Salah satu sudut di kota tua Strasbourg. |
Strasbourg adalah kota tua yang sudah ada sejak
sebelum masehi. Bisa dikatakan, usia kota ini sudah lebih dari 2000 tahun, dan
artefak-artefak peninggalan di jaman dahulu kala masih dapat dilihat di dalam
museum. Walau sekarang kota ini sudah menjadi kota modern, namun area kota
tuanya tetap terawat dan terjaga nuansa
“tradisional”-nya. Daerah kota tua Strasbourg adalah pusat kota di jaman dahulu
kala, dan sampai sekarang masih menjadi salah satu pusat kegiatan penduduk
setempat. Kota tua di Strasbourg, sama seperti kota tua di Jakarta, juga
menjadi pusat industri turisme.
Hotel tempat saya menginap terletak tepat di
tengah wilayah kota tua. Dari hotel kami, kami dapat berjalan kaki ke tempat
tujuan wisata utama Strasbourg seperti Palais Rohan dan gereja Cathédrale
Notre-Dame de Strasbourg. Itulah sebabnya kami merasa lebih nyaman untuk bangun
siang hari ini. Kan tempat wisatanya dekat, jadi nggak usah bangun pagi-pagi.
Lagipula matahari juga baru terbit sekitar jam setengah tujuh. Jam 9 kami baru
makan pagi di ruang makan hotel.
Rumah-rumah kuno khas Alsace. Di belakangnya terlihat puncak Katedral Notre-Dame Strasbourg. |
Tujuan utama kami berjalan-jalan di kota tua
Strasbourg sebenarnya adalah untuk menikmati rumah-rumah khas Alsace yang masih
terawat di sekitaran kota tua Strasbourg. Alsace adalah nama suatu area di
bagian timur Perancis, yang berbatasan dengan Jerman, dimana budayanya cukup
unik karena merupakan perpaduan antara budaya Jerman dan budaya Perancis.
Daerah Alsace sendiri memang bolak-balik jadi rebutan penguasa Perancis dan
penguasa Jerman sampai dengan jaman perang dunia kedua. Setelah perang dunia
kedua berakhir, area Alsace menjadi wilayah negara Perancis. Nah, Strasbourg
adalah kota terbesar yang ada di daerah Alsace.
Sebagaimana umumnya kota tua di Eropa, pusat kota
adalah gereja. Titik turisme utama Strasbourg adalah gereja Cathédrale
Notre-Dame de Strasbourg. Persis di dekat gereja ini, terdapat Palais Rohan,
yang dulunya adalah tempat tinggal uskup (kepala gereja setempat). Saat ini
Palais Rohan menjadi tempat kegiatan kebudayaan dan museum.
Cathédrale Notre-Dame de Strasbourg. |
Kami tidak membuang-buang waktu untuk segera antre
masuk ke dalam Cathédrale Notre-Dame de Strasbourg. Antreannya lumayan panjang,
karena di weekend seperti ini, turis-turis Eropa juga berjalan-jalan
mengunjungi tempat-tempat wisata. Di antara yang antre, ada orang Paris, turis
dari Italia, dan turis dari Spanyol. Waktu antre semakin lama, apalagi karena ada
pemeriksaan tas, mengingat Perancis kan masih dalam kondisi siaga anti
terorisme. Tapi begitu kami masuk ke dalam gereja, seluruh rasa capek karena
antre lumayan lama itu terbayarkan. Katedral Notre-Dame Strasbourg ini memang
cantik luar dalam. Di luarnya dipenuhi dengan ukiran-ukiran rumit, demikian
pula di bagian dalamnya. Ada juga lukisan-lukisan yang menghiasi bagian
langit-langit dari dome di atas altar. Di dalam katedral ini, juga ada
kapel-kapel yang tidak terbuka untuk umum yang dihiasi dengan lukisan dan
patung yang menawan.
Katedral Notre-Dame Strasbourg adalah gereja kuno
yang sudah dimulai didirikan sejak tahun 1015, dan secara bertahap dilakukan
perombakan dan pengembangan hingga menjadi gereja yang bisa dikunjungi
sekarang. Ujung menaranya tingginya adalah 142 meter. Di sekitar tahun 1647 hingga
1874, gereja ini merupakan salah satu bangunan tertinggi di dunia. Selama
perang dunia, gereja ini berkali-kali terkena bom dan rusak di beberapa tempat.
Perbaikan bangunan sehingga bisa dinikmati keindahannya saat ini baru dilakukan
di sekitar tahun 1990-an.
