalan kaki menuju ke tempat-tempat yang kami inginkan. Apalagi waktu kami sengaja mampir ke kantor pusat UNESCO, yang notabene bukan tempat wisata, sudah pasti kami harus jalan kaki muter-muter daerah urban yang bukan daerah turis. Untuk tipe jalan-jalan yang seperti ini, sudah pasti kami mengandalkan GoogleMaps dan review Google. Memang kalau jalan-jalan sendiri begini, akses ke internet penting banget.
Untuk koneksi internet luar negeri, selain paket roaming, sewa travel wifi dari Indonesia merupakan salah satu yang dapat menghemat cost karena bisa patungan atau tethering sampai 5 gadget. JavaMifi bisa jadi alternatif solusi buat sewa wifi di perancis karena selain keuntungan di atas, baterainya juga awet sampai 15 jam. Untuk sewa bisa langsung ke www.javamifi.com.
Lumayan juga hari ini jalan kakinya lumayan banyak. Malam ini, kami makan kenyang di restoran, satu
orang satu porsi, dan pulang cepat untuk mempersiapkan diri keesokan hari.
(Buat yang mengharapkan kisah backpacker hemat, mohon maaf. Di malam terakhir
kami tinggal di Perancis, kami memang sengaja mau memuas-muaskan diri dengan santapan
“wajar” di Paris.)
(Bersambung.)
Jalan jalan terus mbak, wah enak he he he
BalasHapusJalan-jalannya sih sebentar. Tulisannya yang dipanjang-panjangin. Huehehehe ...
HapusTata kotanya bagus dan rapi, saya suka banget. Saya yakin tata kota yang baik mempengaruhi cara berpikir dan kondisi lalu lintas kota tersebut. Lha kalau di Indonesia? Wakakakak semrawut.com.
BalasHapusYah ... begitulah.
HapusTERIMA JASA TOUR GUIDE PARIS & EROPA ( PARIS, ITALY, UK, BELANDA, BELGIA, SWISS, DLL )
BalasHapusCocok untuk yang ingin menghemat waktu & tidak tahu kota/negara yang akan dikunjungi
KEUNTUNGAN :
1. Menghemat waktu dari pada harus mencari lokasi/ takut nyasara
2. Biaya terjangkau/ bias nego
3. Waktu fleksibel ( hubungin terlebih dahulu )
4. Tour guide bisa berbicara Bahasa Indonesia dan Inggris
5. Free antar jemput ke bandara
MENERIMA JASA PENYEWAA MOBIL + SUPIR EROPA ( PARIS, ITALY, UK, BELANDA, BELGIA, SWISS, DLL )
1. Supir bisa berbahasa Inggris & Indonesia
2. Mempunyai SIM Eropa
3. Supir sangat berpengalaman dan professional
Apabila kurang yakin dan ingin melihat testimonial bisa menghubungi contact dibawah ini. Terima Kasih
Syarat & ketentuan :
• Makan Tour guide di Tanggung peserta
CP:
WA : +33771174763
Email : gratiaatanka@ymail.com
Jalan-jalan ke kota ternate yuk jika butuh mobil hubungi kami di website >>>> https://ainirentalternate.blogspot.com/
BalasHapusBlog yang menarik..... membangkitkan kenangan akab Notre Dame (sebelum terbakar) , katedral ini secara umum dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari arsitektur Gothic Pernacis, dan merupakan salah satu yang bangunan gereja yang terbesar dan terkenal di Perancis, dan di dunia.
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang Notre Dame , semoga anda suka: https://stenote-berkata.blogspot.com/2018/06/paris-di-notre-dame_10.html