Beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan untuk
berkunjung ke Singapura. Alih-alih jalan-jalan di sekitaran pusat kota yang
tersohor seperti Orchard Road, saya malahan memanfaatkan kesempatan ini untuk
mengintip daerah sub-urban di daerah utara Singapura. Dengan alasan ingin
mengunjungi River Safari, saya sengaja berputar-putar ke arah utara, sekalian melihat-lihat
daerah perumahan di negara Singapura.
Melewati daerah Sub-Urban
Saya jalan melewati daerah Yishun, Woodlands,
Sembawang, dan kemudian mampir sebentar di Kranji, sebelum akhirnya tiba di
River Safari. Tempat-tempat yang saya sebutkan di atas adalah daerah perumahan penduduk. Selintas melewati daerah-daerah itu, saya melihat beberapa hal
yang memang berbeda dengan apa yang biasa saya lihat di Jakarta. Bukan masalah
mana yang lebih baik atau yang lebih buruk ya, soalnya kan setiap negara
memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.
Tempat parkir sepeda yang penuh di stasiun MRT. |
Yang jelas, setiap daerah yang saya lihat selalu
bersih dari sampah. Selain itu, perumahan dan bangunan apartemen tertata rapi.
Hampir di setiap area, ada taman publik yang bisa dipakai untuk berkumpul para
warga. Bisa dikatakan, saya tidak menjumpai rumah yang terbengkalai atau rusak.
Jarak pemukiman dan moda transportasi tidak pernah
terlalu jauh. Sepertinya hal ini menjadi perhatian pemerintah saat membangun
jalur-jalur transportasi. Banyak orang yang naik sepeda dari rumah ke stasiun MRT
(kereta). Sepanjang perjalanan, saya berulang kali melihat tempat parkir sepeda
yang penuh di depan stasiun MRT. Bus juga bisa menjadi pilihan untuk orang yang
hendak bepergian.
Semua pengemudi taat peraturan. Memang mobil di
jalanan Singapura tidak sepadat di Jakarta. Tapi, jalur dari/ke pusat kota
tetap macet dan kendaraan tetap merayap lambat. Hanya saja, hal ini tidak membuat para
pengemudi ugal-ugalan. Oh ya, saya tidak menemukan sepeda motor. Mungkin karena
kebetulan saya tidak melihat, atau memang hanya sedikit sepeda motor yang bisa mondar-mandir di jalanan.
Kranji War Memorial
Ini adalah semacam Taman Makam Pahlawan, namun
lebih dikhususkan untuk pahlawan dan korban yang menjadi bagian dari tentara
Commonwealth (Persemakmuran Inggris Raya) yang berjuang melawan Jepang saat
perang dunia kedua, termasuk yang berjuang di Malaysia atau Indonesia. Namun, ada
juga beberapa yang meninggal saat perang dunia pertama.
Kranji War Memorial. |
Deretan batu nisan yang sangat rapi dan seragam
(hanya beda tulisannya saja) tanpa membeda-bedakan siapa yang dikuburkan di
dalamnya ini paling tidak memberikan sekilas pelajaran sejarah Singapura bagi
saya. Daftar nama yang tertulis di dalam Memorial Walls memberikan gambaran
tentang pasukan Commonwealth yang turut berjuang di saat perang dunia kedua.
Tempat yang jelas bukan tempat wisata santai ini
cocok untuk yang memang berminat terhadap sejarah. Tapi sebetulnya, kalau
memang hanya duduk-duduk santai saja, tempat yang bersih dan asri ini
sebetulnya juga cocok.
Jujur saja, kadang-kadang mengunjungi pemakaman
(baik di Indonesia maupun di luar negeri) bisa memberikan gambaran tentang
sejarah bangsa (baik bangsa kita maupun bangsa lain). Dan jangan salah lho,
kita bisa mengira-ngira komposisi bangsa, harapan hidup, dan juga tempat-tempat
penting yang mungkin tertulis di situ. Kita juga bisa mendapatkan informasi
tentang kejadian-kejadian penting yang terjadi di saat orang-orang tersebut
meninggal. Setiap kali saya mengunjungi pemakaman kuno atau taman
makam pahlawan, saya selalu teringat bahwa hidup dalam damai itu bukan hal yang
mudah diperoleh – dan hanya orang gila yang mau merusak ketenangan hidup orang
banyak.
River Safari
Ini sih tempat wisata yang sudah dikenal oleh
banyak orang Indonesia. River Safari letaknya masih satu kompleks dengan Singapore
Zoo. Berhubung saya tipe orang yang bisa berjam-jam melihat ikan di dalam
akuarium, maka River Safari menjadi tujuan wisata pilihan saya. Di dalam tempat
ini, kita bisa melihat hewan-hewan sungai dari berbagai penjuru dunia –
termasuk yang jarang dijumpai seperti Chinese Giant Salamander dan Piranha. Oh
ya, entah mengapa, River Safari juga menyimpan panda. Ada panda merah dan juga
panda raksasa yang sebetulnya hanya hidup di China.
Asyik kan ... melihat ikan-ikan mondar-mandir di akuarium. |
River safari menjadi tempat yang menyenangkan
untuk bersantai – terutama karena ada akuarium-akuarium raksasa yang menyimpan
hewan-hewan sungai yang berputar-putar mengelilingi akuarium. Setiap area
pameran tidak hanya menjelaskan nama hewan, namun juga penjelasan tentang fakta
unik yang terkait dengan hewan-hewan tersebut.
Mustafa Center
Yak, saya mampir ke sini karena perlu membeli
oleh-oleh. Mustafa Center adalah tempat belanja kebutuhan sehari-hari yang
harganya cukup terjangkau dan buka 24 jam. Jadi, kita turis yang hanya punya
waktu terbatas, bisa mampir ke sini untuk membeli coklat atau barang lain untuk
oleh-oleh. Oh ya, Mustafa Center ini gede banget lho ... jadi sebaiknya sudah
tahu mau membeli apa waktu datang. Kalau tidak, bisa-bisa kalap memborong
macam-macam.
Mustafa Center. |
Yah
... begitulah sepintas lalu jalan-jalan di Singapura. Sekali-sekali jalan-jalan
yang tidak mainstream. Paling tidak, kita bisa melihat kondisi lain di luar
area turistik di negara tersebut.
0 Komentar:
Posting Komentar