Pillar of Angels dan Astronomical Clock Strasbourg yang selalu ramai dikunjungi turis. |
Kami tentu saja juga mengunjungi jam kuno yang ada
di dalam katedral ini, yaitu Strasbourg Astronomical Clock. Jam kuno ini dibuat
di tahun 1843 dan masih berfungsi sampai sekarang. Sesuai dengan namanya, yaitu
Astronomical Clock, jam ini tidak hanya menunjukkan waktu, namun juga berfungsi
sebagai kalender (jaman dulu) untuk menentukan hari raya keagamaan. Jam ini
menarik karena jam ini memiliki patung-patung yang bergerak-gerak setiap satu
jam dan semuanya akan bergerak bersamaan di jam 12 siang. Sementara sekarang
hampir di semua mall ada jam yang punya boneka yang bergerak secara otomatis di
jam-jam tertentu, di abad ke-19 hanya segelintir gereja yang punya. Jadi
Astronomical Clock dengan automata, atau figur yang bergerak secara otomatis,
yang beratraksi setiap jam 12 siang ini sudah terkenal seantero Eropa sejak
jaman diciptakannya.
Tadinya kami hendak menunggu atraksi patung-patung
di jam 12 siang itu. Tapi karena kami lapar dan masih berencana untuk
mengunjungi museum-museum, maka kami memutuskan untuk keluar dan makan siang. Selesai
makan siang, kami menuju ke Palais Rohan, dimana di situ terdapat tiga museum.
Namun kunjungan ke Palais Rohan dan museum-museum dituliskan di artikel
selanjutnya ya. Sekarang saya ingin menceritakan keindahan kota tua Strasbourg
saja.
La Maison Kammerzell yang paling kiri, dan Office de Tourisme di sebelahnya. |
Mengelilingi Katedral, terdapat area yang cukup
luas yang dikenal sebagai Place de la Cathédrale. Arti harafiahnya adalah
alun-alun katedral. Di sini terdapat banyak penjual oleh-oleh. Di antara
gedung-gedung yang mengitari Place de la Cathédrale, terdapat Office de Tourisme (Pusat Informasi Turis), kantor pos, dan juga Palais Rohan. Di dekat Office de
Tourisme, terdapat La Maison Kammerzell yang didirikan di tahun 1571. Alun-alun
ini adalah tempat berkumpulnya turis dan juga sering menjadi tempat ajang
kebudayaan, misalnya street arts atau
pengamen jalanan.
Oh ya, karena alun-alun ini dikelilingi oleh
bangunan yang relatif tinggi (sekitar 5 lantai) sejak tahun 1500-an, maka
sering kali tempat ini menjadi perangkap angin, dimana angin berputar dengan
cepat mengelilingi katedral karena tidak bisa keluar dari tempat ini. Sebenarnya
ini sesuai dengan Hukum Boyle yah, dimana udara yang berada di tempat dengan
volume kecil (dikelilingi gedung tinggi) akan memiliki tekanan yang lebih kuat.
Tapi untuk penduduk sekitar di tahun 1500-an, angin kencang yang memutari Katedral
di alun-alun ini dipercaya sebagai kuda milik Setan yang menunggui tuannya yang
terpenjara di salah satu tiang gereja.
Patung Gutenberg, pencipta mesin cetak yang berpengaruh di masanya. |
Strasbourg adalah kota yang bersejarah bagi Eropa.
Johannes Gutenberg, pencipta mesin cetak yang disebut sebagai mechanical movable type printing, pernah
tinggal di Strasbourg selama 20 tahun. Kabarnya, Johannes Gutenberg
menyempurnakan mesin cetak ciptaannya di kota ini. Ciptaan Gutenberg ini nantinya
menjadi salah satu penyebab bangkitnya gerakan Protestan oleh Martin Luther. Untuk
menghormati Gutenberg, di Strasbourg didirikan monumen Gutenberg, berupa patung
yang dibuat oleh David d’Angers di tahun 1840. Buat yang belum tahu, David
d’Angers adalah pematung tersohor di Perancis yang patung ciptaannya bertebaran
di museum-museum ternama di Perancis. Patung ini terletak di Place Gutenberg
yang juga menjadi tempat kegiatan kebudayaan penduduk lokal.
Strasbourg terkenal dengan rumah-rumah tua khas
Alsace yang masih terawat selama ratusan tahun. Nah, sebagian besar rumah-rumah
itu terdapat di salah satu bagian paling tua dari Strasbourg, yaitu di La
Petite France. Daerah ini sudah ditinggali sejak abad ke-16. Di sini terdapat
kanal-kanal dan rumah-rumah khas Alsace yang cantik dengan rangka kayu yang
terlihat. Petite France sendiri adalah bagian dari sebuah delta kecil yang
disebut sebagai Grande Île yang merupakan UNESCO World Heritage Site sejak
tahun 1988.
