Bulan Juli yang lalu saya berkesempatan
jalan-jalan ke Tokyo, Jepang. Tinggalnya nebeng adik yang tinggal di Kashiwa,
jadi pagi-pagi naik kereta ke Tokyo dan malem pulang lagi ke kamar tebengan.
Sama seperti orang yang main ke Jakarta tapi nginep di tempat saudara di Bogor.
Hehehe ...
Saya datang ke Tokyo tanggal 9 Juli 2016 sore dan
berangkat ke Jakarta tanggal 12 Juli 2016 siang. Dengan tempat tinggal yang
lumayan jauh (tapi gratis), maka saya hanya punya waktu dua hari penuh untuk jalan-jalan. Jadi, di kesempatan kali
ini, saya memutuskan untuk bener-bener jalan-jalan ke tempat-tempat yang
dianggap beken di sekitaran Tokyo.
Suasana alam di tengah Kota Tokyo - di Ueno Zoo. |
Oh ya, ini adalah kali kedua saya mengunjungi
Tokyo. Di tahun 2013, saya juga pernah jalan-jalan ke Tokyo, tapi cuma punya
waktu satu hari untuk jalan-jalan. Jadi, paling tidak ada beberapa landmark
yang sudah pernah saya kunjungi di tahun 2013 dan saya rasa saya tidak perlu
kunjungi lagi di tahun 2016 ini.
Untuk seri kali ini, saya akan mengulas
tempat-tempat wisata yang saya kunjungi di kunjungan saya kali ini, plus
sedikit informasi tentang kunjungan saya ke Tokyo di tahun 2013. Siapa tahu ada
yang mau menggabungkan itinerary dari kedua perjalanan tersebut.
Imperial East Garden (Koukyo Higashi Gyoen)
Di hari pertama kunjungan saya (Minggu, 10 Juli
2016), saya memutuskan untuk jalan ke sekitaran Tokyo Imperial Palace. Daerah
tempat tinggal Kaisar Jepang ini merupakan tempat wisata favorit yang mudah
ditemukan di peta, karena selalu digambarkan sebagai daerah hijau yang sangat
luas. Tidak salah sih, daerah ini terdiri taman-taman yang luas dan indah, dan
istananya sendiri memang dikelilingi oleh halaman luas yang hijau.
Hijaunya Imperial East Garden. |
Saya tidak berminat untuk mengunjungi istananya, jadi
saya tidak cari-cari tahu tentang tur yang membawa masuk ke situ. Saya memang
hanya berminat untuk berputar-putar di taman-taman di situ. Karena keterbatasan
waktu, saya juga tetap harus memilih-milih daerah mana yang akan dikunjungi.
Itulah sebabnya saya memilih untuk masuk ke Imperial East Garden, yaitu kebun
cantik yang dulunya adalah tempat berdirinya istana di jaman Edo (Edo Castle).
Jadi, pagi-pagi saya naik kereta dan turun di
stasiun Tokyo (Tokyo Station) lalu langsung cari petunjuk menuju ke Tokyo
Imperial Palace. Nggak perlu khawatir, petunjuk jalannya ada banyak dan semua
ada bahasa Inggrisnya. Di sini saya pakai acara nyasar karena beberapa bagian
dari stasiun ini sedang direnovasi, tapi tetap saja saya berhasil sampai di
pintu tengah stasiun. Pas di depan stasiun ada papan lumayan besar yang
memampang peta daerah sekitar stasiun. Bersama dengan beberapa turis asing
lain, saya mengamati peta itu dan mencari jalan menuju ke kompleks istana
kaisar Jepang.
Untungnya sewa mobile wifi selama saya berada di
Jepang adalah, saya bisa semena-mena menggunakan Google Maps untuk mencari
jalan. Jadi, nggak ada istilah tersesat selama saya muter-muter Tokyo.
Lapangan hijau di Imperial East Garden. |
Kompleks istana Kaisar adalah daerah hijau yang
sangat luas, dimana terdapat banyak taman dengan berbagai tema. Ada taman yang
menonjolkan air mancur cantik, alun-alun dengan cycling track, dan juga taman
modern tempat Science Museum dan National Museum of Modern Art. Akan tetapi,
saya tidak banyak berkeliling dan langsung fokus menuju ke Imperial East Garden.
Imperial East Garden sebenarnya adalah halaman
dari istana, namun bagian ini dibuka untuk umum. Masuknya gratis. Setiap
pengunjung akan mendapatkan karcis yang harus dikembalikan pada saat keluar.
