Jalan Sabang, atau Jl. H. Agus Salim. |
Jalan Sabang sudah lama dipromosikan oleh Pemda
DKI Jakarta sebagai salah satu pusat wisata kuliner. Tak salah, sih. Ada banyak
hidangan nikmat yang tersedia di sini. Dari hidangan tradisional Indonesia
sampai masakan mancanegara, dari kaki lima sampai restoran ber-AC, dari yang
relatif murah sampai yang benar-benar mahal. Lengkap. Saya juga termasuk orang
yang cukup senang makan-makan di Jalan Sabang. Berikut beberapa highlight
tempat makan menarik di jalan yang nama resminya Jl. H. Agus Salim ini:
1. Sate Kambing dan Ayam Jaya Agung
Warung sate ini terletak di ujung Jalan Sabang. Tepatnya di perempatan
antara Jl. H. Agus Salim dan Jl. K.H. Wahid Hasyim. Tempatnya strategis dan
tidak akan bisa terlewatkan, terutama karena selalu ramai dan sering kali
terlihat ada antrean orang menunggu tempat duduk. Kabarnya,warung sate ini
sudah berdiri sejak tahun 1975. Kalau menurut saya, harga sate di sini lumayan
mahal dan kurang sesuai dengan kualitasnya. Tapi, yah ... itu selera
masing-masing lidah.
2. Beirut Lebanon – Rumah makan masakan Lebanon
Baiklah, ini bukan warung murahan. Rumah makan yang biaya makan perorangnya
di kisaran ratusan ribu ini menjual hidangan khas Lebanon. Tidak banyak rumah
makan yang menyediakan masakan serupa di Jakarta, jadi para pecinta kuliner
perlu mencoba makan di sini. Masakan di sini porsinya besar, jadi sebenarnya
bisa untuk sharing. Rasanya? Kalau Anda pecinta bawang putih dan kambing,
dijamin tidak akan menyesal makan di sini. Untuk yang ingin mencoba makanan
unik, sop kambing dengan kuah yoghurt boleh dicoba ... asal tahan mental saja
waktu makan. Wakakak!
3. Kampung Kuliner Sabang
Posisinya berada di tengah-tengah jalan Sabang. Kalau dari jalan utama,
terlihat seperti sebuah gang kecil, yang dikiri-kanannya berjajar warung-warung
makan. Di sini ada beragam makanan, antara lain sate, nasi goreng, tapi
jagoannya adalah Warung Soto Ceker dan
Ranjau Pak Gendut. Soto Ceker-nya terkenal banget, dan di weekend
orang-orang bisa antre untuk makan di sini. Ceker di sini besar-besar, jadi
gurihnya lebih terasa.
Gang menuju ke Kampung Kuliner Sabang. |
4. TWII Mart (Toko Khong Guan)
Bukan tempat yang umum disambangin pecinta kuliner, sih. Tapi perlu dicatat
juga, mengingat toko ini adalah salah satu bukti kejayaan Jalan Sabang dari
puluhan tahun yang lalu. Tempatnya, menurut saya, jadul banget. Bagi penggemar
cemilan biskuit dari pabrik grup Khong Guan, silakan mampir untuk membeli
biskuit dengan harga yang relatif murah.
5. Nasi Gandul Khas Pati
Pernah makan nasi gandul? Nasi yang diberi kuah gurih ini adalah makanan
khas daerah Pati. Saya hampir-hampir tidak pernah menemui penjual makanan ini
kecuali di kios di Jalan Sabang ini. Untuk yang mau tahu rasanya, buruan datang
ke sini dan coba rasanya!
6. Pempek Cawan Putih
Rumah makan asli Palembang ini menyediakan hidangan Palembang, termasuk
pempek dan rasanya luar biasa enak! Bentuknya sih, ruko jadul, dan kalau masuk
ke sini, kesannya seperti makan di rumah makan tahun 80-an. Tapi kalau soal
rasa, boleh bersaing dengan restoran yang terlihat lebih modern.