Salah satu bagian dari La Petite France. |
Rumah-rumah tua di tepi kanal di La Petite France. |
Buat yang suka foto-foto, pasti nggak akan puas
kalau cuma diberi waktu satu jam untuk mengelilingi La Petite France. Daerah
yang dikenal sebagai contoh kota jaman Medieval yang masih terawat sampai
sekarang ini juga merupakan salah satu tempat yang paling instagramable di Strasbourg. Selain ada rumah tua yang cantik, di
sini juga ada banyak kafe dan rumah makan yang menyediakan masakan khas Alsace.
Oh ya, kalau mau sabar, kita juga bisa melihat bebek berenang-renang di kanal,
lho. Grande Île memiliki beberapa kanal yang mengalir diantara rumah-rumah kuno
ini.
Tak jauh dari La Petite France, terdapat Barrage
Vauban. Barrage Vauban adalah dam yang dibangun sebagai bagian dari
perlindungan kota. Tujuannya adalah untuk mengatur permukaan air dan dapat
dipakai untuk mengirimkan banjir agar musuh tidak dapat memasuki kota.
Pertahanan ini digunakan di tahun 1870 waktu tentara Prussia (sekarang Jerman)
menyerang kemari. Barrage Vauban adalah salah satu peninggalan arsitektural
penting karena dibangun berdasarkan rancangan Sébastien Le Prestre de Vauban
yang merupakan arsitek militer dan pertahanan ternama di tahun 1600-an.
Barrage Vauban yang sekarang juga berfungsi sebagai tempat pameran benda kuno. |
Sebagai kota kuno, Strasbourg memiliki banyak
gereja yang indah dan tua. Cukup mondar-mandir sekitar dua jam seperti yang
kami lakukan, kami sudah melewati sekitar 4 gereja, belum termasuk Katedral
Notre-Dame Strasbourg. Saya sendiri sudah tidak bisa mengingat gereja apa saja
yang saya lewati. Yang jelas, gereja-gereja tersebut juga memiliki peranan
penting dalam sejarah Strasbourg. Misalnya, Gereja Lutheran, yaitu L’Église
Saint-Thomas de Strasbourg. Gereja ini tadinya adalah gereja Katholik yang
dibangun di abad ke-9. Tetapi setelah hancur akibat kebakaran hebat di tahun
1000-an, gereja ini perlahan-lahan dibangun kembali dan kemudian menjadi gereja
Lutheran di tahun 1500-an. Daerah Alsace adalah daerah Perancis yang memiliki
sejarah Protestan yang kuat – karena daerah ini bolak-balik dikuasai Jerman.
Malam hari kami masih jalan-jalan keluar masuk
tempat penjual oleh-oleh untuk mencari beberapa oleh-oleh. Keesokan harinya
kami sudah harus berangkat ke Colmar, jadi ini adalah kesempatan terakhir untuk
mencari oleh-oleh khas Strasbourg. Selanjutnya, kami akan berkunjung ke salah
satu desa Alsace yang sesungguhnya.
Kemanapun berjalan, pasti ketemu gereja. Yang di depan itu L’Église Saint-Thomas de Strasbourg. |
Tapi sebelum sampai ke situ, di artikel selanjutnya
saya akan menuliskan kunjungan kami ke Palais Rohan dan beberapa museum di
Strasbourg.
(Bersambung.)
semoga suatu saat saya juga diberikan kesempatan agar bsa jalan-jalan ke luar negeri, biar bisa melihat indahnya kota ini
BalasHapussaya kok jadi ingat film India ya lihat foto-fotonya
Film India? Masa, sih. Nehi, nehi ...
HapusCathédrale Notre-Dame antik banget ya... sampe pada antri gitu mau masuknya.
BalasHapusExcellent banget liputannya (y)
Maklum, bangunan tua jaman gothic. Nggak ada tempat kosong yang bebas dari ukiran, lukisan, atau patung.
HapusBeruntung banget mbak bisa dapet hotel yang deket sama destinasi wisata tujuan. Selain bisa bangun lebih siang, yang pasti kita ngga bakal kecapean buat jalan jauh.
BalasHapusBangunan gerejanya masih bergaya gothic banget ya? *Bener ngga sih, gotik? Hehe. Impian banget bisa foto-foto dengan latar bangunan berkanal macam foto diatas. Sayang, kalau di Indonesia kayaknya masih banyak yang kotor -___-
Hehehe, iya itu gereja bergaya gothic. Kanal kotor di Indonesia? Kalau di Jakarta sih memang susah bersihnya. Tapi kalau jalan ke desa-desa, sungai-sungai masih bersih kok. Tergantung kita lagi berkunjung ke mana, sih.