Taman yang super luas ini, memiliki keistimewaan karena masih menyimpan
sisa-sisa istana kaisar dari jaman Edo. Selain melihat tanaman yang ditata
dengan indah, pengunjung juga bisa melihat sisa-sisa tembok istana asli dari
jaman Edo. Taman bersejarah ini merupakan salah satu landmark kota Tokyo, jadi
sangat disayangkan kalan jalan-jalan ke Tokyo tetapi tidak mampir ke sini.
Salah satu titik bersejarah di taman ini adalah
sisa tembok yang mengelilingi istana di jaman Edo. Tembok yang dibuat dari
potongan batu yang besar-besar dan tersusun rapi tanpa celah ini ternyata
menyimpan rahasia yang baru ketahuan pada saat dilakukan pemugaran. Ternyata,
di beberapa bagian, batu-batu besar itu disambung oleh perunggu, dan disangga
oleh besi. Hal yang jarang dilakukan pada bangunan dari balok batu. Selain
tembok, sisa-sia bersejarah lainnya adalah bagian inti dari istana di jaman Edo
yang disebut sebagai Tenshudai Donjon Base.
Tenshudai Donjon Base. |
Dari Imperial East Garden, saya jalan kaki
memutari kompleks istana dan menuju ke stasiun Metro (kereta bawah tanah) Hanzomon.
Pintu masuk stasiun Metro umumnya Cuma berupa pintu kecil dan menyaru dengan
pintu masuk gedung. Jadi, selama rajin tengok-tengok mencari lambang Metro,
niscaya tidak akan kelewatan. Selanjutnya, saya naik kereta bawah tanah (metro)
ke Meiji Jingu.
Meiji Jingu
Meiji Jingu adalah salah satu kuil terkenal di
Tokyo, yang didirikan untuk menghormati Kaisar Meiji dan Permaisuri Shoken.
Kaisar Meiji adalah kaisar modern pertama di Jepang, yang mana pada jaman
pemerintahnya Jepang mulai berkembang menjadi negara industri yang juga memiliki
militer modern yang kuat. Kaisar Meiji sendiri berkuasa di masa sebelum perang
dunia pertama.
Gerbang masuk ke kompleks kuil. |
Meiji Jingu (Kuil Meiji) adalah kuil Shinto. Letaknya
di Distrik Shibuya. Kompleks kuil ini terdiri dari beberapa bangunan, dan
semuanya masih aktif dipakai berdoa oleh para penganut Shinto. Walau ada banyak
turis, kegiatan keagamaan tetap berlangsung di sini. Waktu saya datang, saya bahkan
melihat ada sepasang kekasih yang menjalankan upacara perkawinan di sini. Karena
ini adalah tempat ibadah, maka pengunjung diharapkan berlaku sopan dan tidak
sembarangan foto-foto di dalam bangunan.
Saya turun kereta di Stasiun Metro Yoyogi. Ada
banyak stasiun metro di sekitaran Meiji
Jingu, dan kita bisa memilih mau turun di mana, yang penting naik jalurnya yang
benar. Karena saya ambil kereta metro dari Hanzomon di jalur Hanzomon (Hanzomon
Line), maka jalur paling cepat ke Meiji Jinggu adalah berpindah kereta di Stasiun
Aoyama-Itchome dan ambil kereta Oedo Line untuk turun di Yoyogi Metro Station.
Dari Yoyogi Station jalan kaki sekitar 10 menit menuju ke Meiji Jingu.
Kuil utama Meiji Jingu. |
Meiji Jingu terletak di tengah taman kota yang
sangat luas dan hijau. Pepohonan di sini rimbun sekali, sehingga membuat lupa
kalau kita sebenarnya berada di tengah kota metropolitan. Di kompleks ini,
selain kuil utama (Meiji Jingu), terdapat juga Treasure Museum (yang waktu saya
datang sudah tutup). Salah satu tempat yang sering dipakai untuk foto-foto di
sini, selain daerah kompleks kuil utama, adalah barisan barel sake dan anggur
impor di dekat perbatasan antara areal Meiji Jingu dan Yoyogi Park. Persis di
sebelah hutan yang mengitari Meiji Jingu, ada satu taman kota yang populer bagi
orang muda di Tokyo, yaitu Yoyogi Park.
Yoyogi Park
Yoyogi Park adalah salah satu taman terluas di
Jepang, yang di akhir pekan dipenuh oleh remaja Tokyo dengan berbagi aktivitas.
Yoyogi Park letaknya sangat dekat dengan Harajuku, jadi tidak heran tempat ini
banyak dijunjungi remaja Tokyo.