7. Modern Bakery Sakura Anpan
Walau namanya pakai kata “modern”, toko kue ini sudah ada sejak jaman
dahulu kala. Kalau masuk ke sini, rasanya seperti masuk ke toko roti di jaman
Koes Plus masih dipenjara karena dituduh antek pro-barat. Penataan rotinya juga
jaman dulu banget. Rasanya sih biasa aja, yah. Tapi pengalaman masuk ke tokonya
itu yang unik.
8. Kedai Pelangi
Rumah makan khas makasar ini menjual berbagai hidangan Makasar. Nasi goreng
di sini warnanya merah, khas Makasar. Buat yang suka mencoba berbagai hidangan
tradisional, silakan mampir ke sini ...
9. Lapo Ni Tondongta
Ini rumah makan batak, dan menjual makanan yang mengandung babi. Rumah
makan ini tidak memasang papan penunjuk nama yang besar, jadi yang tidak tahu
tempatnya pasti kebingungan. Kalau bingung, tanya saja ke tukang parkir. Yang
jelas posisinya masih satu deret dengan rumah makan Beirut Lebanon. Rumah makan
ini termasuk rumah makan yang ramai dikunjungi orang di jam makan siang di hari
kerja. Jadi yang ingin makan siang di sini di hari kerja, siap-siap antre!
10. Beberapa warung tenda yang buka malam hari di Sabang:
a.
Warung nasi
goreng
Letaknya agak di dekat perempatan antara Jl. H. Agus Salim dan Jl. K.H.
Wahid Hasyim. Warung nasi goreng ini menjual beragam macam nasi goreng, jadi
tinggal dipilih sesuai selera. Selain di sini, ada beberapa tempat yang juga
menjual nasi goreng di Jalan Sabang, tapi menurut saya tidak seenak warung ini.
b.
Penjual jus
dan sop buah
Ada banyak warung jus buah di Jalan Sabang malam hari. Tinggal dipilih
saja. Harganya lumayan mahal untuk ukuran jus, dan biaya nongkrong di sini bisa
lebih mahal lagi karena setiap lima menit ada pengamen yang datang. Tapi kalau
memang mau menikmati suasana Sabang di malam hari, patut dicoba.
c.
Gerobak sate
Di ujung jalan Sabang di malam hari, banyak berjajar gerobak penjual sate.
Kadang-kadang, saya rasa sate yang dijual di gerobak ini lebih enak
dibandingkan sate yang dijual di rumah makan beneran di dekatnya. Paling tidak,
antara harga dan rasa sebanding.
Warung jus di malam hari. |
11. Cafe dan rumah makan tempat nongkrong
Diluar masakan-masakan khas di atas, ada juga cafe-cafe tempat nongkrong dan
rumah makan biasa seperti Dunkin Donuts, Hoka-Hoka Bento, Eatology, Kopi Oey,
Sere Manis, dan beberapa rumah makan Padang.
Jalan Sabang dari sisi lain. |
Cara menuju ke Jalan Sabang:
Hanya ada satu bus yang melewati Jalan Sabang,
yaitu Metromini P15 jurusan Senen – Setiabudi. Tapi kalau tidak bisa naik bus
ini, ada beberapa alternatif:
- Naik Transjakarta, turun di halte busway Sarinah K01-12. Halte ini merupakan bagian dari Koridor 1 yang melayani rute Blok M – Kota. Dari halte ini masih jalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai di Jalan Sabang.
- Naik bus jurusan Tanah Abang yang lewat Jl. M.H. Thamrin, atau bus lain yang lewat Jl. M.H. Thamrin. Kendaraan umumnya sama seperti keterangan transportasi menuju ke IFI Thamrin di sini, karena memang Jalan Sabang letaknya relatif dekat dengan IFI Thamrin. Dari tempat turun bus, masih jalan kaki sekitar 10 menit.
- Untuk yang naik kendaraan pribadi, bisa lewat Jl. M.H. Thamrin dan belok di sebelah Gedung Sarinah, atau kalau dari Gereja Katholik Theresia tinggal lurus saja ke arah Monas. Jalan Sabang sempit dan untuk dua arah, jadi jangan heran kalau lalu lintasnya sering kacau. Di Jalan Sabang parkirnya bisa bayar pakai Flazz atau kartu pengganti tunai lainnya. Harga parkir Rp 5.000,- untuk satu jam pertama, terus ada biaya lagi untuk jam-jam berikutnya.
mantab infonya, klo pas main ke jawa jangan lupa mampir ke Muncar Banyuwangi ya
BalasHapusWarung Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut top markotop
BalasHapusKopi Sabang 16 dan Warung Pak Gendut mantap tuh. Penasaran sama Pempeknya enak ya disana?
