Liburan ke Solo beberapa waktu yang lalu tidak
membuat saya lalai untuk diet ... mengemukkan badan. Kota Solo, dengan berbagai
macam makanan tradisional dan tempat makan yang menarik, akan membuat para
pengunjungnya berlomba-lomba mengemukkan badan. Nah, ini dia makanan yang saya
nikmati selama libur kemarin.
Kupat Tahu
Kupat tahu khas Solo beda dengan kupat tahu di
tempat lain ya. Kupat tahu di Solo kuahnya manis. Tahu goreng dengan mie basah,
plus potongan bakwan, menggoda lidah untuk bergoyang menikmatinya. Apalagi
ditambah kerupuk. Nyam!
Kupat tahu khas Solo. Rasanya manis dan segar. |
Saya makan kupat tahu di Tahu Kupat “Pak Cip” Sido
Mampir yang kabarnya sudah ada sejak tahun 1962. Letaknya di depan Hotel
Lampion, dekat Pasar Kembang, di Jl. Dr. Radjiman.
Gempol Pleret
Gempol pleret adalah nama hidangan penutup khas
Solo. Bisa disebut minuman, karena air santan campur gula kelapanya memang bisa
diminum. Bisa juga disebut makanan, karena memang di dalamnya ada bola-bola
tepung beras yang harus dikunyah.
Saya makan gempol pleret di foodcourt Hartono Mall di area Solo Baru. Foodcourt ini menyediakan beberapa jenis makanan tradisional yang
patut dicoba – kalau males antre panjang di warung-warung tempat jualan makanan
aslinya.
Nasi Liwet
Saya makan di warung Nasi Liwet Mbak Giyem Solo
Baru. Tempat ini hanya buka di malam hari. Letaknya di depan kantor PT Pondok
Solo Permai. Kebetulan, di salah satu bagian dari jalan utama perumahan Solo
Baru ini, ada sederetan penjual warung nasi yang ramai disatroni orang di malam
hari. Salah satu warung yang sangat ramai adalah warung Mbak Giyem ini. Waktu
datang saja saya harus antre berdiri selama hampir sepuluh menit. Memang luar
biasa ramainya.
Nasi liwet di dalam pincuk. |
Nasi liwet adalah nasi yang dimasak dengan santan.
Nasi liwet bisa ditemani lauk apa saja, tapi biasanya orang Solo makan nasi
liwet dengan potongan daging ayam rebus atau telur bulat. Rasanya, sudah pasti
gurih dan nikmat!
Sate Buntel
Sate buntel adalah sate kambing dimana daging
kambing dicacah halus dan kemudian dibungkus dengan lemak sebelum dibakar.
Rasanya gurih, apalagi kalau waktu menggigit satenya, lemaknya ikut termakan.
Sumber kolesterol favorit ini disukai oleh banyak warga Solo.
Saya makan sate buntel di Sate Kambing Bu Hj.
Bejo, Lojiwetan Solo. Tempat yang sangat terkenal bagi penggemar daging kambing
di Solo ini juga selalu ramai. Selain sate buntel, tempat ini juga menyediakan
sate kambing biasa, tongseng, dan gulai kambing.
Hik
Hik adalah istilah orang Solo untuk tempat makan
angkringan, dimana orang bisa memilih sendiri lauknya dan kemudian lauk itu
dibakar atau digoreng sebentar sebelum disajikan. Biasanya, lauk yang tersedia
memang sudah matang dan cukup dipanasi saja. Oh ya, Hik juga sering disebut
Wedangan, karena kadang orang berkunjung kemari hanya untuk nongkrong sambil
menikmati kopi. Hik yang kekinian sudah tidak lagi di pinggir jalan, namun mengambil
bentuk kafe dan bisa menempati rumah tua.
Berbagai pilihan lauk di Hik atau Wedangan. |
Hik yang saya kunjungi adalah Wedangan Omah Lawas.
Hik kekinian ini terletak di Jl. Dr. Supomo no. 55. Tempatnya berupa rumah kuno
yang disulap menjadi tempat makan. Ada meja lesehan dan ada juga meja biasa.
Pilihan makanannya bermacam-macam dan pilihan minumannya juga banyak. Kalau mau
menikmati suasana tradisional dengan kenyamakan ala kafe, tempat ini bisa
menjadi pilihan.
Selat Solo
Selat Solo yang paling terkenal sudah pasti selat
solo Mbak Lies. Rumah makan yang tidak pernah sepi (Ini beneran!) ini tidak
hanya menyediakan berbagai macam selat, seperti selat galantin dan selat
bestik. Dua-duanya khas Solo. Oh ya, untuk yang tidak tahu selat itu apa: Selat
Solo adalah racikan yang diilhami oleh salad orang Eropa. Tentunya rasanya
sudah jauh banget ... secara selat Solo rasanya manis. Dulunya, selat solo
adalah hidangan penghuni keraton. Tentunya di jaman sekarang semua orang bisa
menikmatinya.