Waktu saya datang kemari, kebetulan adalah hari
minggu, hampir setiap penjuru taman dipenuhi oleh orang. Semua daerah rindang
sudah dipenuhi oleh gerombolan anak muda – jadinya mencari pojokan untuk duduk
saja susah. Selain ada keluarga muda yang mengajak anak-anak kecil jalan-jalan,
ada juga happening art, konser penyanyi jalanan, orang-orang bermain skateboard, siswa SMA latihan drama
atau bikin film indie (ini saya lihat sendiri), ada yang foto-foto, dan ada
juga yang nyebur ke salah satu kolam kecil di tengah taman (tapi yang nyebur
ini tampangnya dekil dan kulitnya gosong – mungkin seniman nyentrik).
Bersepeda di Yoyogi Park. |
Masih di lingkungan Yoyogi Park, terdapat Yoyogi
National Stadium, yang menjadi salah satu tempat perlombaan gimnastik di
Olimpiade tahun 1964. Di dekatnya ada kantor pusat NHK, stasiun televisi Jepang,
dan NHK Studio Park. Waktu saya di sini, Ayumi Hamasaki konser di Yoyogi
National Stadium, jadi daerah sekitaran stadion dan kantor NHK dipenuhi fans
Ayumi Hamasaki. Karena ramai banget, saya memutuskan untuk cukup melihat dari
jauh saja. Antrean orang-orang yang mau masuk ke dalam stadion saja sampai meluber
ke pinggir jalan raya.
Dari Yoyogi Park, saya janjian dengan adik saya
untuk jalan-jalan di sekitaran Harajuku. Tapi catatan tentang Harajuku dan pusat-pusat
perbelanjaan lainnya ada di artikel berikutnya.
Tambahan : Ueno Park
Karena temanya adalah tempat jalan-jalan yang
hijau di Tokyo, saya ingin menambahkan satu lagi tempat jalan-jalan alam di
tengah Tokyo, yaitu Ueno Park. Saya datang ke Ueno Park di tahun 2013, bulan Maret. Jadi
sudah lama yah. Tapi, walaupun sudah lama, masih boleh lah, diceritakan
sedikit.
Ueno Park adalah salah satu taman kota yang wajib
dikunjungi, terutama kalau pas datang ke Tokyo di awal musim semi saat bunga sakura
mekar. Ueno Park ditanami banyak banget pohon Sakura yang berbunga sangat
cantik di musim sakura. Ueno Park dulunya adalah tempat berdirinya kuil
keluarga Shogun Tokugawa, namun kuil ini dihancurkan saat perang di era Restorasi
Meiji. Kini Ueno Park menjadi tempat jalan-jalan keluarga muda dan orang
pacaran. Oh ya, tempat ini juga tempat berkumpulnya TKW dan TKI yang bekerja di
sekitaran Tokyo saat akhir pekan.
Hanami: Menikmati Sakura di Ueno Park. |
Di Ueno Park, terdapat banyak museum, antara lain
Tokyo National Museum, Tokyo Metropolitan Art Museum, dan juga ada beberapa
kuil yang terlihat cukup tua. Di sini juga terdapat Ueno Zoo, yang merupakan
kebun binatang tertua di Jepang. Karena semua tempat-tempat yang dapat
dikunjungi itu berbayar, maka saya (yang anggarannya pas-pasan) harus memilih
satu saja yang dapat dikunjungi – dan saya memilih kebun binatang. Kebun binatang
Ueno menyimpan banyak hewan-hewan khas Jepang, termasuk panda merah, kera
salju, dan burung bangau mahkota merah khas Jepang. Oh ya, alasan saya masuk ke
sini adalah karena di sini ada Giant Panda yang didapatkan dari Pemerintah
Cina. Di sini adalah untuk pertama kalinya saya melihat panda hidup!
Selain
tempat-tempat di atas, di Tokyo ada banyak teman kota dan jalur hijau yang enak
untuk jalan-jalan. Tapi, Tokyo sebagai kota metropolitan tidak hanya bisa
membanggakan taman kota. Tempat-tempat wisata lain dan juga tempat-tempat
perbelanjaan juga menjadi kebanggaan Tokyo dan tempat turis berkunjung. Di
artikel selanjutnya, saya akan menuliskan tentang tempat-tempat perbelanjaan di
sekitaran Tokyo. Sampai jumpa!
Indah banget! Jepang emang overall oke banget sih buat sightseeing dan jalan-jalan. Seandainya di Jakarta ada lebih banyak zona hijau kyk gini, pasti keliatan lebih asri.
BalasHapusSebenarnya di Jakarta ini ada banyak tempat hijau, tapi kurang terawat. Kecuali taman-taman kota di sekitaran Menteng, rata-rata daerah hijau di Jakarta malahan terkesan kumuh. Sayang yah ...
Hapus