Yep, saya tahu saya lebih sering menulis tentang
jalan-jalan. Tapi game Pokemon Go yang lagi booming saat ini memang istimewa
karena game ini mengajak para pemainnya untuk jalan-jalan beneran. Jadi, nggak
salah dong kalau saya menulis tentang pokemon untuk blog yang mayoritas isinya
tulisan tentang jalan-jalan.
Banyak teman yang nanya: Kamu nggak nyari pokemon
di Monas? Belum sih ... mungkin nanti sorean. Hahaha! Tapi, kalau soal mencari
pokemon di tempat-tempat wisata utama seperti Monas, saya yakin itu sudah
banyak yang menulis.
Alkisah, kemarin saya janjian dengan teman saya
untuk makan siang di Gado-Gado Bonbin Cikini. Jadi, saya pikir, sekalian aja
nyari pokemon di sekitaran sana. Berhubung siang hari sempat hujan deres
banget, maka acara mencari pokemon baru bisa dilakukan di sore hari, setelah
makan kenyang dan ngopi-ngopi cantik di dekat Hotel Ibis Cikini. Nggak masalah.
Yang penting, gotta catch them all!
Tangkap! |
Rute jalan saya adalah dari sekitaran Hotel Ibis Cikini
sampai ke Taman Suropati. Lewat Jl. Prof. Moch.Yamin (Polsek Menteng). Waktu
jalan, sekitar jam empat sampai jam enam sore lebih sedikit. Pemberhentian yang
cukup lama adalah di Taman Situ Lembang dan di Taman Suropati.
Oh ya, saya perlu menginformasikan bahwa jalan
kaki di pinggir jalan raya sambil ngelihatin layar hape itu b e r b a h a y a!
Untungnya, Pokemon Go tidak membuat pemainnya melototin layar hape tiap
detik. Kalau program sudah dinyalakan, cuek saja lenggang kangkung sambil
sekali-sekali menyentuhkan jari ke layar hape (supaya layar tidak mati). Tidak
perlu lirik-lirik sampai tiba-tiba ada getaran pertanda ada pokemon muncul di
dekat kita.
Soal “kewajiban” untuk ambil barang-barang di
pokestop? Nggak perlu khawatir, cukup diingat tempat-tempatnya, dan baru lihat
hape kalau sudah di sekitaran pokestop tersebut. Jadi, sepanjang jalan kaki
masih bisa lihat-lihat kiri-kanan untuk mencegah kecelakaan.
Kalau tiba-tiba ada getaran penanda pokemon pas lagi
menyeberang jalan? Tidak perlu khawatir. Saya pernah nyuekin Doduo; tapi sampai
sekitar tujuh langkah menjauh, mahkluk itu masih nongol di layar. Jadi nggak
perlu takut dia menghilang begitu saja.
Waktu lewat di sekitaran Stasiun Cikini, saya
sempat berharap dapat pokemon dengan tipe ground (kan katanya mereka ditaruh di
sekitaran stasiun), eh ... ketemunya cuma Pidgey. Untung di perjalanan (agak
dekat dengan Polsek Menteng) sempat menemukan Ekans. Paling nggak udah menambah
isi Pokedex.
Saya sempat nangkring cukup lama di sekitaran
Taman Situ Lembang, tempat dimana ada belasan orang memancing ikan dengan
tenang. Harapannya, bisa menambah koleksi pokemon tipe water. Apa boleh buat,
di sini saya kurang beruntung. Saya cuma ketemu satu ekor Weedle.
Orang-orang main Pokemon Go di Taman Suropati. |
Nah ... waktu di Taman Suropati, barulah saya
panen. Kebetulan ada banyak yang main Pokemon Go di situ. Bahkan, selama
sekitar satu jam lebih saya di situ, selalu saja ada yang pasang Lure Module.