Buat yang berminat makan di warung Mbak Lies,
siap-siap antre yah. Selain itu, siap-siap gatel buat upload ke instagram atau
path karena ... tempat ini dipenuhi
dengan pernak-pernik lucu. Selain keramik dengan gambar-gambar dan corak Eropa,
Warung Selat Mbak Lies juga dipenuhi dengan
boneka dan gambar-gambar. Hiasan-hiasan yang ada kadang tumpang tindih
dan penataannya terkesan asal penuh, tapi jadinya unik. Pengalaman tersendiri
untuk makan di sini.
Lekker
Kue lekker adalah kue dadar khas Solo. Bentuknya
pipih seperti umumnya kue dadar, lalu disajikan dengan dilipat menjadi dua. Di
tengah lipatan, biasanya diisi potongan pisang dan gula pasir atau butiran
cokelat. Di masa kini, kue lekker bisa berisikan macam-macam rasa, termasuk
selai strawberry. Kue lekker yang terkenal ada di daerah Gajahan. Tapi
untungnya, saat saya datang sedang ada Festival Jajanan Tradisional di The
Park, Solo Baru. Berbagai makanan khas Solo ada di situ. Jadi, saya tidak perlu
antre panjang di daerah Gajahan untuk makan kue kesukaan saya waktu SD ini.
Cara memasak kue lekker. Aslinya sih di atas anglo dan arang. |
Sate Kere
Sate kere adalah sate yang isinya jerohan. Ada
juga sate gembus. Namanya sate kere karena dulunya rakyat jelata tidak sanggup
membeli sate daging yang mahal. Namun sekarang sate kere memiliki kasta yang
cukup tinggi di kalangan pencinta kuliner.
Sate kere yang terkenal adalah Sate Kere Yu Rebi.
Warung Yu Rebi ada di Jl. Kebangkitan Nasional. Jangan heran kalau berkunjung
ke sana harus antre lama. Selain sate memang makanan yang mengundang kesabaran
(karena harus dibakar dahulu), warung ini juga memang sangat terkenal. Wajarlah.
Soalnya rasanya memang enak banget!
Cabuk Rambak
Cabuk rambak adalah makanan khas Solo yang terdiri
dari potongan tipis kupat dan karak (kerupuk khas Solo) yang disiram dengan
kuah yang terbuat dari wijen. Saat ini sudah jarang sekali bisa ditemui penjual
penganan tradisional ini. Kalau mau mencari penjual cabuk rambak yang terkenal,
bisa cari di kawasan Pasar Gede. Hanya saja, waktu saya menikmati makanan ini,
saya tidak datang ke Pasar Gede. Saya makannya di Festival Jajanan Tradisional yang
sudah saya sebutkan di atas.
Cabuk rambak. |
Babi Kuah
Makanan yang sudah pasti tidak halal ini dulunya
sangat populer di kalangan lulusan SD Marsudirini dan sekolah lain di dekatnya.
Penjualnya saat itu, Pak Jum, sampai-sampai kadang kala dikunjungi oleh lulusan
SD ini yang sudah dewasa dan sukses. Berhubung saat ini sudah tidak ada lagi
keluarga Pak Jum yang melanjutkan bisnis makanan ini, maka salah satu
pegawainya membuka warung babi kuah dengan nama Warung Makan Babi Kuah Mbak Mun
Kampung Sewu. Warung yang tidak pernah sepi dan cepat tutup karena kehabisan
ini adalah salah satu tempat kuliner orang-orang yang waktu masih SD sempat
menikmati babi kuah Pak Jum yang tersohor itu.
Babi kuah sendiri sebetulnya adalah jerohan babi
yang direbus dan kemudian disiram dengan kuah kecap manis yang encer. Orang bisa
memilih sendiri apa isi dari porsi yang dibeli. Jadi, bisa saja orang pesan
kuping dan jantung, atau usus saja, atau campuran. Tentunya, harga dan porsi
ditentukan oleh jenis makanan yang dipilih.
Nah, itulah hasil wisata kuliner selama di Solo.
Banyak ya? Tentu saja, Kota Solo sendiri memang membanggakan dirinya sebagai
salah satu pusat kuliner. Ini masih belum semua makanan khas Solo sempat saya
makan lho. Serabi, timlo, soto, dan gudeg khas Solo masih terlewatkan karena tidak
sempat. Kalau saya ada kesempatan untuk berkunjung kembali ke Solo, bolehlah
saya mencobai makanan khas lainnya.
Wah aku belum pernah ke Solo mba, Thx sharingnya ya listnya bisa bgt buat referensi makanan wajib coba kalo aku main ke Solo ^^
BalasHapusMasih banyak banget kuliner enak di Solo yang belum disebutkan di sini. Es Dawet Pasar Gede, Timlo Solo, Wedang Dongo Solo ... (Jadi laper lagi.)
Hapus