Bukittinggi
Gulai Tambusu
Tempat : Nasi Kapau Uni Lis,
Pasar Ateh, Bukittinggi
Gulai tambusu adalah gulai usus
sapi yang diisi kocokan telur berbumbu. Kuahnya kental dan berbumbu sekali.
Jujur saja, saya agak eneg makan satu porsi gulai tambusu. Porsinya besar dan
padat. Apalagi kuahnya kental dan berasa rempah sekali. Kalau cuma separuh
porsi mungkin enak – kalau kebanyakan, nafsu makan jadi menurun.
Katupek Pical
Tempat : Katupek Pical Ni Tina,
Los Lambuang, Pasar Ateh, Bukittinggi
Sebenarnya ini adalah ketupat
sayur, diberi mie kuning, disiram campuran kuah kacang dan kuah gulai, serta
ditaburi kerupuk merah. Untuk saya rasanya juga terlalu eneg. Tapi mungkin
karena saat itu sudah kekenyangan dengan gulai tambusu. Rasanya juga agak
pahit, mungkin pengaruh sayur yang ada di dalamnya. Mungkin kalau suatu saat
nanti ada kesempatan ke Los Lambuang, harus mencoba katupek pical di warung
yang lain untuk menjadi pembanding.
Cindua Langkok
Tempat : Cindua Langkok Uncu
Nelli, Los Lambuang, Pasar Ateh, Bukittinggi
Cindua langkok isinya cendol,
lopis, dan durian – disiram santan dan gula aren. Cindua langkok disajikan
dengan es serut. Langkok artinya lengkap, mungkin maksudnya isinya
bermacam-macam. Rasanya manis dan menyegarkan. Kabarnya, cindua langkok Uncu
Nelli ini adalah salah satu warung cindua langkok yang paling enak di daerah
ini. Kurang lengkap jalan-jalan ke Bukittinggi tanpa mencoba cindua langkok
ini.
Sate Padang (a la Bukittinggi)
Tempat : Pondok Sate Padang
Patimura (gerobak), Taman Wisata Jam Gadang, Bukittinggi
Waktu di Padang saya makan sate
danguang-danguang, eh ... di Bukittinggi malahan makan sate padang? Yah, tapi
sate padang di sini tidak sama dengan sate padang yang ada di jakarta. Dagingnya
tidak dimasak selama sate padang di Jakarta, jadi masih lebih keras dan
berserat – seperti daging sate Madura. Tapi bumbunya tetap bumbu padang.
Bumbunya enak banget, harus dicobain!
Roti Talua
Tempat : RM. Selamat, JL. A.
Yani, No. 19, Bukittinggi
Letak rumah makan ini hanya 10
menit jalan kaki dari Jam Gadang. Rumah makan ini menjual berbagai makanan khas
Sumatera Barat, tetapi yang kami beli di sini adalah roti talua. Roti talua
adalah french toast, yaitu roti tawar yang digoreng dengan telur. Roti talua
bisa ditaburi coklat, keju, atau diberi selai sesuai dengan permintaan
pelanggan. Rasanya enak. Jadi pengin cari, ada nggak yah yang jualan roti talua
di Jakarta?
Itiak Lado Mudo
Tempat : Lesehan Lansano Jaya,
Jl. Raya Lambah – Maninjau Lambah,Bukittinggi
Sebenarnya, karena kesorean, kami
kehabisan itiak lado mudo ini. Yang tersisa tinggal limpa dan leher itiknya.
Berhubung saya penasaran dengan bumbu lado mudo ini, walaupun sebenarnya
hampir-hampir tidak pernah makan leher itik, kami pun membeli satu porsi leher
itik. Gulai lado mudo sebenarnya adalah bumbu gulai dengan cabe hijau. Tapi
jangan salah, walaupun cabenya banyak dan bumbunya hijau, rasanya manis dan
sedap sekali – tidak terlalu pedas. Paling tidak, kami sudah pernah makan itiak
lado mudo, walau hanya lehernya saja. Hahaha!