HapusWow seru banget mba bisa plesiran di eropa, saya jadi pengen juga ikut ke eropa dan menceritakan seluruh pengalaman lewat tulisan
BalasHapusPasti bisa. Semua ada waktunya, kok. Btw, jalan-jalan di pelosok Indonesia juga banyak serunya lho.
HapusDenger2 di Paris banyak scam and pickpockets, is it true? Ada pengalaman buruk ga waktu di sana?
BalasHapusOh ya, saya rencana dari paris mau ke strasbourg and colmar selama 4 hari udah gitu balik lagi ke paris. Menurut mbak, mendingan stay di strasbourg ato di colmar? soalnya saya pikir ribet juga kalo pindah2 hotel bawa barang bawaannya. Makasih ya ;)
Iya ... di Paris banyak scam dan copet. Kalau ngelihat ada anak-anak kecil bawa kertas terus minta sumbangan, mendingan menjauh saja. Saya mengalami tuh, dikerubungi anak-anak yang minta sumbangan. Di dekat Notre Dame. Terus saya tolak. Eh, salah satu menendang kaki saya terus pura-pura jatuh sambil kesakitan pegang kaki. Saya cuek saja jalan ke kursi taman terdekat terus duduk sambil melihat ke arah mereka. Melihat saya cuek saja, mereka pun pergi dengan diam. Kalau saya lari, mungkin mereka menuduh saya menyakiti mereka. Kalau tetap di tempat, bisa-bisa dompet berpindah tangan.
HapusMau menginap di Strasbourg atau Colmar? Ya tergantung itinerary. Kalau mau berkunjung ke desa kecil di dekat Colmar (mis. Eguisheim, Neuf-Brisach), mendingan menginap di Colmar. Apalagi kalau hanya mengandalkan transportasi umum. Tapi kalau sewa mobil, mendingan menginap di Strasbourg karena bisa dapat hotel yang lebih murah. (Colmar relatif mahal.) Kalau cuma mau ke Strasbourg, Chateau du Haut-Koenigsbourg, dan kota tua Colmar saja, lebih baik sih menginap di Strasbourg.
Oh ya, jarang banget turis Asia menginap di Colmar, karena itu desa bule banget. Kalau malam daerah kota tuanya relatif sepi: toko tutup jam 6-an, rumah makan yang buka minggu malam juga cuma satu (beneran), rumah makan halal juga langka, pagi-pagi sepi banget dan cuma ketemu tukang bersih-bersih dengan mobil pembersihnya. Tapi penghuni Colmar jauh lebih ramah dibandingkan penghuni Strasbourg. Kalau orang Paris mah, jelas cuek banget. Kalau minatnya cari pengalaman, okeh banget nginep di Colmar.
Wah sayang sekali yah mereka kecil-kecil udah bikin scam gitu :`(
HapusMakasih yah info nya. Nanti kalo saya ke Prancis bisa lebih waspada sama scam dan copet.
Satu restoran doank? Mungkin kalo di desanya gitu orang perancisnya lebih suka makan di rumah kali yah makanya restoran pada tutup malem2. Saya sih tertarik untuk menginap di Colmar cuma pas baca blognya mbak pas train nya cancel saya jadi mikir dua kali juga karena itinerary saya agak mepet juga dan takut nanti ga bisa balik ke Paris untuk catch flight balik.... huhu... Agak khawatir juga dengan transport di sana, ga bisa bahasa nya, dan belum pernah ke europe juga, harap maklum hehe...
Tapi baca blog mbak membantu sekali jadi ada gambaran kurang lebih.
Oh ya kalo naik train dari Strasbourg ke Colmar dapat ditempuh dengan waktu berapa lama?
Thank you ;)
Kalau mau lihat jadwal kereta, lebih baik cek di oui.sncf deh. Itu websitenya kereta perancis. Kereta bisa TGV bisa TER. Waktu tempuhnya sepertinya beda-beda dikit. Harus dicek sendiri. Saya sendiri sudah nggak inget waktu tempuhnya, kalau gak salah sekitar setengah jam.
HapusBlog yang menarik, mengingatkan saya akan Strasbourg, tempat resmi kedudukan Parlemen Eropa, dan kota yang menarik.
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang Strasbourg , smeoga anda juga suka: http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/06/strasbourg-kota-eropa.html
Iya, kota Strasbourg memang sangat berkesan. Sip, langsung menuju TKP, bos.
Hapus