Buat yang biasa naik Commuter Line, pasti pernah
memperhatikan peta jalur Commuter Line yang terpasang di atas pintu di setiap
gerbong. Pernah memperhatikan bahwa Stasiun Angke diberi tanda lingkaran merah,
yang artinya tidak ada kereta yang berhenti di situ? Sejak tanggal 23 Juli
2013, stasiun ini memang ditutup oleh PT KAI dan tidak lagi melayani Commuter
Line.
Akan tetapi, sebetulnya Stasiun Angke ini beroperasi untuk melayani kereta ke luar Jakarta, seperti KA Langsam, KA Banten Ekspres dan KA Patas
Merak. Tentunya kereta lokal ini membantu penduduk sekitaran Banten yang
berminat ke Jakarta, atau sebaliknya.
Akhir April lalu, saat saya bermaksud untuk naik kereta ke Jatinegara, alangkah kaget saya melihat ada jurusan Depok – Angke di
papan pengumuman. Atas dasar penasaran, maka saya memutuskan untuk mampir ke
Stasiun Angke sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Jatinegara.
Ternyata, sejak tangal 1 April 2017, Stasiun Angke
sudah melayani Commuter Line. Tentunya hal ini menjadi kabar gembira bagi
orang-orang Jakarta yang perlu datang ke sekitaran Angke, baik untuk mendatangi
relasi/saudara, atau untuk belanja. Dari Stasiun Angke, kita bisa lebih mudah
untuk datang ke sekitaran Jelambar, Bandengan, atau Pluit. Atau bahkan, kita
bisa lebih mudah untuk mengunjungi RPTRA Kalijodo. Oh ya, saya dari Stasiun Angke
jalan kaki ke RPTRA Kalijodo, lho. Cuma 20 menit jalan kaki. Kalau naik angkot,
sekitar 5 menit juga sampai.
Stasiun Angke di antara ruko-ruko. |
Berita buruknya adalah, kereta lokal semacam KA Langsam, KA Banten Ekspres dan KA Rangkas dihilangkan atau dialihkan ke stasiun
lain. Jadi, orang-orang dari sekitaran Banten yang sebetulnya berminat ke
Angke, jadi harus ganti kereta sebelum tiba di stasiun tujuan. Paling tidak
mereka yang datang dari jauh harus naik Commuter Line jurusan Rangkasbitung –
Angke.
Waktu saya mampir ke Stasiun Angke, saya sempat
jalan-jalan di sekitaran stasiun. Stasiun yang terlihat tua ini terletak persis
di tengah pasar Angke. Pasar Angke sendiri adalah pasar tempat jualan
buah-buahan. Buat yang ingin buka usaha es buah bisa mampir ke Pasar Angke dan
lihat-lihat sendiri penjualan buah-buah grosiran di sini.
Tapi yang menarik adalah, gedung stasiun angke
sendiri menjadi satu dengan ruko-ruko tempat orang berjualan. Biasanya, stasiun
dibuat sebagai bangunan sendiri, dan toko-toko berada di luar pagarnya. Tapi
stasiun unik ini nampak tak ubahnya salah satu ruko yang berjajar di Pasar
Angke. Agak kebayang repotnya petugas PT KAI kalau harus bersih-bersih
sekitaran stasiun.
Dekat Pasar Angke, tempat grosir buah-buahan. |
Dengan dibukanya Stasiun Angke, saya jadi
penasaran ingin mencoba Commuter Line jurusan Rangkasbitung. Ada yang mau?
artikel yang bagus jadi pengen nostagia ke masa lalu... dulu sejak tahun 2011 sering naik nereta ke tangerang lewat angke saat itu masih aktif, lama gk naik kereta sempat gk beroperasi dan akhirnya aktif lagi jadi penasaran pengen cuci mata ke stasiun ini seperti apa hehehhee...
BalasHapusKelihatan banget kalau Stasiun Angke itu dulunya stasiun penting. Tempatnya saja persis di tengah pasar. Saya malah baru sekali ini datang ke Stasiun Angke.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus