Setiap kali saya naik Commuter Line, saya selalu penasaran
dengan stasiun di peta (di atas pintu gerbong) yang diberi kode merah. Merah artinya
kereta tidak berhenti di situ. Penasaran kan, stasiun macam apa yang dilewati
oleh Commuter Line namun tidak dijadikan tempat pemberhentian?
Salah satu stasiun yang diberi kode warna merah adalah Stasiun
Cipinang. Nah, minggu lalu, saya sengaja naik kereta ke Jatinegara, untuk
selanjutnya naik angkot ke arah Cipinang demi bisa melihat dari dekat Stasiun
Cipinang.
Stasiun Cipinang yang nampak tak terurus. |
Saya sengaja turun di depan Kantor Imigrasi, lalu jalan
kaki di sepanjang Jl. Bekasi Timur Raya menuju ke arah Lapas Cipinang sambil
berharap siapa tahu bisa menemukan jalan menuju ke Stasiun Cipinang. Di
sepanjang jalan, saya hanya melihat pagar tembok. Sudah diduga, memang Stasiun
Cipinang ditutup dari mata banyak orang – seolah-olah sudah tidak ada lagi.
Menurut GoogleMaps, saya harus jalan kaki
terus ke arah pertigaan, dan lalu mengambil gang kecil di sebelah kiri
yang dapat membawa saya ke Stasiun Cipinang. Untungnya, persis di depan Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, dekat proyek pembangunan jalan, ada celah di pagar
tembok. Celah itu cukup untuk dilalui orang. Dari celah itu, saya melihat
stasiun yang saya cari-cari: Stasiun Cipinang.
Tepat sebelum melewati celah, saya sempat dihadang oleh
seseorang mas-mas berbaju lusuh dengan anting-anting di hidung yang
mengingatkan agar saya selalu menengok ke kiri dan ke kanan sebelum
menyeberangi rel kereta. Dan memang benar, persis setelah dia berbicara, kereta
asal Yogyakarta lewat dengan cepat di depan saya. Karena daerah ini bukan
daerah dimana orang boleh menyeberang rel sesuka hati, kereta tidak wajib
membunyikan peluit saat lewat. Jadi, memang kita yang harus ekstra hati-hati
ketika melewati tempat ini. (Kalau mau aman, lebih baik melewati pertigaan Jl.
Bekasi Timur Raya – Jl. I Gusti Ngurah Rai dan belok ke gang kecil di pertigaan
ini. Ini lebih aman karena kita saat menyeberangi rel, kita akan melewati
palang kereta yang akan berbunyi saat ada kereta yang mau lewat.)
Mengintip stasiun dari celah-celah pagar tembok. |
Stasiun Cipinang letaknya memang persis di seberang Lapas
Cipinang. Menurut Wikipedia, stasiun ini didirikan di tahun 1887. Jadi,
bangunan stasiun ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai bangunan
bersejarah. Dan jangan salah, sampai sekarang stasiun ini masih aktif lho.
Stasiun ini membantu memberikan sinyal kepada kereta yang lewat, terutama jika
ada kereta yang harus berhenti atau mendahului. Biasanya hal ini terjadi saat
ada kereta Commuter Line yang harus mengalah memberikan jalan untuk kereta
jarak jauh. Hanya saja, stasiun ini memang bukan tempat menaikkan dan
menurunkan penumpang.
Menurut bapak-bapak yang bertugas di stasiun ini, stasiun
ini merupakan bangunan bersejarah yang cukup sering dikunjungi oleh para
penggemar kereta api. Dia pun menunjukkan atap yang ditutup kayu, yang katanya
merupakan tempat rantai-rantai pengontrol sinyal di menara. (Menaranya sudah
tidak ada.) Jaman dulu, sinyal kereta pakai tanda warna dan untuk
mengoperasikannya harus menggunakan mesin besar dengan rantai dan tuas.
Celah kayu di atas adalah tempat mengatur sinyal kereta jaman dahulu. |
Saat saya datang, di dalam bangunan ini ada tiga orang
yang sedang berjaga. Mereka memang bertugas di sini, antara lain untuk memberi
tanda pada kereta yang lewat. Mereka sendiri sepertinya sudah terbiasa dengan
tamu yang datang untuk foto-foto. Salah satu dari bapak-bapak itu malah
berkata, “Foto-foto saja, Mbak. Tahun depan gedung ini akan dirubuhkan. Mau
dibangun Dipo ...”
Memang benar, saat ini Pemerintah sudah memulai pembangunan
Dipo di area Cipinang ini. Dari bangunan ini saja, saya sudah bisa melihat
tanah kosong yang sudah diratakan dan dipersiapkan untuk menjadi tempat-tempat
pemeliharaan lokomotif. Dan karena akan ada jalur tambahan untuk mempermudah
perjalanan kereta jarak jauh, maka gedung stasiun cipinang – yang letaknya
memang menghalangi pembangunan rel tambahan ini, akan dirobohkan. Sayang sekali
sebetulnya, mengingat gedung ini adalah gedung bersejarah.
Tahun 2017 ini mungkin adalah kesempatan terakhir untuk melihat Stasiun Cipinang. |
Gedung Stasiun Cipinang sendiri memang sudah terlihat
lusuh dan tidak terawat. Mungkin karena memang sebentar lagi akan dihancurkan. Ruang
tempat penjaga juga seadanya. Karena tidak menjadi tempat melayani penumpang,
maka memang peralatannya tidak serumit stasiun yang lain. Untung juga saya
berkesempatan mengunjungi stasiun ini sebelum dihancurkan.
Buat yang berminat berkunjung kemari, bisa naik kereta
sampai Stasiun Jatinegara dan dilanjutkan dengan angkot no. 27 (Kampung Melayu –
Pulo Gadung), no. 32 (Kampung Melayu – Klender), atau no. 31 (Kampung Melayu –
Pondok Kelapa). Lebih baik berhenti di pertigaan setelah Lapas, supaya lebih
aman saat menyeberang rel kereta api. Bisa juga naik busway, turun di Halte Busway
Imigrasi Jakarta Timur (K11-11, bagian dari koridor Kampung Melayu – Pulo Gebang),
lalu jalan kaki. Jangan lupa berhati-hati saat menyeberang rel kereta api.
Calon Dipo Cipinang. |
nais
BalasHapusTerjawab rasa penasaran dengan stasiun yg cuma lewat doang ini. Thx ya
BalasHapusHahaha, gara-gara penasaran ini makanya saya bela-belain ke sini. Dan ternyata banyak penggemar kereta yang ke sini untuk lihat-lihat, lho!
HapusJaman medio 90an-2000an awal kalo kalo malam 'horor' dekat stasiun cipinang ini... karena jadi tempat prostitusi seadanya saat itu...banyak PSK dan banci2 berkeliaran...
BalasHapus