Tadinya sempat was-was, jangan-jangan saya bakalan jadi orang gila sendirian
luntang-lantung muterin taman. Ternyata ... temannya banyak, saudara-saudara! Selain anak-anak (biasanya dengan
orang tuanya) yang jalan pelan-pelan muter-muter air mancur, ada juga mbak-mbak
dan mas-mas yang berjalan pelan-pelan muter-muter sampai ke seluruh penjuru
taman. Yang pacaran dan malah foto-foto begitu ketemu pokemon di layar juga
ada beberapa. Dari pengamatan, paling tidak 1 dari 5 orang dari pengunjung Taman
Suropati di sore hari itu adalah orang yang sedang main Pokemon Go. Dahsyat
bener yah, game ini?
Sebagai pemain Pokemon Go, sudah tentu saya juga
muter-muter pelan-pelan sambil bolak balik melewati pokestop untuk mengambil
barang-barang (items). Pas sampai di dekat timbunan daun dan ranting di belakang pos
polisi, ada mas-mas Satpol PP yang memanggil.
“Mbak,
Mbak!” seru mas-mas Satpol PP.
“Iya,
Pak?” jawab saya. Saya lagi mikir-mikir, apa jangan-jangan nggak boleh main
Pokemon Go di dekat pos polisi? (Memang cuma saya seorang diri yang nyerempet
ke pos polisi, lainnya tetap di tengah taman.)
“Mbak
main Pokemon ya?”
“Iya.”
“Gimana
caranya ikut grup? Ini saya sudah level 5 kok masih nggak bisa ikut grup ya?”
Halah ... ternyata mas-mas Satpol PP juga main
Pokemon Go! Wakakak!
Sekitar satu jam lebih di Taman Suropati, saya
dapat 14 pokemon. Nggak ada yang istimewa, sih. (Dapatnya Rattata, Doduo, Horsea,
Weedle ....) Tapi lumayan untuk meningkatkan jumlah XP.
Taman Suropati di dunia Pokemon Go. Banyak penghuninya! |
Setelah beberapa hari main Pokemon Go, saya
mengambil kesimpulan bahwa:
- Para pokemon suka sembunyi, tapi mereka lebih suka lagi muncul di tempat yang ada banyak orangnya. Kesempatan dapat pokemon lebih besar di keramaian daripada di tempat sepi. Hal ini berlaku dengan ataupun tanpa Lure Module. Sebelumnya, saya pernah mencari pokemon di Mal Ambassador. Setiap pindah toko pasti ketemu pokemon. Padahal pokestopnya cuma di depan mall dan nggak ada yang pasang Lure Module. Jadi, mendingan main di tempat-tempat ramai.
- Jarang ada pokemon muncul di pinggir jalan, kecuali di dekat pokestop. (Jarang bukan berarti nggak ada.) Mendingan jalan-jalan di mall besar atau tempat wisata dibandingkan jalan di pinggir jalan. Lagian, jumlah pokestop di tempat-tempat itu biasanya lumayan banyak.
- Pokemon di satu daerah dan daerah lain memang berbeda-beda. Contohnya, di dekat Pasar Minggu kebanyakan pokemon yang saya temui adalah Doduo dan Weedle. Tapi di sekitaran Sudirman ada banyak Pidgey. Saya bisa menangkap Oddish di dalam Grand Indonesia (nah lho?).
- Semua hal yang berlebihan pasti tidak baik untuk kesehatan, termasuk main Pokemon Go. Kalau sedang jalan kaki di pinggir jalan, atau sedang blusukan di sekitaran taman, sebaiknya tetap waspada. Walau kemungkinan tertabrak sepeda motor di tengah taman atau di trotoar relatif kecil, kemungkinan tersandung dan menjatuhkan hape tetap besar. Dan ... itu adalah hal yang paling ditakuti saat bermain Pokemon Go. Bukan cuma hape rusak, malunya itu lho!
ternyata mas-mas satpol pp juga main pokemon go
BalasHapusngomong-ngomong join team apa nih?
Biru dong ... berdasarkan selera warna. Hihihi.
Hapus