Mulai hari Sabtu tanggal 12 September yang lalu, Balaikota
Jakarta resmi menjadi tujuan wisata dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. Balaikota
Jakarta yang dimaksud di sini adalah Kantor Gubernur DKI Jakarta yang letaknya
di Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9 Jakarta Pusat. Menurut portal resmi
Provinsi DKI Jakarta (www.jakarta.go.id), gedung ini sudah menjadi kantor
pemerintahan kota Jakarta sejak tahun 1919, yang mana saat itu daerah ini
disebut sebagai Koningsplein Zuid. Sejak saat itu, pusat pemerintahan Jakarta
tidak pernah berpindah dari kompleks gedung Balaikota ini.
Gedung Balaikota, nampak depan. |
Dari depan, Gedung Balaikota yang terletak di
dekat monas ini terkesan sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Teman saya
bahkan sempat ragu-ragu, apakah boleh masuk atau tidak. Kebetulan, sedang ada
renovasi gedung di kompleks Balaikota ini, sehingga beberapa bagian tertutup
oleh pagar seng tinggi yang menambah kesan sepi. Begitu kami masuk ke dalam kompleks
Balaikota, kami bertemu dengan beberapa keluarga yang keluar dari gedung utama
Balaikota. Kami pun kembali menjadi yakin bahwa gedung Balaikota masih bisa
dikunjungi.
Teras depan. |
Gedung Balaikota memiliki pola bangunan yang
menyerupai rumah tradisional Betawi. Ada teras yang luas dengan tempat duduk di
bagian depan bangunan. Masuk ke dalam, pengunjung akan tiba di ada ruang depan
yang luas. Selanjutnya ada lorong penghubung ke ruang tengah, dimana di kiri
kanannya ada ruangan-ruangan tertutup. Bedanya dengan rumah tradisional,
bangunan ini bukan tempat tinggal, melainkan tempat kerja.
Ruangan pertama yang kami kunjungi adalah Ruang Sunda
Kelapa, yaitu ruang transit tamu. Tamu
yang hendak bertemu dengan Gubernur akan diminta untuk menunggu waktunya di sini.
Di sini terdapat dua meja bundar besar dan beberapa meja sudut, dengan
kursi-kursi yang tertata rapi mengelilinginya. Di kiri dan kanan ruangan terdapat
dua cermin raksasa yang berhiaskan lambang provinsi DKI Jakarta Raya.
Ruang Sunda Kelapa. |
Ruang tengah adalah Ruang Fatahillah, yang
digunakan sebagai ruang Galeri Foto. Ruangan yang luas ini relatif kosong,
hanya berisikan beberapa barang pameran dan papan penjelasan mengenai sejarah
gedung Balaikota ini. Di sini terdapat tangga yang mengantar para pengunjung ke
ruang serba guna, yang disebut sebagai Balai Agung. Di hari-hari tertentu, di
Balai Agung dilakukan pemutaran film gratis.
Ruangan yang paling menarik diantara seluruh
ruangan yang ada adalah Ruang Rapat Pimpinan. Soalnya, di sini pengunjung boleh
foto-foto, sambil duduk di kursi Gubernur DKI Jakarta Raya! Kapan lagi bisa
mejeng di kursi gubernur?
Ruang Rapat Pimpinan. |
Selesai makan, kami foto-foto sebentar di depan
gedung Balaikota. Saat kami pulang, ibu-ibu tour guide dan rekan-rekannya juga
pulang. Rupanya kesempatan tour keliling gedung Balaikota selesai di jam 4
sore. Tapi, meskipun tour guide pulang, bukan berarti pengunjung langsung
diusir. Saat kami berjalan keluar, kami masih melihat keluarga muda yang
foto-foto di depan gedung. Mungkin area ini baru ditutup jam 5 sore.
Bagaimana caranya menuju ke Gedung Balaikota?
Ada
beberapa cara:
- Naik bus tingkat city tour dan turun di halte city tour Balaikota.
- Naik bus Transjakarta dan turun di halte busway Balaikota (K02-21). Tinggal menyeberang jalan, lalu jalan sedikit ke arah Jl. M.H. Thamrin. Gedung Balaikota ada di sebelah kiri.
- Naik bus jurusan Tanah Abang yang lewat Tugu Tani dan Jl. Kebon Sirih (mis. Kopaja 502 Kampung Melayu – Tanah Abang). Turun di perempatan Sabang/Kebon Sirih. Dari situ, jalan kaki ke arah Monas sampai di Jl. Medan Merdeka Selatan. Belok ke kanan, jalan terus saja sampai tiba di Gedung Balaikota. Lamanya jalan kaki dari turun bus sekitar 15-20 menit.
- Naik kereta/commuter line/KRL, turun di Stasiun Sudirman. Bisa ambil Metromini P15, lalu turun di perempatan Sabang/Kebon Sirih, dan jalan kaki seperti petunjuk di atas. Kalau males jalan kaki, bisa naik bus Transjakarta dan turun di halte busway Monumen Nasional (K01-14). Dari sini, tunggu saja bus tingkat city tour yang berhenti di halte Balaikota.
- Kalau naik kendaraan pribadi, bisa parkir di Lapangan Parkir IRTI Monumen Nasional (Monas). Dari sini, tinggal menyeberang jalan dan jalan kaki sekitar 10 menit.
banyak wista sejarah kalo di Jkt ya....?
BalasHapusBanyak banget! Apalagi yang terkait dengan kegiatan seputar kemerdekaan (17 Agustus) atau jaman penjajahan Belanda. Mengunjungi museum-museum di Jakarta juga seru.
Hapus