Buat yang sedang merancang jalan-jalan ke Solo dan
berminat untuk wisata kuliner, jangan melewatkan Serabi Notosuman. Serabi khas
Solo yang dikelola keluarga selama beberapa generasi ini sudah menjadi salah
satu ikon kuliner Solo. Waktu saya main ke Solo di sekitar bulan September,
saya menyempatkan diri untuk mampir ke warung serabi ini.
Warung Serabi Notosuman yang saya datangi. |
Sesuai dengan namanya, Serabi Notosuman terletak
di daerah Notosuman, Solo. Adapun warung serabi khas Solo yang paling laris
terletak di Jl. Moch. Yamin, yang dulunya bernama Jl. Notosuman. Di jalan ini
ada dua warung serabi, yang sepertinya pemiliknya masih saudara – satu keluarga
dengan pencetus serabi Solo ini untuk pertama kali. Memang, tidak bisa
dipungkiri bahwa bisnis kuliner di Solo masih banyak yang dikelola oleh
keluarga secara turun-temurun, termasuk Serabi Solo ini.
Bisnis serabi Notosuman, termasuk seluruh
toko-toko yang menggunakan nama Serabi Notosuman di sepanjang Jl. Moch. Yamin,
sudah dimulai sejak tahun 1923 dan hingga kini sudah dijalankan oleh generasi ketiga.
Rasanya yang khas dan baunya yang wangi memang tetap membuat orang berdatangan
membeli serabi yang sebenarnya termasuk kue tempo dulu ini.
Sampai sekarang, cara pembuatannya masih
tradisional, yaitu dibakar di atas arang. Mungkin, cara pembakaran inilah yang
membuat rasanya menjadi nikmat dan khas.
Proses pembuatannya masih tradisional. |
Serabi Notosuman ada yang rasa original dan ada yang
rasa coklat. Yang rasa coklat adalah serabi yang ditaburi meises coklat.
Dua-duanya enak, apalagi kalau langsung dimakan saat masih hangat. Serabi yang
dibeli untuk dibawa pulang biasanya dibungkus dengan daun pisang, baik dengan
cara digulung atau ditumpuk-tumpuk dengan daun pisang. Sayangnya, serabi ini
tidak tahan lama, jadi agak susah dijadikan oleh-oleh – kecuali kalau beli pagi
dan langsung dibawa ke bandara untuk dimakan di sore harinya.
Mbaakk... Tulisanmu bikin saya pengen mudik.. Udah bertahun2 pengen serabi notosuman, belom kesampaian.. Pas mudik, malah kulineran yang lain.. Notosumannya ketinggalan.. Hikz..
BalasHapusWahahaha! Solo banyak banget tempat wisata kulinernya. Nggak heran kalau serabi tradisional, seperti Serabi Notosuman, jadi ketinggalan. Saya malahan nggak sempat makan tengkleng pas ke Solo.
Hapus