Museum Gedung Perundingan Linggarjati |
Seperti yang tertulis di buku sejarah di sekolah,
Gedung Perundingan Linggarjati adalah tempat dilakukannya perundingan untuk
membahas tentang kedaulatan negara (yang saat itu masih) baru yang bernama
Republik Indonesia dan hubungannya dengan negara Belanda. Sebagai salah satu
perundingan yang menjadi tonggak sejarah menuju pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia di mata internasional, alangkah baiknya jika masyarakat luas mengenal
lebih dekat mengenai seluk-beluk perundingan ini dan juga dampaknya terhadap
politik negara Indonesia.
Menurut catatan di booklet yang dijual di museum, gedung museum ini dulunya adalah
hotel. Saat menjadi tempat perundingan, hotel ini namanya adalah Hotel Merdeka.
Di masa penjajahan Jepang, hotel ini namanya adalah Hokay Ryokan. Waktu masih
masa penjajahan Belanda, namanya adalah Hotel Rustoord. Hotel jaman dulu,
kamarnya tidak banyak, namun mewah. Gedung ini hanya punya lima kamar tidur,
tapi ukurannya luas banget. Mungkin karena dahulu kala, cuma orang kaya raya
yang bisa jalan-jalan jauh dari tempat tinggalnya dan tinggal di hotel.
Kamar tidur hotel jaman dulu. Pasti dianggap mewah banget, yah? |
Di museum ini, digantung foto-foto yang diambil
pada saat perjanjian Linggarjati berlangsung. Ada juga diorama proses
perjanjian tersebut. Meja pertemuan dan tempat tidur jaman dulu juga ada di
masing-masing kamar. Melihat interior rumah jaman dulu memang menarik.
Masing-masing kamar tidur punya kamar mandi sendiri-sendiri yang luas banget.
Jaman sekarang, kamar kos di Jakarta ukurannya sama dengan luasnya kamar mandi
di situ. Karena hotel ini memang dibangun sebagai tempat peristirahatan,
halamannya luas dan banyak pohonnya. Saat ini, halaman hotel ini menjadi taman yang dipakai piknik oleh para
wisatawan.
Melihat foto-fotonya Pak Sutan Sjahrir, pemimpin
delegasi Indonesia di perundingan Linggarjati, saya jadi ingat penjelasan
tentang beliau di Museum Joang 45, Menteng, Jakarta. Sebagai salah satu orang
yang cukup berani dan frontal di antara rekan-rekannya sesama pemuda Menteng
31, tidak heran karirnya Pak Sjahrir di dunia politik melejit dengan cepat –
dan jatuh dengan cepat juga. Di dunia politik, kawan dan lawan bedanya hanya
setipis kertas.
Diorama perjanjian Linggarjati. |
Transportasi Menuju Museum
Museum Gedung Perundingan Linggarjati beralamat di
Jl. Gedung Perundingan Linggarjati, Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus,
Kabupaten Kuningan. Untuk yang mau
ke museum ini naik kendaraan umum, bisa naik Elf, dari Cirebon (Terminal atau Stasiun Kereta Api) maupun dari
Kuningan. Biasanya harga naik Elf Rp 5.000,-. Nanti turun di Cilimus. Cukup bilang ke sopirnya, mau ke Museum
Linggarjati. Para sopir itu sudah tahu harus turun di sebelah mana. Nanti dari
situ nyambung angkot atau ojek untuk masuk ke dalam.
Untuk yang ingin datang menggunakan kendaraan
pribadi, tidak perlu khawatir karena tempat parkir museum cukup luas. Di dekat
tempat parkir ada kios-kios yang berjualan cinderamata. Oh ya, tiket masuk museum harganya Rp 2.500,- per orang.
(Bersambung)
Taman di luar museum, bisa untuk piknik keluarga. |
Wah kalo kesini sih aku udah pernah... yang indah itu pas foto didepan musium yang banyak bunga warna2nya itu lho..
BalasHapus