Ke mana hari Minggu pagi? Buat yang mau jogging,
sepedaan, atau cuma jalan-jalan santai, tidak perlu diragukan lagi, pasti sudah
meluncur ke Jl. Jend. Sudirman/Jl. M.H. Thamrin. Car Free Day, dong! Kegiatan
ini sudah berlangsung sejak tahun 2002 sampai sekarang. Wow! Nggak bosen, tuh,
jalan kaki dan sepedaan cuma di sepanjang Jl. Jend. Sudirman/Jl. M.H. Thamrin?
Nggak mau coba alternatif lain?
Padahal, cukup dekat dengan Bunderan HI, tepatnya
di sekitaran Menteng, ada banyak tempat jogging dan sepedaan yang bisa
dikunjungi. Tentunya tidak bebas kendaraan bermotor. Tapi di hari Minggu pagi,
area ini relatif lengang dari kendaraan bermotor.
Nah, kali ini penulis hendak berbagi tentang rute
jalan di area Menteng yang bisa dijadikan alternatif jalan-jalan, kalau sudah
bosan dengan Car Free Day biasa.
Jl. Purworejo, langkah awal perjalanan kita. |
Nama walking trail kali ini adalah Menteng City
Parks, atau Taman-Taman Kota di Menteng. Kenapa? Karena alur jalan
kaki/sepedaan ini memang disusun sehingga orang bisa mengunjungi taman-taman
kota di area Menteng.
Perjalanan dimulai dan diakhiri dari halte busway
Tosari (K01-10). Buat yang belum tahu, halte busway Tosari adalah halte pemberhentian
bus Transjakarta yang paling dekat dengan mall Grand Indonesia. Kenapa mulai di
sini? Karena tempat ini adalah titik yang paling strategis dalam hal
transportasi umum. Dari Stasiun kereta Sudirman, cukup jalan kaki 5 menit. Dari
halte busway Dukuh Atas 2 (K06-20) juga cukup jalan kaki 5 menit. Jadi yang
datang dari Ragunan atau Pulo Gadung, tidak perlu repot-repot transit ke halte
Dukup Atas 1 (K01-09); bisa langsung mulai pemanasan jalan kaki.
Dari halte Tosari, langsung saja menuju ke Jl.
Purworejo, tepat di sebelahnya Gedung The City Tower (yang ada tulisannya
ICBC). Di jam pulang kerja jalan ini termasuk macet. Tapi di hari Sabtu dan
Minggu jalan ini tidak terlalu ramai. Yang saya senangi dari jalan ini adalah
pohon-pohonnya yang rindang dan adanya trotoar yang bersih. Boleh lah, jalan kaki di sini.
Di ujung Jl. Purworejo, kita dapat melihat halte
busway Latuharhari (K06-18). Nah, di dekat halte busway ini, ada sepetak tanah
yang ditanami rumput hijau dan dihiasi tanaman-tanaman hias. Ini adalah Taman
Viaduct Latuharhari. Untuk yang jalan kaki, lebih baik belok kiri untuk potong
jalan langsung menuju taman-taman tujuan. Untuk yang naik sepeda, terpaksa
harus belok kanan mengikuti Jl. Latuharhari.
Halte busway dan Taman Viaduct Latuharhari. |
Buat yang naik sepeda, ikuti saja rel kereta api,
dan belokan ke kanan yang kedua, langsung belok yah. (Tapi kalau keterusan juga
tidak apa-apa, karena hampir semua belokan di situ menuju ke titik yang sama,
yaitu Masjid Agung Sunda Kelapa.)
Yang jalan kaki, bisa terus berjalan menuju Jl HOS
Cokroaminoto. Di seberang jalan ada Instituto Italiano Di Cultura, alias Pusat
Kebudayaan Itali. Tapi kita tidak ke situ. Kita cari zebra cross, yah.
Menyeberang di zebra cross, lalu belok kanan ke Jl. Dr Kusuma Atmaja. Ini jalan
satu arah. Tapi tenang saja, pejalan kaki tidak perlu mengikuti aturan itu.
Hehehe ... Jl. Dr Kusuma Atmaja ini rindang karena banyak pohon. Rumah-rumah di
sini besar-besar, biasanya kepunyaan orang-orang kaya jaman dulu. Jadi jangan
sembarangan foto-foto di sini.
Di ujung jalan, kita akan melihat persimpangan
yang rumit banget. Ada beberapa jalan yang bermuara di situ. Di seberang, kita
akan melihat gedung tinggi yang bertuliskan “Rumah Sehat Baznas MASK”. Ini
rumah sakit yang memberikan pelayanan bagi masyarakat yang kurang beruntung.
Rumah sakit ini ada di kompleks Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK). Untuk yang
berminat untuk mampir, bisa menyeberang jalan dulu dan mengunjungi masjid ini.
Untuk yang cuma mau mampir makan juga bisa, karena di luar area MASK ini ada
tenda-tenda pedagang kaki lima.
Taman Suropati yang banyak dibicarakan itu ... |
Dari Masjid Agung Sunda Kelapa, kita cukup
mengikuti Jl. Taman Sunda Kelapa untuk tiba di Jl. Diponegoro. Kalau kita
berdiri di perempatan lampu merah, maka kita bisa melihat Gereja GPIB Paulus di
sebelah kiri kita, dan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
di kanan kita. Di depan kita ada tembok tinggi yang dijaga oleh banyak kamera
dan ada polisinya; nah, itu adalah tempat kediaman Duta Besar Amerika. Tapi kita
tidak menuju ke satupun dari tempat-tempat itu.
