Di liburan saya yang singkat akhir tahun lalu,
teman saya yang baik hati sudah mengaturkan perjalanan menuju dua tempat wisata
di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dua tempat yang jaraknya lumayan jauh satu
sama lain ini adalah Pantai Kolbano dan Air Terjun Oehala. Kami berangkat dari Kupang
sekitar jam 7 pagi dengan mobil sewaan. Rencananya, malam harinya nanti, kami
tidak kembali ke Kupang melainkan menginap di Soe. Asyik, kan?
Pantai Kolbano
Fatu'un. Pantai Kolbano. |
Pantai Kolbano bukan pantai berpasir putih nan
halus ataupun pantai dengan jajaran pohon kelapa yang merayu-rayu. Keistimewaan
pantai ini terletak pada hamparan batu-batu berwarna-warni, seperti yang biasa
terlihat menghiasi aquarium. Tidak salah, karena memang Pantai Kolbano adalah
salah satu tempat orang menambang batu hias.
Batu-batu yang bertebaran di sepanjang pantai
Kolbano, umumnya memiliki corak yang menyerupai patahan seperti batu marmer.
Tetapi ada juga yang coraknya seperti kue lapis. Warnanya bisa putih, putih
kemerahan, merah hati, hitam, atau kuning. Ukurannya juga macam-macam, dari
yang sebesar kerikil hingga yang besarnya sebola tenis.
Batu-batu berwarna-warni, khas Pantai Kolbano. |
Di Pantai Kolbano tidak ada warung yang berjualan
makanan. (Entah karena saat itu bertepatan dengan hari Natal atau memang tidak
ada yang jualan.) Satu-satunya tempat makan terdekat adalah sebuah warung Jawa
Timuran yang jaraknya sekitar 10 menit naik mobil dari Fatu’un.
Untung, di tepi pantai ada anak-anak yang bersedia
mencarikan kelapa muda untuk mengganjal perut. Cara makan dan minum kelapanya
pun luar biasa. Tidak ada sedotan dan tidak ada sendok. Buah kelapa segar
dilubangi dengan parang, dan kami langsung minum dari lubang tersebut. Airnya
menetes-netes sampai ke baju? Ya sudah lah ... Setelah airnya habis, kelapa kemudian
dibelah, dan serpihan kulit kelapa yang ada dapat dijadikan sendok untuk
mengeruk daging kelapa. Rasanya? Enak banget!!!
Sisi lain dari Pantai Kolbano. |
Oh ya, untuk berkunjung ke Fatu’un Pantai Kolbano,
sebaiknya menyiapkan biaya parkir mobil Rp 10.000,-, biaya untuk buah kelapa Rp
5.000,- per butir, biaya potong kelapa Rp 5.000,- dan biaya kebersihan (untuk
anak-anak yang membersihkan sisa-sisa kelapa) Rp 5.000,-
Air Terjun Oehala
Berfoto di tingkatan atas air terjun Oehala. |
Walau saya datang di hari Natal, air terjun Oehala
tetap dikunjungi oleh cukup banyak wisatawan. Namun demikian, warung-warung di sekitaran
tempat parkir tidak banyak yang buka. Mungkin para pedagang sedang merayakan
Natal bersama keluarga.
Air terjun Oehala disebut-sebut istimewa karena
air terjun ini terdiri dari tujuh tingkatan. Jarak antara tingkatan satu ke
tingkatan lainnya tidak sama. Berhubung saat kami tiba di sana hari sudah cukup
sore dan sedikit gerimis, maka kami tidak bisa lama-lama duduk-duduk di situ. Padahal,
suasana di sekitar air terjun Oehala yang masih alami dan rindang cukup membuat
saya merasa betah di sana. Hanya sampah dari pengunjung yang kadang-kadang
terlihat di antara rerumputan dan akar pohon saja yang cukup mengganggu.
Air terjun teratas di antara barisan Air Terjun Oehala. |
Seperti kebanyakan tempat wisata di Pulau Timor,
di sini juga sangat jarang yang menjual makanan. Oleh sebab itu, banyak
pengunjung yang datang membawa bekalnya sendiri. Di antara pepohonan, terdapat pondok-pondok
dimana pengunjung bisa menggelar hidangan piknik. Sayangnya, pondok-pondok ini
tidak terlalu terawat.
Masih alami! |
Bagi saya, Pantai Kolbano dan Air Terjun Oehala sudah mewakili keindahan
alam Pulau Timor. Paling tidak saya sudah ke pantai dan sudah naik ke gunung. Keduanya masih sangat
alami dan belum banyak diutak-atik oleh tangan-tangan industri pariwisata. Di
satu sisi, fasilitas masih belum banyak. Toilet jarang dan masih ala kadarnya,
penjual makanan juga sangat jarang. Di sini lain, tidak terlalu banyaknya
bangunan di sekitar tempat wisata membuat pemandangan lebih asri – dan lebih bagus
untuk difoto. Untuk saya, paling tidak saya sudah pernah melihat sendiri
keindahan alam Pulau Timor, terutama Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Akhir dari perjalanan kali ini adalah sebuah
penginapan di Kota Soe. Hmm ... pagi di Kota Kupang dan malamnya di Kota Soe. Masih ada lanjutan ceritanya, loh. Tunggu saja artikel selanjutnya.
Wah.. Kapan-kapan saya juga mau kesana deh. Keren
BalasHapusWaah bikin ngiri ajaa... masuk wishlist nih! BTW kalo sewa mobil per hari berapa yak?
BalasHapusUmumnya, kalau sewa Avanza, antara 400rb - 500rb per hari, sudah termasuk sopirnya. Tapi karena kemarin sewanya pas hari raya Natal dan sopir yang mau agak jarang, harganya jadi Rp 1,5 juta untuk dua hari. Kalau sewa mobil yang 4WD mestinya lebih mahal yah ...
Hapuswah...seru jalan-jalannya nih.
BalasHapusindah pantainya mba.
itu kayaknya pantai kerikil ya?
nice posting
Indah sekali pantai Kolbano ini. Batu-batunya cantik, kalo anak-ankku diajak kesini pasti dikumpulin deh batu-batu pantai itu.
BalasHapusSuka baca artikel ini. :) saya asli dari Timor Tengah Selatan, pantai dan bukit yang indah banyak di sini. Itulah alam, masing2 daerah punya tempat menarik.. hehe Salam.
BalasHapusIya. Kalau ada rejeki, saya mau balik ke Timor Tengah Selatan lagi. Masih penasaran dengan desa adat Fatumnasi. Katanya pemandangannya bagus banget.
Hapus