Pantai Carocok
Gulai Kepala Ikan Karang
Tempat : Rumah makan tepat di
sebelahnya penjualan tiket masuk Pantai Carocok (Maaf yah, yang ini lupa
dicatat namanya.)
Gulai ikan karang nampaknya
adalah makanan yang sangat populer di daerah Painan. Begitu mendekati Pantai
Carocok, hampir semua rumah makan di pinggir jalan raya menawarkan masakan ini.
Ikan karang yang disajikan memang gurih dan dagingnya empuk sekali. Kuah
gulainya sangat berbumbu. Ini adalah salah satu masakan favorit saya selama
berwisata di Sumatera Barat kemarin. Biasanya saya paling tidak suka makan
kepala ikan yah, tapi kemarin bisa habis! Walau Pantai Carocoknya tidak terlalu
bagus, maksudnya biasa saja, tapi kalau untuk wisata kuliner bolehlah saya berkunjung
ke sini lagi.
Pepes Ikan Karang
Tempat : Sama dengan tempat makan
gulai ikan karang
Pepes ikan karang khas daerah
Painan berbeda dengan pepes ikan di tempat lain. Bumbunya segar, pakai tomat,
dan ikannya empuk sekali. Pepes ini jadi rebutan diantara kami (penulis dan
teman-temannya) karena rasanya enak sekali. Hahaha!
Oleh-Oleh
Ada beberapa oleh-oleh yang
dibawa pulang, baik untuk dimakan ataupun dibagi ke orang lain. Kalau yang
diberikan ke orang lain, tidak akan dibahas di sini. Ini untuk makanan favorit
yang dibawa pulang untuk dikonsumsi sendiri. Kalau suatu saat ke Padang lagi,
pasti akan beli lagi makanan-makanan ini:
Keripik Sanjai Balado Hijau
Tempat : Ummi Aufa Hakim, Jl.
Soekarno-Hatta, Gantiang, Bukittinggi
Keripik singkong yang diberi
bumbu balado dengan cabe hijau. Rasanya manis, tidak terlalu pedas. Pas banget.
Dibandingkan kripik sanjai balado merah, saya jauh lebih suka keripik sanjai
balado hijau. Kuliner khas desa Sanjai ini memang bisa dimodifikasi dengan
berbagai bumbu. Selain bumbu balado yang “biasa”, kripik sanjai juga bisa
diberi tambahan bumbu lain, misalnya durian.
Kopi Kawa Daun
Tempat : Toko Kripik Balado
Christine Hakim, Jl. Nipah 38, Padang
Alkisah, di jaman penjajahan
Belanda, dataran tinggi Tanah Datar ditanami kopi, namun penduduknya dilarang
untuk minum kopi. Oleh sebab itu, penduduk setempat kemudian memanfaatkan daun
kopi untuk dijadikan minuman. Rasanya lebih mirip teh, tapi aromanya aroma
kopi. (Bingung, kan? Makanya cobain aja dulu ... )
Rendang Paru Kering
Tempat : Toko Kripik Balado
Christine Hakim, Jl. Nipah 38, Padang
Rendang paru yang saya beli
adalah hasil konsinyasi/titipan produksi lain. Kebetulan saja belinya di
tokonya Christine Hakim ini. Tidak perlu dijelaskan lagi, rendang kering dari
Padang sudah dikenal kenikmatan rasanya. Di tempat yang sama, saya juga membeli
kripik balado (yang merknya Christine Hakim). Rasanya enak, tapi karena untuk
bagi-bagi dengan teman-teman, maka tidak saya jelaskan di sini.
Kalau ada kesempatan jalan-jalan
ke Padang, jangan ragu-ragu untuk mencicipi makanan yang ada. Beneran, nggak
ada duanya wisata kuliner di Sumatera Barat!
(selesai)
sudah lama tak mencoba keripik paru huhu
BalasHapusPaket Wisata Dieng