Waktu menyeberang, boleh melihat ke kanan
sebentar. Di tengah jalan ada patung Pangeran Diponegoro sedang bersiap
menombak. Patung itu dibangun di tengah kolam, dan dikitari oleh tanaman hias
yang ditata dengan indah. Kalau berminat untuk foto-foto, baik taman kecil
ataupun patung Pangeran Diponegoro ini bisa menjadi obyek foto yang menarik.
Melewati Patung Pangeran Diponegoro, kita akan
tiba di sepetak taman yang rindang dan asri. Inilah Taman Suropati. Ada banyak
kegiatan yang dilakukan sini, dari pelatihan biola, pelatihan yoga, sampai acara
kopi darat komunitas-komunitas dunia maya. Di sini ada jogging track dan ada
jalan bebatuan (buat yang suka terapi jalan kaki tanpa alas di atas batu-batu).
Taman Situ Lembang. Nggak seperti di Jakarta, kan? |
Dari Taman Taman Suropati, kita berbelok menuju ke
Jl. Syamsu Rizal. Tepat saat masuk ke Jl. Syamsu Rizal, boleh perhatikan di
sebelah kiri , ada rumah indah berwarna putih dengan pagar rendah yang dijaga
ketat. Ini adalah Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta. Aturan umum di areal
Menteng adalah, jangan sembarangan foto-foto. Jadi, saya juga tidak pernah
mencoba foto-foto di daerah sini.
Di Jl. Syamsu Rizal, ketika ada belokan ke kiri
pertama, langsung belok kiri. Jalan lurus sedikit, dan kita akan tiba di Taman Situ
Lembang. Taman Situ Lembang memiliki situ-situ yang selalu dipenuhi bunga
teratai berwarna warni. Tempat ini adalah salah satu tempat favorit memancing,
dan memang di sini disediakan area khusus untuk para pemancing.
Taman Kodok yang, er... banyak patung kodok. |
Dari Taman Situ Lembang, kita berjalan ke arah
utara melewati Jl. Lembang. Lurus saja. Maka kita akan tiba di Jl. Prof. Moh.
Yamin. Di seberang jalan ada kali kecil yang dipenuhi pepohonan. Ini adalah
Kali Gresik. Jalan yang sejajar dengan Jl. Prof. Moh. Yamin di seberang kali
itu adalah Jl. Sutan Syahrir. Nah, dari sini kita belok kiri saja dan berjalan
tenang di bawah pohon-pohon rindang. Jalan ini relatif ramai, dan dilalui bus.
Jadi harus hati-hati. Kita harus menyeberangi satu perempatan, dan tetap
berjalan lurus ...
... sampai kita melihat ada lapangan basket di
kiri jalan. Nah, saudara-saudara, ini adalah Taman Menteng yang terkenal itu. Bagian
belakang dari Taman Menteng memang dibangun menjadi tempat olah raga. Tapi kita
tidak ke situ dulu. Kita belok kiri, masuk ke Jl. Kediri. Di ujung Jl. Kediri, tepatnya
di persimpangan dengan Jl. Sidoarjo, ada taman kecil yang disebut sebagai Taman
Kodok. Mungkin nama ini disebabkan oleh adanya patung kodok di situ. Entahlah.
Tempat ini sering menjadi tempat bersantai orang-orang yang habis berolah raga
di Taman Menteng. Dari Taman Kodok, kita langsung saja masuk ke Taman Menteng.
Taman Menteng. |
Keluar lagi di Jl. Prof. Moh. Yamin, kita
menyeberang perempatan lampu merah dan terus melewati jalan yang rimbun dan sejuk.
Di ujung jalan, kita harus menyeberang jalan dan lalu mengambil jalur yang di
sebelah kanan kali. Soalnya, sebelah kanannya ditutup untuk alasan keamanan.
Yup. Itu adalah jalan masuk ke kompleks Kedutaan Inggris Raya. Dan ini adalah
tanda bahwa kita sudah dekat dengan Bundaran HI.
Kalau berjalan kaki di waktu Car Free Day, jalan
yang di sebelah kanan kali akan penuh dengan mobil parkir. Di hari biasa, jalan
ini relatif sepi. Setelah melewati Hotel Pullman di kanan jalan, kita akan
disambut dengan Patung Selamat Datang di Bundaran HI. Yeah, kita sudah kembali
ke Jl. Jend. Sudirman/Jl. M.H. Thamrin. Tinggal belok kiri saja, kita akan
kembali ke titik nol kita, yaitu halte Busway Tosari.
Patung Selamat Datang di Bundaran HI. |
Waktu saya uji trayek, saya menghabiskan waktu dua
jam untuk menjalani seluruh trail tadi dengan berjalan kaki. Itu dengan jalan
santai dan diselingi minum makan yah. Kalau naik sepeda, mungkin bisa lebih cepat.
Lumayan kan, buat olah raga, sekaligus lihat-lihat pemandangan hijau di tengah
kota Jakarta. Penjelasan ringkas untuk Trail ini ada di posting selanjutnya.
Stay tuned!
0 Komentar:
Posting Komentar