BalasHapus-M.
https://inklocita.blogspot.co.id/2016/12/jakarta-sebelum-tertidur.html
Pempek enak tuh. Rumah makan itu sudah ada dari jaman dulu deh.
HapusWaahhh mantap nh infonya
BalasHapusKalau saya sh lebih suka makan di seremanis tempatnya asik dan nyaman dan masakannya pas dengan lidah saya...
Seremanis makanannya enak juga. Ada tempat nonton barengnya juga kan ...
Hapusbener mbak pempeknya memang paling mak nyus... tapi masih banyak yg blum saya coba, bisa jadi referensi nih kalo saya kesana lagi hehehe
BalasHapusJalan Sabang memang diarahkan untuk menjadi tempat wisata kuliner. Di dekat situ juga ada Jalan Jaksa dan Jalan Kebon Sirih. Nasi goreng Kebon Sirih tuh okeh banget - mau makan di emperan pinggir jalan saja antrenya bareng ama orang-orang bermobil mewah.
HapusPernah makan malam satu kali di kawasan jalan sabang ini, tapi lupa waktu itu makan apa dan dimana ya? :D
BalasHapusSalam
-Traveler Paruh Waktu
Jiah ... Coba diingat-ingat, di jalan Sabang bukan? Siapa tahu lupa juga. :D
Hapuswah wah wah... yang bikin penasaran no. 2 & 5. Apalagi dengan nama unik "Nasi Gandul"
BalasHapusAnyway thanks ya infonya
Nasi gandul itu khas Pati, lho. Menurut gue sih, rasanya enak. Apalagi kalau dimakannya panas-panas.
Hapuswah terima kasih infonya mbak, Malming jalan ah...Postingan informatif dan bermanfaat.
BalasHapusSilakan dicoba kulinernya...
HapusHaii sist, setelah saya baca artikel/review pembahasan yang telah kamu ulas sangat keren dan menarik banget untuk pembaca. Info yang disadur juga sangat lengkap, saya setia membaca artikel selanjutnya ya. ^_^
BalasHapus====
Advertisement : Ada Cara Termudah untuk menemukan cara apapun yang berguna buat kamu!
==================
Terima kasih sudah berkunjung!
Hapusternyta banyak juga ya kak aneka kuliner di jalan sabang ini, kapan kapan boleh ane coba kak penasaran sama aneka makanan disana :)
BalasHapusIya... memang banyak tempat makan di sini.
Hapussoto ceker dan ranjau pak gendut di jalan sabang recomended deh...makyus
BalasHapusTop!
HapusWah, udah lama ga muterin Jalan Sabang hehehe. Kepengen coba makanan Lebanon nih spalnya belom pernah. Suka bawang2an akuh tapi kambing ga hhhmm, daging sapi ada ga yah? wkwkwkwkw
BalasHapusWah... kebanyakan sih kambing. Tapi ada masakan sapi juga kok.
HapusPenasaran sama Kedai Pelangi. Mau coba nasi goreng Makasar yang nasinya berwarna merah. Enak kayaknya hihihii.... Makanan Makassar pake sambel juga ga sih? :D
BalasHapusAda sambalnya kalau mau. Tapi aslinya sih makanannya nggak terlalu pedas.
HapusI can describe my experience of visiting Jalan Sabang in two words "bright emotions" there are a lot of friendly people and tasty food.
BalasHapusWell, some of them people are just too friendly to be true. However, nothing beats the food on Jalan Sabang.
Hapusmau makan apa tinnggal pilih ya mbk, dari yang murah sampai yang mahal, dari yang agak jadul sampai modern. kalau saya kesana kayaknya bakal kekenyangan. mau coba semuanya 😁
BalasHapusWakakak! Asal betah nyobain dari ujung satu ke ujung lainnya, ya. Soalnya penjualnya banyak banget!
Hapus