Perayaan ulang tahun Jakarta yang ke-487 ini bisa dikatakan meriah. Dari
hari Sabtu malam, 21 Juni 2014, sampai dengan Minggu malam, 22 Juni 2014, ada
banyak acara yang seru! Pusat seluruh kegiatan ulang tahun Jakarta ada di Jl.
M.H. Thamrin, mulai dari Monas sampai Bundaran HI. Sebagai warga Jakarta,
tentunya saya juga turut memeriahkan pesta ulang tahun ini dengan datang
sebagai pengunjung. Ini dia kisahnya.
|
Kapan lagi, jalan di tengah Sudirman di malam hari sambil nyamil siomay? |
Menurut informasi yang ada di media, mulai jam 18:00 area Sudirman –
Thamrin ditutup. Dan ... mulai jam 18:00 busway gratis. Untuk “menguji”
kebenaran berita ini, maka sebelum jam enam sore saya sudah sampai di Semanggi
Plaza, siap-siap menuju Monas. Begitu jam di hape menunjukkan pukul enam sore,
saya melangkah menuju ke halte busway Bendungan Hilir. Saat saya mulai
berjalan, polisi sedang mulai menutup jalan dari kendaraan – dengan memarkirkan
mobil polisi secara melintang di jalur cepat dan mengarahkan mobil dan sepeda
motor untuk memasuki jalur lambat. Dalam hati, beruntung juga kalau naik Transjakarta,
tidak ikut bermacet-macet ria di jalur lambat. Tapi begitu sampai di loket halte
busway ...
|
Pengumuman di loket halte busway. |
Busway cuma beroperasi sampai halte Karet. Yah, kalau itu sih nggak ngefek!
Maka saya memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju ke Monas.
Karena saya mulai berjalan tepat sesudah polisi menutup jalan, maka saya
bisa berlenggang kangkung di tengah jalan bahkan tanpa perlu berkelit
menghindar dari pejalan kaki dan pengendara sepeda lain. Jalanan serasa milik
sendiri! Cuma ada satu orang bapak-bapak yang juga berjalan di situ, dan dia
masih sempat-sempatnya minta tolong difotoin pakai hapenya, katanya, “Mumpung
masih sepi, Mbak.” Halah ...
|
Yang sedang berjalan di depan itu sempat minta difotoin ... >_< |
Di trotoar jalur lambat, berbaris pedagang kaki lima, menarik gerobak dan
mengangkat barang dagangan, bergerak menuju ke arah Bundaran HI. Walau membawa
barang dagangan, mereka berjalan lebih cepat dari saya, loh. Sementara itu, di
jalur busway petugas dari Transjakarta sudah bersiap untuk patroli dengan
menggunakan sepeda.
|
Pasukan sepeda bersiap mengamankan jalan. |
Sampai di daerah landmark, dekat BNI City, kendaraan yang ada di jalur
lambat dibelokkan untuk keluar Sudirman. Belasan polisi ada di situ untuk
memastikan tidak ada kendaraan (terutama sepeda motor) yang bisa lolos dan
memasuki Jalan Sudirman. Salah satu polwan berteriak-teriak dengan pengeras
suara, mengumumkan kepada pengendara kendaraan bahwa Jalan Sudirman Thamrin
ditutup, sekaligus menginformasikan jalan-jalan alternatif yang tersedia.
|
Salah satu panggung di Bundaran HI. |
Lumayan juga satu jam berjalan kaki dari Semanggi ke Bundaran HI. Di area Bundaran HI sudah mulai banyak orang berkerumun. Panggung sudah
mulai hidup, diisi dengan artis-artis dan juga para MC yang cerewet. Pedagang
kaki lima sudah mulai menggelar dagangan mulai dari patung Sudirman. Semakin ke
arah Bundaran HI, semakin banyak pedagang. Saya mampir sebentar ke Grand
Indonesia untuk bertemu dengan teman-teman. Lalu kami mulai berjalan bersama ke
arah Monas.
Jumlah total panggung di acara Jakarta Night Festival (JNF) ini ada
sembilan. Dua di areal Bundaran HI, enam di sepanjang jalan Thamrin, dan satu
di pelataran Monas. Ada panggung dangdut, ada panggung rock, ada panggung
akustik tradisional, dan ada panggung betawi. Panggung yang ada di Monas adalah
panggung artis ibukota (ini nama panggungnya yah) Phillips-RCTI. Sudah pasti
panggung yang ada di Monas yang paling banyak penontonnya dan yang paling
meriah, baik dari tata cahaya, dekor panggung, dan juga artis-artis yang
tampil. Tapi panggung di jalan juga tidak kalah meriah.
|
Salah satu panggung dengan aksi penyanyi dangdut. |
|
Salah satu panggung dengan pertunjukan lenong plus lomba karaoke jadul. |
|
Salah satu panggung dengan tampilan group perkusi tradisional. |
|
Panggung utama di pelataran Monas. Ini waktu yang main Sheila on 7. |
|
Khusus di malam ulang tahun Jakarta ini, Transjakarta beroperasi sampai
dengan jam 12 malam. Mengingat panggung selesai jam 11, wajarlah pemerintah
membantu transportasi kepulangan para penonton. Hadeuh ... lima jam jalan kaki dan
berdiri-berdiri untuk menonton panggung. Capek. Tapi yang penting, senang!
|
Pulang, pulang! |
0 Komentar:
Posting Komentar